Save Me, Save You : 9

4.1K 434 76
                                    

Hari minggu.

Adalah hari dimana orang-orang mengistirahatkan waktunya setelah sekian lamanya mereka bekerja, belajar dan hal sebagainya yang menguras keringat juga tenaga.

Mereka memilih menghabiskan waktunya untuk pergi ke taman hiburan, tamasya ke suatu tempat, atau bahkan bergelung diatas kasur.

Ah, mungkin opsi yang menggambarkan dirinya saat ini adalah opsi yang paling terakhir.

Jauh sebelum matahari muncul menggantikan bulan setengah hari malam diufuk timur, ia sudah bangun terlebih dahulu.

Bukan berarti dia memiliki suatu urusan atau hal yang mengharuskannya bangun pagi-pagi dihari liburnya ini.

Ia hanya begitu betah dan sibuk mengagumi sosok didepannya yang masih tertidur tenang di alam mimpinya dengan nafas teratur.

Bak dewi aphrodite yang begitu cantik dan menawan tengah tertidur damai tanpa siapapun yang niat untuk mengganggunya.

Tapi itu beda lagi jika dirinya. Tangannya terangkat mengusap salah satu anggota tubuhnya yang terasa kenyal dan lembut. Ia  lakukan berulangkali kali seolah itu kegiatan favoritnya.

"Haruto eungh~ jangan menggangguku"

Haruto tersenyum melihat bagaimana bibir merah itu berbicara tapi matanya enggan terbuka.

"A-anghh berhenti meremas pantatku!" pekik Junkyu akhirnya yang jengkel acara tidurnya terganggu.

Haruto menatapnya datar seolah tak ada kesalahan apapun terhadapnya. "Kenapa? Apa ada yang salah dari hal itu?" tanyanya.

Junkyu mengerutkan dahinya dengan mencebikkan bibirnya sebal. Serius, Haruto menanyakan hal seperti itu yang jelas-jelas ia meras terganggu?

"Tentu saj—

"Baiklah. Kalau begitu biarkan aku memasukimu dipagi ini" sahut Haruto memotong perkataannya.

Matanya membulat terkejut lalu tubuhnya beringsut menjauh namun sayangnya Haruto dengan sigap memeluk perutnya dengan erat.

"Bagaimana sayang?"

Ini gila.

Dipagi hari ini, Junkyu sudah dibuat jantungan oleh kekasihnya sendiri. Mendengar bisikan suara serak dan basahnya yang membuat aliran darahnya merasa merinding.

Begitupun remasan pada pantatnya yang semakin menjadi-jadi. Junkyu bukan anak kecil lagi untuk mengetahui apa sesuatu yang keras mengenai paha dalamnya.

Pemuda manis itu masih terdiam untuk memikirkan jawaban apa yang hendak ia lontarkan pada Haruto tanpa merugikan dirinya sendiri.

Mendengar suara resleting celana yang terbuka dari arah belakang membuat Junkyu semakin terkejut.

"Kau boleh ugh— b-boleh meremas pantatku"

Selepas mengatakan hal tersebut, Junkyu menutupi wajahnya dengan telapak tangan karena merasa malu dan terkejut mengapa ia bisa berkata hal mesum seperti itu.

Haruto menyeringai begitu puas terhadap apa yang diberikan. Maka celana pendek menutupi pantat yang sedari tadi ia mainkan pun dilepasnya dengan cepat.

"Eumhh" Junkyu memejamkan matanya erat dan mendesah lembut merasa geli akan remasan pada pantatnya.

"Good choice. But—"

Junkyu mengernyitkan dahinya masih menunggu ucapan Haruto yang terkesan menggantung.

"The best choice is to morning sex until I'm satisfied"

Yeah, tak ada jawaban yang menguntungkan bagimu, Junkyu.

Can't Control Myself [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang