Welcome back, readers! Jangan lupa untuk vote dan komen yang banyak di bab ini yaa❤️
Happy reading🌹
****
"Gue heran kenapa guru-guru suka banget ngasih quizz," gerutu Jessy seraya menyedot es jeruknya. "Ini baru hari pertama, setan."
Griza menutup telinganya dengan kedua tangan. Posisinya saat ini sedang menelungkupkan kepala di atas meja kantin dengan mata terpejam setelah hampir dua jam tersiksa pelajaran Kimia. Kepalanya pusing bukan main, dan semakin bertambah pusing mendengar celotehan Jessy.
"Diem," cetus gadis itu. "Gue stress."
"Emang lo doang yang stres?" Jessy mencebik kesal. "Pengen gue jejelin rumus kimia tuh guru saking berisiknya—AAAA!"
Griza terpaksa mengangkat kepalanya dan menatap pasrah ke arah Jessy. "Pertama, gue mumet mikirin kimia. Kedua, lo berisik banget, monyet."
Ini adalah hari pertama di semester pertama kelas dua belas. Dan tepat di Senin pertama ini, kelas Griza dan Jessy harus tertimpa musibah karena quizz dadakan yang katanya bertujuan untuk menyegarkan pikiran setelah libur panjang.
"Gue nggak peduli quizz. Terserah. Persetan nilai semester, gue nggak peduli!" pekik Jessy, yang sejak tadi berafirmasi bahwa quizz hancur bukan akhir dari hidupnya. "Tapi gue pengen ikut SNM, gila. Kalo nilai gue hancur perkara quizz sialan itu, gimana? Gimana, Zaaa?"
Griza menggelengkan kepala dan mengibaskan tangannya ke arah Jessy, memberikan instruksi agar sahabatnya itu diam. Kepalanya terlalu pusing mendengarkan celotehan Jessy yang tidak kalah mengesalkan dari quizz dadakan yang sempat membuatnya sakit perut mendadak di kelas pagi tadi.
Setelah itu Jessy lanjut menggerutu dan menyumpahi semua orang yang membuatnya kesal hari ini. Rasanya darah Jessy mendidih sehingga sejak tadi ia tidak berhenti bersungut-sungut.
"Alsen tuh," cetus Jessy, masih dengan nada ketus yang terdengar jelas.
Seketika Griza langsung menoleh ke belakang saat mendengar ucapan Jessy. Benar saja, sekarang di belakangnya sudah berdiri Alsen dengan senyum lembut.
Kesan Alsen siang ini benar-benar segar—dan super imut—dengan senyum manisnya seperti biasa. Jauh berbeda dengan tampang semrawut Griza yang disebabkan oleh Kimia.
"Kok belum makan?" tanya Alsen seraya duduk di sebelah Griza.
"Belum dateng," jawab cewek itu.
"Lo kenapa?" Alsen menangkap ekspresi masam di wajah Griza.
"Habis quizz," balas Griza tanpa mengalihkan pandangannya dari gelas es jeruk yang sedang ia mainkan.
"Kimia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterlove
Teenfikce"You are my star, then let me be your sunshine." Berawal dari pesan-pesan misterius yang diterimanya, Griza mengalami kejadian-kejadian aneh di sekolah. Hidupnya mendadak diawasi oleh seseorang yang selalu memantaunya di balik kegelapan dan menghanc...