Chapter 4 - Jangan Lupa Bawa Cek!

683 137 8
                                    

Reza membaca pesan dari Keiora yang mengabarkan bahwa besok dia akan berada di Jakarta dan mengajak untuk bertemu. Sebenarnya Reza ingin langsung menolak tetapi setelah dipikir-pikir, menemui Keiora adalah cara tercepat dan aman untuk memutuskan pertunangan.

Meminta keluarganya untuk secara resmi menemui keluarga Keiora adalah hal yang sangat tidak mungkin untuk saat ini. Selain kepergian Grandma masih belum empat puluh hari, dia juga belum mempunyai alasan yang tepat dan kuat untuk memutuskan pertunangan.

Maya, sang kekasih, masih belum bisa merebut hati keluarga. Almarhumah Grandma bahkan secara tegas melarangnya membawa Maya ke rumah. Penolakan yang sangat terang-terangan yang dia anggap terlalu berlebihan hanya karena Maya berasal dari keluarga biasa.

Dia berada pada posisi yang serba salah. Di satu sisi ingin segera menghalalkan hubungan mereka, tetapi di sisi lain, masih sangat peduli dengan restu keluarga. Dia terbiasa membangkang tetapi untuk urusan yang sangat sakral ini, belum mempunyai keberanian untuk melukai perasaan orang-orang yang disayangi.

***

Begitu tiba di Jakarta, Kei langsung menuju ke kantor KKP untuk sosialisasi materi sebelum pelatihan dimulai. Sementara Yudi dan Melan harus mengecek ulang persiapan untuk rapat besok dengan Bhadrika, grup perusahaan yang sudah empat tahun ini mendukung dana untuk program mereka. Kei, karena kepadatan jadwal, hanya diwajibkan hadir saat presentasi program.

Mr Fiance : Jadi ketemu besok? Di mana, pukul berapa?

Kei membaca pesan dari Reza. Jelas sekali bahwa Reza sudah sangat tidak sabar untuk memutuskan pertunangan. Apa saat mereka berjumpa nanti, dia perlu memberi sedikit pelajaran?

"Hai." Kei langsung menelepon.

"Mau ketemu di mana?" tanya Reza tanpa basa-basi.

"Posisiku di sekitar Jalan Medan Merdeka Timur. Besok aku hanya punya waktu luang mulai pukul empat sore tapi pukul lima tepat ada rapat di sekitar Jalan Sudirman. Kamu yang pilih tempat tapi please kalau bisa di sekitar area itu."

"Oke, nanti aku kabari kembali. Apa bisa bertemu sore ini saja?"

"Tidak bisa! Aku tidak punya waktu hari ini. Aku sangat..."

Sambungan telepon langsung terputus, menghentikan kalimat Kei yang belum tuntas. Kei menarik napas dalam untuk menenangkan diri, mengapa dia merasa agak sedih?

Mereka memang tidak saling mengenal, tetapi tidak bisa kah Reza bersikap ramah sedikit saja? Dari nada suara Reza, dia bisa merasakan bahwa Reza membencinya. Salah dia apa? Mereka sama-sama korban!

Hanya dalam hitungan menit, Reza langsung mengetik pesan.

Me : OrionEspresso Jalan Sudirman.

XXX : Oke. Jangan lupa bawa cek!

Me : Untuk apa???

XXX : Untuk mengganti semua kerugianku. Kamu bilang aku boleh menyebutkan berapa saja, kamu akan berikan.

Reza membanting ponsel ke sofa, benar-benar cewek matre! Kebenciannya semakin menjadi-jadi.

Tidak ada balasan setelah itu, semoga saja dia berhasil membuat Reza kesal. Besok Kei memang sudah berencana akan menyebut sebuah angka fantastis untuk membalas kesombongan Reza. Mari kita buktikan apakah Reza akan tetap memegang janji. Bila iya, Kei pasti akan mengambil dan menikmati rezeki nomplok, hadiah dari pengorbanannya.

Sepertinya mereka memang sudah ditakdirkan untuk berpisah tidak secara baik-baik. Mereka sudah saling membenci bahkan sebelum berjumpa. Sungguh tragis nasib pertunangannya.

To Win Your Heart (Ebook di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang