Chapter 5 - Temui Aku Sekarang!

731 118 12
                                    

Melan mulai gelisah, sudah pukul lima kurang lima menit. Sebentar lagi presentasi yang sedang disampaikan oleh Yudi akan segera berakhir, sementara Kei belum muncul. Yudi juga tampak mulai nervous. Sejak rapat dimulai, mereka sudah merasa sangat tegang. Mereka seperti sedang diserbu oleh Bhadrika dengan menghadirkan sepuluh wajah baru tanpa memperkenalkan diri dan jabatan.

Jas bermodel hampir sama dengan raut wajah serius, membuat Yudi dan Melan tidak bisa menebak yang mana person in charge. Karyawan bagian CSR yang mereka kenal, sepertinya sudah dipidahkan atau mungkin dipecat. Mengingat kemungkinan terakhir itu semakin membuat Melan kecut.

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu dan dalam sekejap sosok Kei muncul dengan tersenyum ramah dan sorot mata penuh kepercayaan diri. Menatap semua orang, mengalahkan dominasi yang sudah berlangsung cukup lama. Kei bahagia melihat kedua sahabatnya yang sudah bisa tersenyum lega.

"Asalamualaikum, selamat sore. Saya Keiora Agniasari, Program Specialist Sahabat Samudra. Maaf saya tidak bisa bergabung dari awal karena harus menghadiri rapat di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain sebagai salah satu pendiri Sahabat Samudra, saya adalah trainer tetap untuk KKP dari jalur non ASN, juga beberapa lembaga lain."

Kei diam sejenak, memperhatikan wajah-wajah yang menatapnya dengan sangat serius dan tidak ramah. Dia yang sudah sangat terbiasa berbicara di depan orang banyak dari berbagai lapisan dan jabatan, tersenyum samar. Yes! Dia sudah bisa mendapatkan atensi mereka.

"Mengapa manusia harus peduli kepada laut dan kehidupan di dalamnya? Pasti di dalam hati, Bapak dan Mas akan secara spontan menjawab, karena laut adalah sumber makanan, sumber mata pencaharian umat manusia. Mungkin ada yang pengetahuannya lebih banyak, akan juga menjawab, laut membantu mengatur iklim dan laut adalah rumah bagi banyak kehidupan."

Melan dan Yudi saling melirik sambil menahan senyum. Kei memang penolong mereka, fokus orang-orang Bhadrika tertuju kepadanya.

"Tetapi sebenarnya, ada hal yang paling mendasar mengapa kita sangat bergantung kepada laut dan makhluk ciptaan tuhan yang hidup di dalamnya. Tidak peduli pekerjaan atau usaha kita berhubungan dengan laut atau tidak, dan tidak peduli seberapa jauh kita hidup dari lautan. Dari sepuluh tarikan napas yang kita ambil, tujuh di antaranya berasal dari laut!"

Tampak wajah-wajah terperanjat dengan rasa penasaran yang lebih besar.

"Selama ini mungkin sebagian besar dari kita tahunya hanya, hutan hujan tropis adalah sumber oksigen utama di planet ini. Tetapi sebenarnya hutan hujan hanya bertanggung jawab atas dua puluh delapan persen oksigen di bumi, sedangkan lautan bertanggung jawab atas tujuh puluh persen." Kei mulai melihat ke layar proyektor di belakangnya.

"Di dalam laut ada sebuah organisme utama yang membantu kita bernapas, namanya fitoplankton, yang menghabiskan hidupnya terbawa arus samudra. Pada dasarnya organisme ini sama seperti daun pohon di daratan. Mereka menyerap karbon dioksida yang kita dan lingkungan kita hasilkan. Di saat yang sama, mereka akan melepaskan oksigen yang membuat kita tetap hidup."

"Fitoplankton adalah salah satu makhluk terkecil di planet ini yang perannya cenderung kita lupakan, bahkan banyak dari kita yang sama sekali tidak tahu betapa berjasanya mereka bagi keberlangsungan hidup manusia. Tidak terbayangkan bagaimana bila kehidupan di dalam laut, rusak. Mungkin itu akan menjadi kiamat kecil untuk umat manusia." Kei diam sebentar sambil menarik napas berat.

"Kita yang mempunyai kemampuan untuk peduli lebih, sudah seharusnya membantu menjaga laut. Bila kita bersikap masa bodoh padahal kita mampu untuk memberi dukungan nyata, kita memang tidak akan menghadapi situasi panik sekarang. Tetapi bagaimana dengan nasib anak, cucu, cicit, generasi penerus kita? Masihkah mereka bisa bernapas sebebas kita sekarang ini? Atau apakah mereka harus bergantung kepada tabung oksigen? Karena alam sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkan oksigen alami." Kei mematikan proyektor dan duduk setelah dari awal tadi terus berdiri.

To Win Your Heart (Ebook di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang