[4] Putra Mahkota

2.3K 300 9
                                        

Jangan lupa vote sama komennya

Typo: Anugerah

Happy Reading

***

Seperti sebuah mimpi buruk. Jaemin merasa dirinya memang dikutuk, bagaimana bisa penyerangan terjadi saat ia tengah menanti dengan gembira sebuah ikatan pertunangan dengan seseorang yang menjamin hidupnya bak di negeri dongeng.

"Paman bohong.." desis Jaemin, baru saja ia tiba di kediaman Duke, ia harus kembali ke istana dengan jasad orang tuanya juga kembarannya yang masih tidak sadarkan diri.

Tubuh Jaemin terasa lemas, bukan pertemuan ini yang Jaemin mau. Jaemin terisak hebat.

"Maaf, Jaemin.. kita harus segera kembali ke istana untuk upacara pemakaman, kita juga harus bersiap dengan peresmian putra mahkota untuk pengangkatan calon raja.." kata Marquess Adalgiso tegas. Marquess Adalgiso tiba beberapa jam saat jasad Raja dan Ratu ditemukan. Langsung bertindak tegas sebagai penasihat kerajaan.

Dirinya sedih tentu saja. Raja Jaehyun Alcander Istvan sendiri adalah teman bermainnya sejak mereka kecil.

"TIDAK BOLEH, PAMAN! MAMA DAN AYAH HANYA SEDANG BERISTIRAHAT, TIDAK PERLU ADA PEMAKAMAN!" Seru Jaemin tidak terima.

"Mereka sudah berjanji akan mempersiapkan pertunanganku, mereka sudah berjanji akan selalu ada untukku.. mereka hanya sedang tidur sebentar.." Jaemin terisak pelan. Mark merengkuh bahu Jaemin, memeluknya.

"Jaemin.. tidak apa apa, aku ada di sini.." bisik Mark lembut.

Jaemin terisak. "Mama, kak.. Mama dan Ayah.. hiks.."

Mark tidak bisa mengatakan apapun lagi.

"Kita kembali sekarang, Paman.. Jangan lupa setelah pemakaman selesai kita harus mengumpulkan jajaran perdana menteri dan beberapa bangsawan untuk rapat kerajaan.." ujar Jeno tiba-tiba. Wajahnya masih pucat dengan tubuh yang masih diperban.

"JENO! Kau tidak boleh melakukan itu begitu saja.. Mama dan Ayah belum mati.." sergah Jaemin.

Jeno menatap Jaemin datar. "Aku tahu, Tapi hidup kita bukan perkara kita saja.. Kita punya rakyat yang harus kita lindungi.. Apalagi dengan penyerangan ini, kita harus segera menyelidikinya dan membalas dendam.."

Jaemin terdiam, masih menangis pelan di pelukan Mark.

"Siapkan, Kuda untukku.. kita harus segera tiba di sana, Jangan lupa umumkan pada rakyat kerajaan untuk berkabung.." ujar Jeno tegas, tubuhnya berbalik untuk segera bersiap.

Marquess Adalgiso mengangguk.

"Paman Johnny.." panggil Jaemin lirih.

Marquess Adalgiso atau Johnny Adalgiso terdiam, menatap Jaemin dengan tatapan yang kali ini terasa lebih lembut. "Hatimu lembut sekali, Jaemin.. Tapi, Jangan terlalu lama bersedih. Kau dan Jeno punya tugas yang rumit sebagai seseorang yang memiliki darah keturunan Raja.." katanya lembut.

Jaemin Kembali terisak pelan dengan Mark yang masih terus mengusap punggung Jaemin.

"Tidak apa apa, Jaemin.. Menangis saja.."

***

Renjun menunduk, di sepanjang rumah kini terpajang bunga Lily dan Zinia. Bunga lambang kematian.

Raja dan Ratu adalah pasangan yang sangat serasi, mereka juga kompak dalam hal memajukan kerajaan. Kesejahteraan mereka terjamin. Bagaimana mungkin setiap orang baik selalu pergi dengan cepat?

Half of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang