Breathless

121 9 0
                                    

Kesehatan ibu Isaac semakin membaik. Beliau Kini sudah di pindahkan dari kamar ICU ke kamar rawat. Selama ibunya di rawat, Isaac selalu menemani ibunnya sebagai rasa bersalah pada ibunya. Neti di tugaskan di bangsal inap kelas 2, Intensitas mereka bersamapun menjadi berkurang. Isaac akan mengantarkan Neti pulang lalu ia akan kembali ke RS menjaga ibunya. Sekali dia pulang pada pagi hari dan melihat Neti yang masih tertidur, Isaac sedikit merasa lega karena setidaknya setiap ia pulang,Neti masih berada di rumah,ia hanya bisa memeluknya dan mencium pipinya ketika Neti tertidur.

Lorong bangsal VIP tampak sepi, Neti berjalan ke pos perawat yang di jaga oleh 2 orang perawat yang wajahnya tampak kelelahan. Kepala perawat menugaskan Neti untuk menggantikan salah satu perawat bangsal VIP yang cuti hari itu. Neti melihat jam yang menunjukkan pukul 21.00, bahkan belum setengah hari dari jam kerja mereka tapi mereka terlihat seperti bekerja rodi selama 2 hari. Mereka tersenyum begitu Neti datang dan mengatakan mereka belum sempat minum sejak 2 jam yang lalu. Tak lama telpon panggilan dari sebuah kamar VIP berbunyi, mereka semua menatap ke layar dan kedua perawat tersebut kembali mengeluh

"ya Tuhan..apa lagi maunya... dia memanggil 5 menit sekali untuk hal yang tidak penting, dia minta di bukakan tirai, tak lama dia mengoceh karena terlalu terang. Lalu dia minta di nyalakan tv tapi tak lama dia bilang terlalu berisik. Lalu tadi dia minta diambilkan air hangat,pasti sekarang dia bilang airnya terlalu panas"

"kalau bukan karena dia ibunya dokter Isaac,aku tidak mau melayaninya." keluh perawat yang satunya lagi

"Neti bisakah kau menggantikan kami sebentar? Kami hanya ingin beristirahat untuk makan dan minum" Neti menarik nafasnya dan mengangguk yang membuat kedua rekan perawatnya bernafas lega. Neti membawa nampan alat tensi, ia mengetuk kamar tersebut dan membukanya

"lama kali si kalian, sudah hampir sejam aku panggil tak ada yang datang, kalian nggak tau siapa anakku hah!!" teriaknya, Neti menarik nafasnya dan mencoba menenangkan dirinya. Ia membuka tirai ranjang dan betapa terkagetnya ibunya Isaac begitu melihat Neti yang datang. Ia terdiam dan memperhatikan Neti dari atas hingga bawah. Ia tidak menyangka bahwa perempuan yang di temuinya beberapa hari lalu yang menyebabkan dirinya bertengkar dengan putranya adalah seorang perawat.

"selamat malam bu, maaf kelamaan, kita cek tensi dulu ya bu" senyum Neti lalu memasang alat tensi di tangannya. Ibunya Isaac tetap terdiam dan terus memperhatikan Neti, perempuan muda yang pantasnya menjadi adik Isaac ini memang cantik, matanya besar dengan bulu mata lentik, bibirnya penuh,dan kulitnya tampak terawat. Ia memperhatikan tubuh Neti yang tampak berisi di bagian tertentu yang membuatnya menaikan alis dan berdecak, ia heran mengapa tipe anaknya bisa berubah ke gadis seperti ini, ia paham tubuh gadis ini masih dalam pertumbuhan karena usianya yang masih muda.

"sedikit naik ya bu tensinya, apa ada yang di rasa?" Tanya Neti, ia terdiam dan memalingkan wajahnya. Neti ikut terdiam dan membereskan barang bawaanya.

"saya permisi ya bu" senyum Neti lalu berjalan keluar ruangan. Ia menutup pintu dan menghembuskan nafasnya, ia merasa seperti berada di rumah hantu ketika ibunya Isaac memperhatikannya dari atas sampai bawah seakan-akan melahapnya hidup-hidup. Ingatan kejadian ketika di apartement Isaac kembali menghantui Neti, ia mencoba menarik nafas dan meneguhkan dirinya lalu kembali ke pos perawat.

Ibunya Isaac tidak henti-hentinya meneror pos perawat. Setiap Neti datang ia tidak berkata apa-apa hanya diam tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Tapi ketika dokter jaga menjenguk, banyak sekali hal yang di keluhkannya termasuk para perawat yang malas katanya. Jam menunjukkan pukul 6 pagi, Neti bersiap untuk pulang ketika ia melihat Isaac datang ke bangsal VIP. Isaac dapat melihat Neti dari kejauhan, ia tersenyum dan menuju pos perawat.

"kamu ngapain di sini?" tanyanya sembari menarik tangan Neti dan menggenggamnya

"aku di tugasin di sini karena kurang orang" bisik Neti karena takut kedua perawat lain yang berada di ruang perawat mendengarnya

DAISIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang