01. mengalihkan pikiran naka kecil

38 6 0
                                    

Jangan lupa vote and comment ya!

Happy reading and enjoy all!
.
.
.
.
.

Bi dina pemilik nama lengkap radina astrelia cassandra, salah satu maid yang selamat dari musibah yang menimpa seluruh keluarga bumantara beserta para maid yang bekerja di sana.

Bi dina baru saja melaporkan kejadian tadi pagi pada pihak kepolisian, setelah melaporkan nya ia mengemasi pakaian nya dan juga milik nakala bumantara putra tunggal dari bumantara family.

Dia melangkahkan kaki nya pergi menjauh dari kediaman bumantara dengan berat hati, dan tangan kiri nya menggenggam erat tangan mungil naka yang sedari tadi tidak bisa berhenti berbicara 'bibi kita mau kemana? Kenapa pergi bi? Naka mau di rumah aja sama papa sama bunda' naka terus menerus mengatakan kalimat itu.

Pikiran dina sangat kacau saat ini dia tidak tega melihat naka yang masih berumur dua tahun harus di tinggalkan kedua orang tua nya.

Kehilangan, salah satu hal yang tidak di inginkan semua manusia di bumi ini.

"Bibi, kita mau kemana? Pulang aja ayo naka mau sama bunda sama papa juga" naka berucap dengan lirih netra bulat nya menatap sang pengasuh yang juga menatapnya dengan tatapan sendu.

Dina menghembuskan nafas nya lalu berjongkok untuk menyamakan tinggi nya pada tinggi naka.

"Naka dengerin bibi, bunda sama papa naka udah tidur dengan tenang di sana bunda sama papa udah bisa istirahat dengan tenang di sisi tuhan, naka yang sabar ya nak? Bibi tau naka anak yang kuat dan hebat"

jelas dina dan tangan kanan nya beralih untuk mengelus pipi berisi naka dan tersenyum.

Naka mengedipkan mata nya beberapa kali dia sedang mencerna perkataan pengasuhnya itu, tidur dengan tenang? Umur naka masih terlalu kecil untuk memahami ini semua.

Dina terkekeh melihat naka yang kebingungan "Sekarang naka belum bisa memahami ini semua tapi nanti naka akan paham saat naka sudah dewasa naka bisa memahami ini semua"

"Mau bunda sama papa..."

"Naka mau es krim ga? Kita beli yuk?" Tawar dina untuk mengalihkan pikiran naka.

"Es krim? Mau bi naka mau!" Naka ini akan sangat antusias jika mendengar kata 'es krim' maklum naka masih kecil.

Tingkah naka sukses membuat dina tersenyum gemas dan tangan nya terangkat untuk mengusap surai halus milik naka.

"Baiklah ayo kita beli es krim -

Dina menggantung perkataan nya yang membuat naka kebingungan.

Yang banyak" sambung dina dengan senyuman yang terukir di wajah cantik nya.

Mata naka berbinar seketika, sungguh dia sudah tidak sabar untuk membeli es krim yang banyak dan melahap nya sampai habis tak tersisa!

"Ayo cepat bi kita beli es krim, eum...Tapi"

Dina mengerutkan dahi nya "Tapi?"

"Gendong~" ucap naka sambil mengangkat tangan nya agar dia di gendong.

Dina hanya terkekeh lalu mengangkat tubuh naka dan menggendong nya seperti koala.

[ ~ ]

Bi dina dan naka sedang berada di taman kota tujuan mereka ke sini sudah pasti untuk membeli es krim dan mengobrol berdua untuk menghabiskan waktu.

Dan mengalihkan kebingungan naka pasti nya.

"Naka mau yang rasa apa?" Tanya nya pada anak kecil berumur dua tahun yang berada di gendongan nya itu.

"Naka mau yang vanila! Mau dua!" Ucap naka dengan antusias dan dihiasi senyuman manis yang bisa membuat semua orang terkagum kagum.

"Kau sangat menggemaskan, baiklah dua es krim vanila untuk naka yang menggemaskan~"

Skip

Setelah memesan dan memakan dua es krim untuk naka mereka berdua memutuskan untuk mendudukkan bokong nya di tempat duduk yang tersedia di taman, sesekali naka melontarkan tawa nya saat sang pengasuh memberi nya beberapa lelucon.

"Naka tau? Kemarin bibi melihat kucing lompat sepertinya dia terkejut karna di depan nya ada timun"

"Pftt, ahahahahahahaha kucing nya terkejut dan melompat karna timun? Ahahahaha ini benar benar lucu bi! Andai aku melihat nya secara langsung!"

Ucap naka tanpa menghentikan tawa nya, menurut dia candaan yang dina lontarkan itu lucu dan menghibur, sedangkan dina? Ia hanya mengarang cerita dan berusaha agar naka bisa melupakan kebingungan beserta beberapa pertanyaan tentang orang tua nya untuk saat ini.

"Aku takut sangat takut jika senyum naka akan pudar hanya karna pembunuh brengsek itu, tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi" ucap dina di dalam hati.

Naka kecil yang tidak tahu apa-apa itu hanya bisa diam dan bertanya-tanya pada hati kecil nya, kenapa bibi mengajak nya pergi? Kenapa juga papa dan bunda nya di tinggalkan di rumah besar itu? Ah malang sekali nasib putra bumantara ini.

TBC

ilymtml [Jaemren] 'hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang