-hi! maap banget ya buat kalian nunggu lama, eril abis us jadi baru bisa lanjut
𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐋𝐔𝐏𝐀 𝐕𝐎𝐓𝐄 𝐊𝐎𝐌𝐄𝐍 𝐘𝐀
𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆📖*🕊*
𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒊𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉? 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒆𝒕𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝑨𝒃𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂.
-𝑪𝑳𝑨𝑹𝑬𝑻𝑻𝑨 𝑪𝑯𝑬𝑳𝑺𝑬𝑨 𝑨𝑹𝑬𝑵𝑫𝑹𝑨
"𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐤𝐮, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐤𝐚𝐮 𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐤𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐣𝐚"
"𝐀𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐞𝐭𝐭𝐚"
-𝐀𝐑𝐑𝐈𝐀𝐍 𝐙𝐄𝐎𝐍 𝐆𝐄𝐋𝐀𝐍𝐃𝐑𝐀
*🕊*
Dengan rasa cemas Letta berjalan menyusuri tangga rumah nya. Kakinya berjalan dengan lambat menuju kamar milik nya. Entah mengapa hatinya begitu gelisah.
'Krek'
Gadis itu membuka pintu kamarnya. Terlihat olehnya seseorang yang sedang berdiri di balkon kamarnya "Allow bang iy-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Letta menciut setelah melihat wajah datar Rian.
"Dari mana kamu?" tanya Rian tegas. Rian melangkah maju meminta jawaban dari gadis mungil yang menundukan kepala nya sambil memainkan tangannya.
"DARI MANA?!"
Tetesan air mata jatuh dari mata gadis mungil itu, mengaliri pipinya yang lembut. Ia menghapus butiran air mata yang menggangu penglihatan nya "Abis liburan sama temen"
Letta mencoba meredakan rasa takutnya. Ia menaruh barang bawaannya di samping kasur "Temen mana yang sampe cium kening" Letta terdiam, detak jantung nya bedetup semakin kencang.
"Andai kamu tau yang kamu sebut temen tadi itu musuh abang"
Mata Letta membulat dengan sempurna. Ia sangat takut, takut terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan. Kepala nya menggeleng tak percaya, bersaaman dengan air mata yang menetes semakin deras.
"PUTUSIN! JAUHIN DIA!!"
"Kenapa?" tanya Letta pelan
"Dia ga baik buat kamu taa"
"Hiks, dia bukan laki laki brengsek"
"ABANG GA SUKA KAMU PACARAN SAMA DIA!"
Kaki nya lemas tak sanggup lagi menopang tubuh nya. Letta terhuyung jatuh ke lantai, matanya tak berhenti mengeluarkan butiran air. Rasa nya sesak, baru saja ia merasakan lagi indahnya jatuh cinta tetapi mengapa harus seperti ini?
"Abang gamau kamu salah pilih, abang gamau kamu nyesel saat makhota kamu udah ilang"
Rian menurunkan intonasi bicaranya yang sempat membuat adiknya bergetar. Letta mencoba mencerna kata kata Rian.
"Dia ga sebrengsek yang abang kira" bela gadis itu sambil menghapus air matanya "Letta, dengerin abang yah, jauhin dia kamu pantes dapet yang lebih baik dari dia" Rian mengelus rambut adiknya.
"Abang tega sama etta"
"Bukan gitu taa, kelemahan terbesar abang itu kamu. Abang gamau kamu dijadiin senjata mereka buat ngehancurin abang"
"Abang gamau liat Letta sedih, kecewa sama laki laki yang Letta sayang"
"Sekarang gini deh, terserah Letta mau nurut sama abang atau sama laki laki yang baru Letta kenal itu"
Rian mengelus rambut Letta dan pergi begitu saja dari kamar itu. Letta terdiam mengingat perkataan Rian tadi. Ia tak tau harus bagaimana, apa bisa Alvar menjaga kepercayaan nya? atau malah merusak kepercayaan nya dan hanya memanfaatkannya sebagai senjata untuk menghancurkan Abang nya yang sangat sayang padanya, yang slalu ada untuknya.
Rian tak salah mengkhawatirkannya, tetapi apakah yang Rian khawatirkan itu benar? atau cuma sekedar rasa khawatirnya saja?
Letta sungguh dilema, ia takut keliru. Teka teki macam apa ini? mengapa ia harus memilih? Yang Letta ingin Abangnya dan kekasihnya tetap berada di sampingnya tanpa harus memilih untuk meninggalkan salah satunya.
Rian berpamitan dengan om dan tentenya, dan melesat pergi menuju motor nya yang terparkir di halaman mansion besar itu. Ia sempat menoleh kearah balkon kamar Letta.
"Aku benci kelemahan yang ada di diriku, tapi kau lah kelemahan terbesar ku yang yang paling ku puja"
"Abang sayang banget sama etta"
Rian bergumam sambil melihat pintu balkon yang sedang ditutup oleh gadis pemilik kamar itu.
...
Pagi ini Letta berangkat lebih awal untuk menghindari Alvar. Letta perlu waktu untuk memberi kepercayaan nya.
Letta berjalan menyusuri lorong sekolahnya yang masih sepi. Tangan kekar menarik tangan nya dan membuat langkahnya terhenti "Kok berangkat duluan si? Kan aku dah bilang aku yang jemput"
"Loh mata kamu kenapa sayang? abis nangis yah? kenapa cerita" tanya Alvar bertubi tubi
"Gapapa kak, aku perlu waktu buat sendiri"
Dahi Alvar mengerut bingung menatap gadis nya yang berjalan pergi menjauh darinya.
𝐒𝐄𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐘𝐀𝐀
𝐏𝐄𝐍𝐀𝐒𝐀𝐑𝐀𝐍? 𝐕𝐎𝐓𝐄 𝐊𝐎𝐌𝐄𝐍 𝐁𝐈𝐀𝐑 𝐀𝐊𝐔 𝐂𝐄𝐏𝐄𝐓 𝐔𝐏 𝐘𝐀 𝐇𝐄𝐇𝐄𝐄
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARIO
Teen FictionSeorang gadis lugu yang bertemu seorang leader dari sebuah geng motor yang merupakan musuh dari sepupu nya sendiri. Lalu bagaimanakah kelanjutan ceritanya?