Disclaimer⚠️
Cerita ini adalah karya fiksi, kepercayaan, latar tempat, organisasi, atau bahkan alur cerita jika ada persamaan hanya suatu kebetulan. Karakter tokoh pada cerita ini tidak bersangkutan pada kehidupan nyata. Cerita ini mengandung kata kasar, kekerasan, konsumsi rokok, dll.
Bijaklah dalam membaca!!!
☬
Dua hari kemudian.
Mark dan Jeno keduanya selalu kesini, sudah ketiga kalinya Mark mengajaknya ke rooftop entah apa alasannya lelaki dengan kalung salib tersebut tak ingin mengatakan apa alasan sebenarnya dengan embel - embel mengajak Jeno untuk menghisap batang nikotin. Jeno masih menikmati bagaimana angin yang menerpa wajah tampannya tanpa beban, sedangkan Mark benaknya terus saja memikirkan apakah sosok yang ia tunggu akan datang kesini sejak dua hari lalu.
“Menunggu lama?” tanya Haechan, menghisap sebuah lidi, tangan yang ia masukan kedalam saku. Ia tak sendiri, melainkan bersama Renjun yang sedang memakan permen karet dengan tangan yang bertumpu pada pundak Haechan.
Mark dan Jeno memutar balik tubuh mereka, menatap sumber suara, Mark tersenyum tipis, ia dapat bernafas lega karena Haechan menerima ajakannya. Sedangkan Jeno, ia mengernyitkan dahinya heran, lalu menatap Mark meminta penjelasan kepada sang ketua.
“Tunggu dua orang lagi.”
“Aku benci mengatakannya, tapi terima kasih telah menunggu.” ucapnya, Chenle dan Jisung yang baru saja sampai di rooftop, Chenle dengan kaca mata hitamnya, dan Jisung dengan kaca mata bening yang bertengger di batang hidung. Jeno semakin di buat heran oleh semua ini, Chenle? Haechan? Apa maksudnya ini? Jeno hanya mampu menunggu penjelasan dari Mark.
“Basa - basi atau langsung?” Mark bertanya meminta persetujuan.
“Kita tak punya banyak waktu.” ucap Jisung. Dan, disetujui oleh yang lainnya.
“Kalian punya dendam tersendiri dengan SMA Gyeonhyeo. Atau lebih tepatnya pada Jeong Hyewook. Aku tak memaksa kalian untuk memberi tahu dendam kalian apa, karena itu privasi. Aku hanya ingin menawarkan sesuatu hal yang menarik, dan mampu membuat kita untung bersama.” ucap Mark memulai topik pembicaraan yang serius.
“Kerja sama, komplotanku, komplotanmu jadi satu untuk menyerang komplotan Hyewook. Chenle dan Jisung bergabunglah, agar dendammu terhadap Hyewook terbalaskan.”
“Sebenarnya aku dan Jisung bisa mengatasinya berdua. Namun, kita kalah jumlah.”
“Jumlah anggota komplotan Jeong Hyewook begitu banyak, tak hanya banyak namun juga kuat akan bela diri. Pertahanan mereka, kecepatan mereka, bagaimana mereka mengetahui posisi yang seharusnya.” Timpal Jisung.
“Jika di gabungkan, mereka kalah jumlah, tapi masalah kekuatan mungkin sama rata, dan bisa jadi akan banyak yang terluka.” lanjut Jisung. Mengambil batang nikotin yang Jeno hisap, kemudian ia menghisapnya. Jeno jelas terbelalak. Hey, Ia baru kelas dua tapi sudah menghisap batang nikotin?! Jeno cukup terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADES | NCT DREAM
Short StoryMereka terkenal tidak pernah akur tetapi jarang sekali melakukan yang namanya pertengkaran, hanya saja perang dingin selalu terjadi ketika mereka berpapasan. Sampai suatu kala, entah apa masalahnya lelaki tan meninju kedua musuhnya tanpa henti, hing...