7. Anak yang membawa tes DNA

34 0 0
                                    

Dijual Suami part 7

Saat sedang ngopi di warung, Bapaknya Alma bertemu dengan seseorang yang tengah mencari orang yang ingin bekerja di ibu kota, biasa orang kampung memanggilnya Agen.

Ia mencari wanita yang akan dipekerjakan sebagai Asisten Rumah tangga dengan upah 3-5 juta perbulan. Ayah Alma yang mendengar itu langsung mendaftarkan nama Alma, tanpa menanyakan persetujuan anaknya.

Sepulangnya ke rumah.

"Alma Bapak sudah daftarkan kamu ke yayasan penyalur tenaga kerja. Gajinya lumayan 3-5 juta per bulan. Ini DP nya lima ratus ribu sudah Bapak pegang,” ucap Bapaknya dengan bangga mengipas-ngipaskan uang merah lima lembar.

"Bapak ko gak tanya Alma dulu, mau tidaknya." Tegur sang Ibu.

"Laah, kamu harus mau. Kan uangnya udah Bapak pegang. Lagian ngapain diem terus disini. Mending kerja ngehasilin duit." Bapak seolah memaksa Alma untuk kembali pergi dari rumah.

Alma yang teringat saat-saat ia dijual oleh Riki kembali menghela dada. Tak ada pilihan kecuali pergi kerja lagi. Padahal Alma ingin berdiam saja di kampungnya. Menikmati suasana teduh nan asri khas perkampungan juga kehangatan belaian dari tangan sang ibu.

Alma juga rindu masakan ibunya yang dimasak di perapian tradisional. Wangi kayu bakar saat ibunya memasak menjadi aroma yang kadang Alma rindukan saat jauh di kota.

Besoknya sang Agen menjemput Alma. Isak haru mewarnai kepergian Alma kali ini. Ibunya yang tau kalau anaknya terpaksa pergi, bersedih untuknya.

"Jaga diri baik-baik ya Nak. Jangan lupa kabari kami. Kalau libur pulang kesini."
Nasihat sang Ibu pada putrinya. Tak dapat dipungkiri ia pun masih sangat rindu menghabiskan watu kebersamaan.

"Iya, Bu. Doakan Alma ya Bu, Pak."ucap Alma sambil mencium tangan keduanya.

Alma akhirnya menaiki mobil Agen yang menjemputnya. Setelah perjalanan selama dua  jam. Alma dibangunkan, karena tertidur selama perjalanan.

"Mba, Mba, Bangun ! Sudah sampai."

Alma langsung terbangun dari kenyamanannya. Saat menginjakan kaki, betapa terkejutnya ia, mendapati dirinya di pekarangan rumah yang tak asing lagi. Yaitu Rumah Riko.

"Saya kerja disini. Pa?" Tanya Alma heran.

"Iya, Mba. Pemilik rumah ini yang sedang memerlukan jasa Asisten Rumah Tangga. Mba pernah kesini?"

Alma yang terkejut mendengar pertanyaan Agen itu, langsung gugup.

"Ti ti dak. Saya tak pernah kemari."

"Ayo, Mba Masuk. Majikan Mba sudah menunggu."

Benar saja sosok Riko sudah menunggu di ruang TV. Terlihat ada rasa gugup diantara mereka berdua. Tapi Riko tetap stay cool seakan tak mengenal Alma.

" Pak, ini asisten rumah tangganya." ucap Sang Agen menyapa Riko.

"Iya, silakan duduk. Ini kontrak kerjanya. Silakan dibaca!” Riko memberikan kertas kontrak yang harus Alma tanda tangani sambil memasang wajah juteknya.

Alma lalu membaca surat kontrak kerjanya yang tertera waktu kontrak selama 2 tahun.
"Benar, Pak Riko ingin saya kerja di sini?" tanya Alma yang sukses membuat Riko kelimpungan.

"Ya, tidak ada pilihan lain. Masih ada calon yang lain gak Pak?" Riko coba berkilah dengan menanyakan pekerja lain pada Agen itu.

"Sayangnya tidak ada Pak, cuma Mba Alma yang masih Free." Riko memasang muka kemenangan sedangkan Alma, wajah pasrah saja.

Akhirnya dengan tanpa ada pilihan lain, Alma kembali bekerja di rumah Riko. Riko merasa sudah memenangkan pertarungan. Ia bahagia sekali.

"Welcome, to the hell Alma," kata Riko dengan senyum bangganya.

"Terima kasih Tuan, Tugas saya sekarang apa saja." Jawab Alma malas meladeni.

"Gampang, seperti dulu. Bereskan rumah, cuci bajuku dan masak makan malam. Mulai sekarang aku yang atur menunya."

Alma yang tak ingin terlalu banyak berbincang, melangkah mencari alat-alat kebersihan di dapur. Tapi Riko belum puas membuat Alma Kesal.

"Menu malam ini, kamu harus masak telur balado,, pepes tahu sama sambal dan lalapan."

"Baik, Tuan." Jawab Alma sambil memutar bola mata.

"Eits senyum donk, jangan cemberut gitu. Dilarang jutek sama majikan. Hahaha." Riko merasa mendapatkan kembali nyawa hidupnya. Melihat Alma yang kesal, ada kebahagiaan tersendiri.

“Pak Riko jadi makan masakan kampung ya?” ledek Alma. Karena biasanya orang kota makannya roti, salad dan buah saja, tak menu yang ribet-ribet.

“Iiitu, terserah aku. Rumah-rumah aku, makanan juga aku yang makan,kok jadi kamu.yang ngatur. Di sini yang majikannya siapa?”

BLAG
suara pintu kamar ditutup sangat keras, membuat Alma sangat kaget.

Akhirnya 3 hari bisa Alma lewati dengan baik, walau Riko yang sekarang tak sungkan memerintahnya ini dan itu. Tapi semua masih dalam batas wajar. Belum lagi menu-menu yang harus dimasak selalu berganti-ganti. Membuat Alma kadang kepayahan memasaknya

Riko juga sekarang jadi cerewet, segala hal dia komentarin. Tapi Alma tak melayaninya, dia sudah malas berdebat. Ia hanya mengatakan Ia untuk apa pun yang Riko katakan.

Hingga pagi itu setelah Riko berangkat kerja. Alma yang akan menyapu di halaman depan, terkejut dengan kehadiran seorang anak perempuan berusia 5 tahun, berdiri di depan gerbang. Alma langsung menghampirinya.

"Adek, cari siapa? Tinggal dimana? Ayo kakak antar pulang." Alma akan melakukan kalau itu anak yang tersesat.

Anak itu menggelengkan kepala tanda tak mau.

"Saya disuruh memberikan ini pada pemilik rumah ini." Sang anak menyodorkan sebuah Map berwarna coklat.

"Ya, sudah. Ayo masuk dulu, kita ngobrolnya di dalam."

Ajak Alma, mungkin anak cantik ini tamu Majikannya.

Setelah menghidangkan segelas air beserta camilannya, Alma penasaran dengan isi Map coklat itu. Lalu ia membukanya.

Betapa terkejutnya Alma saat membaca isi Map itu. Sebuah surat hasil Tes DNA yang menyatakan kalau anak ini yang bernama Gabriela adalah anak biologis dari Riko. Alma sangat terkejut.

Ia lalu bergegas menelepon Riko. Lama sekali Riko mengangkat teleponnya, bahkan tak kunjung diangkat juga walau terus dihubungi. Alma panik jadinya.

Setelah beberapa kali, akhirnya Riko menjawabnya juga.
"Ah akhirnya diangkat juga."Alma bersyukur.

"Ada apa sih, pembantu." Kata Riko nyebelin.

"Ini, ada hal penting. Ada seorang anak perempuan datang ke rumah. Dia membawa hasil tes DNA yang isinya dia anak kamu." Alma pelan menjelaskan.

"Dasar . Jangan biarkan anak itu masuk sebelum aku datang. Aku pulang sekarang. Ingat jangan biarkan dia Masuk."

Alma kaget dengan kata-kata yang keluar dari mulut Riko. Tampak Riko sangat marah dan tidak suka dengan anak ini.

Lalu siapa anak ini?

Benarkah dia anak Riko?

Bukankah Riko kelainan?

Lalu hasil tes DNA ini bagaimana?

Ternyata banyak hal tak terduga dari seorang pria metroseksual bernama Riko Pratama Wijaya yang tampan, kaya namun penuh misteri. Alma jadi makin penasaran.

Mendengar Riko yang seperti marah dengan anak ini, membuat Alma takut.

Karena tak ingin hal di luar kendali terjadi, Alma berinisiatif menelepon Ibunya Riko, Mami.

"Halo, Mi. Ini di rumah ada anak yang mengaku anaknya Riko, dia bawa hasil yes DNA segala, tadi Alma sudah telepon Riko, dia sepertinya marah. Alma takut Riko marah sama anak ini."

"Astaga! Ya sudah Mami sekarang kesana."

Melihat respon dari kedua orang itu, Alma semakin bingung. Rahasia besar apa yang disembunyikan keluarga kaya ini.

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dijual SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang