Jangan lupa vote and comment ya!
Happy reading and enjoy all!
.
.
.
.
.Matahari sudah menunjukkan diri nya, sinar nya menembus gorden kamar renja dan naka yang sedikit terbuka, tentu saja membuat tidur renja terganggu.
"Eunghh, jam berapa ini?" Renja melirik jam yang berada di sudut kamar, ternyata masih jam tujuh pagi.
Ia menoleh ke arah sofa dan melihat naka dengan tatapan terkejut, oh tidak seperti nya naka demam gara-gara semalam ia menyuruh nya tidur di sofa. Naka itu tidak bisa tidur di sofa gatau kenapa tapi setiap dia tidur di sofa pagi nya pasti demam.
"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Renja bodoh!!" Renja menghampiri naka dan meletakan punggung tangan nya pada dahi naka, dan benar kan dahi anak itu panas.
"Naka? Naka bangun, huee maaf" renja menepuk pipi naka beberapa kali berharap naka akan bangun.
Tiga tepukan berhasil membuat naka membuka mata nya, hal yang pertama ia lihat adalah renja dengan wajah panik nya.
"Hmm, kau kenapa?" Tanya nya dengan suara serak.
"Maaf naka seharusnya aku tidak menyuruh mu tidur di sofa semalam"
Naka tersenyum dan mencubit pipi renja "lucu, udah lah lagian aku ga kenapa-kenapa"
"Ga kenapa-kenapa gimana?! Badan kamu panas naka!"
"Hanya panas"
"Ck, pindah ke kasur sana aku mau ambil kompresan dulu"
"Gausah, cuma panas biasa ini"
"Naka jangan ngeyel!!"
"Baiklah, aku nurut" naka bangun dan berbaring lagi di atas kasur, renja langsung menghampiri nya.
"Tunggu di sini, jangan kemana-mana aku mau ambil alat buat kompres kamu sama beli bubur di depan komplek"
"Di bilang gausah"
"Diem!"
"Iya aku diem"
Naka hanya bisa pasrah, renja ini kalau sudah marah dan pundung bakal susah di bujuk jadi dia milih nurut supaya anak itu ga pundung lagi kaya semalem.
Renja keluar rumah masih menggunakan piyama bermotif moomin yang di pakaikan naka semalam, celananya? Renja yang pake sendiri dia ganti celana nya nunggu naka tidur dulu.
Naka senang karna tidak terlalu ramai, jika ramai sudah di pastikan ia akan telat sekolah.
"Mang, bubur nya dua ya!"
"Iya den tunggu ya"
Renja berdiri di samping gerobak bubur dan sesekali melihat abang nya yang sedang membuat bubur.
"Den, ini bubur nya" ucap penjual bubur itu sambil memberikan satu kantung kresek berisi dua seterofoam berisi bubur.
Renja menerima bubur itu dan mengeluarkan dompet dari saku piyama nya "berapa mang?" Tanya nya "dua puluh ribu, den" jawab penjual bubur itu. Renja mengangguk, membayar bubur nya dan pulang.
Renja memasuki rumah besar itu, di ruang tamu dia bertemu dengan bunda nya yang sedang menatapnya sambil melipat tangan di dada.
"Dari mana kamu? Itu apa? Ga sekolah?"
"Eumm ini bun renja abis beli bubur buat naka, nanti aku sekolah kok"
"Bubur? Lah emang naka kenapa?"
"Naka... naka demam bun"
Nandra menghembuskan nafas nya lalu mengambil bubur di tangan renja dan menyuruh anak itu mandi, tanpa berfikir renja langsung menuruti perintah sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ilymtml [Jaemren] 'hiatus
RandomNaka sama renja itu teman tapi takdir membuat mereka harus terjalin hubungan persaudaraan karna orang tua naka yang sudah tidak ada, tapi bagaimana jika semua hubungan itu di ganti sebagai hubungan kekasih? Apakah takdir akan menerima nya? Atau tida...