8th [end].

498 61 23
                                    

Cerita ini adalah karya fiksi.
Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.










































"Bukankah akan lebih baik, Manjirou?" Lazuardi tatap sendu jelaga.


"Bukankah lebih baik, jika aku tak menyadari perasaan ini?" Final Takemichi.


Ia ukir senyum, yang buat Manjirou menangis pilu dalam batin. Jelaga melebar, kalimat yang diucap, datangkan keterkejutan pada pemuda surai hitam legam.













Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















"Jangan mencintaiku."

Kalimat itu terulang dengan sendirinya di dalam benak. Mengganggu tidur pemuda. Lazuardi yang awalnya ditutup rapat, terbuka perlahan.

Cairan bening yang menjejaki pipi dirasakan pemuda surai raven. Tak sadar bahwa dirinya menangis dalam tidurnya. Netra menerawang jauh pada langit langit kamar, mencoba fokuskan penglihatan.

Kepala terasa sedikit pusing.

Mungkin akibat menangis kemarin, pikirnya.

Lazuardi bergulir menatap jam dinding di kamar, lampu tidur memberi cahaya remang remang untuk Takemichi.


Pukul 4 dinihari. Seperti biasa.


Bayangan dirinya yang menangis di dekapan pemuda dengan tato naga di leher nya, masih terasa jelas. Pikiran kembali memproses, bagaimana dirinya berada di kamarnya?

Netra kemudian jatuh pada surai hitam legam yang tampak kontras dengan warna kulitnya. Ia pandangi lekat, pemilik surai itu tertidur tepat di sampingnya. Menjadikan lengan kanan nya sebagai alas untuk tidurnya.

Kebingungan, pemuda surai raven memilih meneliti kembali pada sosok itu.


Itu benar Manjirou.


Sekelabat pertanyaan mulai muncul, dengan masih dalam keterkejutan, ia kesampingkan itu terlebih dahulu. Telunjuk kiri kemudian mengetuk pelan bahu pemuda. Membuat pemuda terganggu, dan membuka jelaga miliknya.

Setengah sadar, sang empu surai hitam legam dengan segera beralih posisi menjadi duduk. Mengusap wajah dan menutupinya dengan telapak tangan kiri.


"Maaf."


Takemichi mengubah posisi. Duduk di atas futon miliknya, dan menatap Manjirou dengan bingung.

meet again 𖧵ֹֺ໋໋݊ maitakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang