Getaran ponsel yang terus-menerus membuat Keiora berhenti berbicara sejenak. Entah siapa yang menelepon, dia tidak mau memecah konsentrasi Bapak dan Ibu nelayan yang sangat antusias mendengarkan materi yang sedang disampaikannya.
Begitu sesi tanya jawab dimulai, Kei memberikan waktu sepuluh menit kepada peserta pelatihan untuk mempersiapkan pertanyaan. Dia pun segera keluar sejenak dan memeriksa telepon.
Ternyata telepon dari Mama.
"Iya, Ma. Sori tadi aku lagi ada pelatihan."
"Kamu di mana?"
"Di Lampung."
"Grandma Mutia meninggal pagi tadi."
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Mama tidak ke Jakarta?"
"Ini Mama dan Papa dalam perjalanan ke rumah duka. Kapan kamu balik ke Makassar?"
"Tiga hari lagi."
"Kalau bisa, usahakan singgah di Jakarta. Kamu harus melayat dan bertemu Reza. Kalian harus mulai serius membicarakan nasib pertunangan kalian. Nenek sudah meninggal, Grandma juga. Tidak ada lagi yang bisa memaksa kalian kecuali kalian yang ingin melanjutkan pertunangan."
Kei menarik napas berat. Pembahasan yang selalu ingin dihindarinya tetapi di sisi lain, dia juga telah mempersiapkan diri untuk itu.
"Baik, Ma. Akan aku usahakan untuk singgah di Jakarta."
"Nanti Mama menelepon lagi. Jaga kesehatan."
***
Pria itu bernama Reza Embara. Mereka disatukan dalam ikatan pertunangan saat dia masih berumur lima belas tahun, sebelum Reza berangkat untuk melanjutkan kuliah ke Kanada. Mereka hanya pernah bertemu sekali di acara pertunangan yang meninggalkan kesan tidak menyenangkan.
Reza hanya sebentar hadir untuk menyematkan cincin ke jari manisnya, sebelum pergi dari rumah dan tidak kembali sampai mereka pulang ke Padang.
Lima belas tahun telah berlalu, tidak ada satu pun pihak yang berniat untuk memulai bertemu. Pertunangan ini masih bertahan karena Grandma Mutia, nenek Reza masih hidup. Di keluarga Reza, Grandma adalah sosok yang perintahnya adalah wajib, tidak boleh ditolak. Sekarang setelah Beliau meninggal, apa yang akan terjadi pada pertunangan mereka yang selama ini hanya sebagai simbol saja?
Ikatan yang telah membuatnya tidak bisa menjalin hubungan serius dengan pria lain. Demi menjaga dirinya, dia sudah berulang kali memutuskan hubungan kasih yang mengarah kepada ikatan emosi yang lebih dalam.
Tiga tahun lalu saat Nenek meninggal, Kei memutuskan untuk menghentikan ketertarikan kepada pria mana pun demi menghormati almarhumah Nenek dan impian Beliau. Sangat tidak mudah membinasakan perasaan tertarik kepada pria-pria yang selalu menebarkan kesempurnaan.
Dia yang dulunya terkenal banyak mempunyai pacar, tidak pernah patah hati saat putus dan selalu siap memulai hubungan baru, menjadi sosok yang sangat menutup diri. Dia merasa sangat berdosa telah membuat Nenek selalu khawatir. Nenek selalu mengingatkannya akan status pertunangan, bahwa dia harus setia sampai hari pernikahan mereka ditetapkan.
***
Mama menelepon kembali.
"Iya, Ma.
"Om Toni sudah menegaskan, tidak ada yang akan berubah. Pertunangan kalian tetap dan mereka akan segera menentukan waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan."
"What!" Bukan berita itu yang ingin didengarnya. "Mama tanya ke Om Toni?" protesnya tidak habis pikir.
"Ya, tidaklah! Mana mungkin Mama tanya itu! Kamu ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Win Your Heart (Ebook di Karyakarsa)
RomantizmLima belas tahun bertunangan walaupun sempat memberontak, tapi pada akhirnya Keiora memilih menerima dan mempersiapkan diri untuk sebuah pernikahan yang tidak pasti. Apa yang akan dilakukannya saat tiba-tiba Reza memutuskan pertunangan secara sepiha...