Part 2 "Hilang Fokus"

30 13 11
                                    

"Hujan berhasil merebut hangatnya bayangmu, dan senyummu dari pandangku, namun aku juga berterima kasih kepada hujan. Karena air mataku turut jatuh diantara derasnya hujan tanpa ada yang tau bahwa aku sangat merindukanmu "

Terburu-buru menuju perpustakaan untuk bimbingan, embun berjalan terlalu cepat tanpa memperhatikan apa yang ada didepan, belakang atau samping kanan kirinya. Belum jauh ia berjalan dari ruang kelas, tepatnya didepan UKS

"gubrakkk !!!"

"aduhh piye to" (aduh gimana sih) ucap embun dalam keadaan sedikit kesal dan kaget. Embun terjatuh bertabrakan dengan seseorang, buku embun terpental keatas hingga jatuh berantakan dilantai sekolah.

"maaf kak, saya gak sengaja" ucap seseorang yang menabrak embun, tetapi dalam kasus ini yang salah sebenernya embun karena ia tidak memperhatikan saat berjalan, ia hanya sibuk dengan buku dan lembaran soal Latihan yang nantinya akan dibahas Bersama Bu arini.

Sontak mata embun seolah terbelalak mendengar suara maaf dari seseorang tersebut, seolah ia terpaku dan terdiam membisu. Dengan rasa penasrannya embun berani melihat siapa orang yang telah bertabrakan dengannya. Perlahan ia menghadap atas sembari menata Kembali buku yang berserakan di lantai

"mau saya bantu kak?" tawar seseorang tersebut kepada embun.

"sudah, tidak perlu. Maaf saya terburu-buru" saut Embun sembari bergegas pergi meninggalkan seseorang tersebut.

Dengan perasaan yang sedikit merasa bersalah hisyam berbalik kearah embun pergi. Iya betul sekali, seseorang yang bertabrakan dengan embun ialah Hisyam, siswa baru yang masuk kelas embun tadi pagi.

Hati hisyam berucap "siapa anak itu? Bukankah ia teman sekelasku?"

-------------------------------------------------------------------------------------

Waktu menujukkan pukul 10 lebih 10 menit, ternyata ruang perpustakan sudah penuh dengan siswa/i yang sedang belajar untuk OSN. Dengan wajah yang sedikit cemas antara takut atau kaget karena kejadian tadi didepan ruang UKS embun masuk ke ruang Perpustkaan

"asslamu'alaikum" suara embun memcah keheningan di ruang perpustkaan. Embun disambut dengan tatapan ramah Bu Arini. "wa'alaikumsalam, mari masuk nak kita mulai belajarnya" jawab Bu Arini.

Embun bergegas masuk dan duduk disamping bu arini. Namun tetap saja embun masih kaget dengan kejadian tadi seolah ia terpaku dan tidak bisa focus untuk mengikuti bimbingan ini. Sering kali embun melamun saat dijelaskan rumus oleh Bu Arini

"bagaimana embun?, apa ada yang masih belum dimengerti?" tanya lembut Bu arini memecah lamunan embun, dengan wajah yang bingung embun terdiam dan tak bisa menjawab pertanyaan sederhana tersebut.

"nak, kamu baik-baik saja kan?"

"saya izin ke musholla sebentar bu" jawab embun. Embun pergi ke musholla berniat untuk sholat dhuha berharap fikirannya tidak terpecah Iagi, namun tak disangka.

Di musholla embun bertemu dengan Hisyam, sosok yang membuat embun kaget setengah mati. Ia melihat Hisyam sedang menunaikan ibadah sholat dhuha. Embun terbelalak seolah ia sedang bertemu dengan alm ayahnya.

Iya, wajah Hisyam mengingatkan embun dengan sosok ayahnya, yang sudah 2 tahun lalu meninggal akibat sakit jantung. Saat itu embun masih berada di bangku SMP, tepatnya kelas 3 SMP.

"ayah, embun kangen" dengan mata sedikit berkaca-kaca embun berucap dalam hati sembari menatap khusyuknya hisyam menunaikan ibadah sholat dhuha tersebut.

Embun segera menuju tempat wudhu dan bergegas menunaikan sholat dhuha. Saat embun hendak mengambil mukenah di lemari, hisyam mengkagetnnya lagi "kamu yang tadi kan?" ucap Hisyam. Embun hanya terdiam dan sama sekali tidak menjawab ataupun menatapnya. Embun hanya terdiam dan bergegas meninggalkan hisyam.

Tak terasa embun meneteskan air mata diantara sholatnya tadi, sembari teringat oleh kenangan Bersama ayahnya.

"ya Allaah, embun rindu ayah.. embun tau saat ini ayah sudah Bahagia diatas sana, embun minta maaf ya Allah, embun masih belum sepenuhnya bisa melepas kepergian ayah. Embun ingin memeluk ayah sebentar saja ya Allah.. embun rindu" ucap embun sembari mengangkat tangannya mengadah keatas dan air mata tak mampu terbendung lagi.

Setelah dirasa hati sudah mulai tenang, embun Kembali ke perpustakaan untuk bimbingan OSN. Dan embun mulai berkonsentrasi Kembali untuk mengikuti bimbingan belajar ini, embun bertekad akan memberikan yang terbaik untuk sekolahnya tahun ini. Dan embun juga ingin memberikan kabar baik kelak untuk ibunya di rumah, tak luput juga untuk alm ayahnya di atas sana. (*semangattt )

(づ ̄ 3 ̄)づ

🖤🖤🖤

(yuhuuu ternyata embunn teringat sosok yang sangat ia sayangi saat melihat Hisyam.. yaitu Alm. ayahnya.. jadi penasaran nihh gimana embun menjalani hari-harinya dengan kedatangan Hisyam di cerita hidupnya... apakah ia akan selalu kehilangan fokus? apa gimana yaa?? penasaran kan??

jangan lupa selalu tinggalin jejak kalian dengan saran kritik yang membangun ya gaiss , Lv u all ✨ )




Part 2 "Hilang Fokus"

Pelangi Tak Kunjung BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang