7th.

320 48 5
                                    

Cerita ini adalah karya fiksi.
Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.






























































"Takemichi..." Intonasi rendah, Manjirou memanggil.

Lazuardi tersentak, dengan sekejap tangan menghapus jejak cairan bening di pipi lembut. Tapi percuma, cairan bening itu tak kunjung berhenti. Terus mengalir deras bagai hujan lebat.


"Maaf, aku akan pergi ke toilet terlebih dahulu." Pamit seadanya, Takemichi melesat pergi meninggalkan Manjirou yang terdiam.


Manjirou bahkan tak sempat merespons. Jelaga tak lepaskan atensi dari sang surai raven yang sudah hampir tak tampak di netra.

Kalbu kacau. Mencoba mencari jawaban sebab apa yang ia lakukan hingga buat pemuda tersebut tidak hentinya keluarkan air mata. Kaki jenjang serasa terpaku di tempat, tidak dapat ikut menyusul sang pemuda.


















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Sang surai blonde undercut mempercepat ayunan kaki jenjang. Turquoise menelisik setiap inci jalanan yang dipenuhi pengunjung, mencari kedua pemuda yang ia tinggalkan. Dengan tangan yang menenteng kantong plastik berisi makanan, Chifuyu menangkap sosok yang ia yakini adalah Manjirou.

Netra tak temukan adanya Takemichi. Tatapan bingung dan khawatir terpatri. Kaki jenjang berhenti tepat di sebelah pemuda surai hitam legam. Pemuda itu tak ucapkan sepatah kata pun. Atau bahkan mungkin dirinya tak sadar bahwa Chifuyu berdiri di sampingnya.

"Dimana Takemichi?" Tanya pemuda.

Sang empu yang diberi pertanyaan tersadar dari lamunan, "Toilet." Balasnya singkat.

Turquoise pancarkan keresahan, "Sendirian?" Pertanyaan dipenuhi dengan tekanan.

Pemuda netra jelaga mengangguk lemah.

Chifuyu tak mampu untuk tahan amarah. Dengan kesal yang memuncak, dirinya bentak Manjirou. "Kenapa kau membiarkan nya pergi sendirian! Kau tahu dia bisa saja diganggu oleh orang mesum. Bagaimana jika hal itu terjadi kembali? Kau―"

Sadar akan bentakan nya yang membuat atensi beberapa pejalan kaki melihat kearah keduanya, Chifuyu turunkan intonasi ucapannya.

Pemuda surai blonde undercut membuang nafas kasar, frustasi mengambil alih. Tangan kanan mengusak surai, membuat nya menjadi sedikit berantakan. Chifuyu harus tahan amarah nya, dia tidak boleh sampai memberi tahu Manjirou mengenai masa kelam Takemichi.

meet again 𖧵ֹֺ໋໋݊ maitakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang