Don't Pretend (척하지마) (6/6)

2.9K 101 0
                                    

words count : 3800


Ruangan itu sebenarnya tadinya tidak terpakai, hanya Sebuah ruangan petak berdinding kaca di keempat sisinya di tengah kebun bunga mawar. Tapi akhirnya beberapa tahun lalu, tuan besar Choi memutuskan untuk merenovasi tempat itu menjadi sebuah kamar yang layak ditinggali lengkap dengan sebuah kamar mandi, menambah jumlah kamar yang tersedia di bangunan besar itu.

Sehun sendiri sengaja memilih tempat itu sebagai tempatnya menetap sementara karena dia tidak ingin membuat keluarga Choi merasa aneh karena ada dirinya di dalam rumah yang sama dengan mereka. Sebisa mungkin, Sehun benar-benar membuat seluruh penghuni rumah itu tidak terlalu terganggu dengan kehadirannya di tempat ini. Tapi sekarang, Sehun sedikit menyesali hal itu, karena.. Ahra menyelinap ke tempat ini sekarang, dan sudah tidak ada lagi jalan keluar karena Ahra yang mengumpankan dirinya sendiri pada singa yang sedang kelaparan.

"Bagaimana kencanmu dengan kak Suzy kemarin, tuan muda Oh? Ahra yang tadinya masih memperhatikan beberapa barang milik Sehun yang diletakkan diatas meja di dekat jendela tiba-tiba bertanya, "Apakah berjalan lancar? Apakah calon istrimu itu menyenangkan untuk diajak berbicara?" dia bertanya sarkas.

Sehun masih terdiam di belakang pintu, sebisa mungkin masih menahan agar tidak mendekati Ahra dan melemparkannya keatas tempat tidur lalu menyetubuhi tubuh mungilnya yang mengundang dosa itu dengan
sesuka hati.

Selagi masih ada kesempatan—dia harus bisa
mengeluarkan Ahra dari sini dengan selamat—dari dirinya sendiri.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaanku, tuan muda Oh?" Ahra kembali berdiri tegak menatapnya, "Apakah pertanyaanku menyinggungmu?"

"Apa kau mabuk, Ahra?" pertanyaan Sehun membuat Ahra segera mengalihkan perhatiannya.

Melihat bagaimana sikapnya saat ini, Sehun yakin Ahra sudah kehilangan sedikit kesadarannya—atau mungkin, gadis itu memang sengaja minum sedikit untuk mendapatkan keberanian dan kepercayaan diri untuk melakukan hal seperti ini. Karena setahu Sehun, nona muda Choi tidak akan bertindak seperti ini mengingat bagaimana pemalu dan naifnya dia selama ini.

Mungkin ide ini dia dapatkan dari buku-buku yang dibacanya di perpustakaan, dan juga karena merasa gusar Sehun terus melakukan tarik ulur yang menjengkelkan pada dirinya.

Benar saja, smar-samar, Sehun bisa melihat kedua sisi pipi gadis itu sedikit bersemu kemerahan, memperjelas bahwa dia baru saja mencicipi alkohol untuk pertama kalinya.

"Ah, aku sudah cukup umur untuk bisa minum segelas wine," dia kemudian melanjutkan, tersenyum kecil, "Kenapa? Kau ingin melarangku untuk melakukannya juga?" dia bertanya sarkas kemudian, masih belum
melupakan sikap menyebalkannya yang sedari tadi dia perlihatkan pada Sehun.

Ahra hanya tertawa kecil saat Sehun tidak menjawab pertanyaannya. Gadis mungil itu kemudian kembali melanjutkan langkahnya, perlahan, mendekati tempat tidur yang masih tertata rapi. Tanpa berpikir dua kali, dia mendudukkan dirinya disana.

"Tuan muda Oh, apakah kau keberatan kalau aku bersantai sebentar disini?"

"Berhenti, Ahra," suara Sehun berbisik di sela giginya yang terkatup rapat, "Kau sedang dalam pengaruh alkohol, okay? Jangan lakukan hal yang akan kau sesali nantinya."

"Oh, aku sadar sepenuhnya dengan apa yang sedang aku lakukan, tuan muda Oh. Dan apa katamu? Menyesal?" Ahra tertawa pelan mendengar kalimat Sehun, "Menurutku kalimat itu seharusnya kau tujukan pada dirimu sendiri, tuan muda Oh," gadis itu kembali
tersenyum simpul, "Bukannya kau yang akan menyesal nanti karena terus berpura-pura tidak menginginkan hal ini?"

Kalimat Ahra membuat Sehun sedikit tersentak dan refleks menatapnya tajam. Ahra masih tersenyum arogan sembari berada disana—diatas tempat tidurnya.

"Berhentilah, Sehun, Ahra berucap pelan, membalik kalimat Sehun yang baru saja dilemparkan pria itu kepada dirinya sebelumnya, "Berhentilah berpura-pura."

Don't Pretend (척하지마) • osh [ R/18+ ]Where stories live. Discover now