Chapter 7 - Reza Bukan Pembuat Keputusan!

898 48 2
                                    

Kei memutuskan untuk tidak langsung kembali ke Makasar bareng Yudi dan Melan. Dia ingin menziarahi makam Grandma untuk mengucapkan terima kasih. Setelah itu pulang ke Padang untuk memberitahukan kepada Papa dan Mama tentang status pertunangan. Masalah seserius ini rasanya tidak pantas bila diberitahukan melalui telepon.

Grandma dimakamkan di kawasan makam keluarga dengan pos penjaga. Setelah melewati hari ketujuh, satpam yang bertugas mulai mewajibkan penziarah yang bukan keluarga dekat untuk mengisi buku tamu. Kei menulis Cucu Nenek Laila pada kolom hubungan keluarga yang membuat Pak Satpam langsung menyapanya dengan ramah. Tentu saja mereka mengenal almarhumah Nenek dan mengetahui status pertunangan.

"Den Reza juga sedang ada di dalam, tapi," Pak Satpam tampak ragu.

Dia tidak pernah berpikir akan berjumpa lagi dengan Reza secepat ini. "Oke, Pak. Aku masuk ke dalam ya."

Bapak berusia setengah baya itu menatap dengan pandangan yang sukar diartikan. Kei hanya tersenyum sambil memasuki pintu gerbang. Dia melihat Reza dan seorang wanita yang sedang berjongkok dengan posisi membelakanginya. Mungkin ini yang membuat Pak Satpam ragu karena Reza sedang bersama seorang wanita. Kei menghentikan langkah, memperhatikan dalam diam, menunggu mereka selesai.

Reza dan Maya saling melihat dengan tatapan penuh cinta. Reza sudah meminta maaf kepada Grandma karena telah memutuskan pertunangan, sekalian meminta restu untuk hubungan dengan Maya. Langkah selanjutnya memperkenalkan Maya secara resmi kepada keluarga, yang dia yakin tidak akan sesulit saat Grandma masih ada.

Keduanya saling menggenggam tangan sebelum bangkit dan membalikkan badan. Sebuah sosok yang berdiri mematung tak jauh dari mereka, cukup membuat Reza kaget. Keiora yang memegang buket menatapnya tanpa ekspresi. Secara refleks Reza melepaskan tangan Maya.

"Keiora?"

Kei tersenyum dengan pemahaman yang lebih jelas. Ini rupanya alasan utama mengapa Reza memutuskan pertunangan mereka. Dia sudah mempunyai kekasih yang tampak begitu sempurna. Wanita yang menatapnya dengan penuh selidik itu, sangat cantik dengan kulit putih bersih dan berpenampilan modis. Hanya saja, high heels super tinggi yang dipakainya agak salah jurusan.

"Sudah selesai?" tanyanya cuek. Reza mengangguk. "Oke, sekarang giliranku." Kei melangkah melewati mereka yang masih memperhatikan beberapa saat, sebelum meninggalkan makam.

***

"Dia siapa?"

Aksi Reza yang refleks melepaskan genggaman tangan, membuat Maya sangat penasaran. Tidak pernah Reza bersikap seperti itu, bahkan ketika mereka berjumpa dengan sepupu-sepupu Reza yang memang tidak menyukainya.

"Keiora."

"Keiora itu siapa?"

"Mantan tunangan."

"Jadi itu Keiora, bekas tunangan kamu?"

"Mantan tunangan, Sayang." Reza mengoreksi sebutan Maya untuk Keiora.

"Sudah bekas! Ada urusan apa dia muncul di makam Grandma? Apa maksudnya?" Maya tidak peduli. Dia berpaling lagi dan melihat Keiora yang berjongkok.

"Memangnya tidak boleh? Grandma sudah seperti neneknya sendiri."

"Iya, tapi kan untuk apa? Neneknya dan Grandma sudah meninggal. Kamu juga sudah kelar dengan dia. Apa urusannya masih datang ke sini?"

"Sudah putus, sudah selesai, Sayang. Tidak ada yang salah dengan tetap melanjutkan silaturahmi," tegas Reza dengan sabar. Maya memang sejak dulu sudah mencemburui Keiora padahal mereka sama-sama tidak mengenali sosoknya.

To Win Your Heart (Ebook di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang