1. Blue Is the Warmest Color I

1.6K 176 33
                                    

"Tiga sanguine cobbler," ucap seorang bartender kepada Xiao Zhan. "Sekalian antarkan ke meja yang ada tiga orang duduk di sofa merah maroon itu!"

"Oke."

Dengan ilmu meracik minuman yang sudah dipelajarinya, Xiao Zhan mencampur 60 ml cucielo white vermouth dengan 15 ml rum putih clement, ditambah maraschino dengan perasan air jeruk nipis dalam shaker. Lalu dikocok sampai tercampur rata sebelum dituang ke dalam gelas berisi es batu.

Keluar dari counter bar, Xiao Zhan-pelayan sekaligus waiter mendatangi tiga orang asing; dari gaya tutur dan bahasa mereka, Xiao Zhan menebak mereka merupakan orang Amerika.

Menyadari kedatangan bartender berparas manis sekaligus tampan membawakan cocktail pesanan, salah seorang yang sekitar pipi dan rahangnya ditumbuhi rambut halus menyikut pelan lengan temannya yang berambut pirang. Mereka saling bertukar pandang, kemudian menatap lekat si pelayan sampai di meja.

"Permisi, pesanan-"

"Nice guy," ucap yang berambut pirang memandang Xiao Zhan dari atas sampai bawah dengan kerlingan mata.

Xiao Zhan tersenyum tipis sebagai tanggapan, kemudian menunduk sedikit untuk meletakkan tiga gelas cocktail dalam nampan. Saat gelas kedua usai diletakkan, Xiao Zhan terperanjat tatkala merasa ada telapak tangan besar nemplok di pipi pantat kirinya.

Refleks dia lemparkan kerlingan tak suka ke arah si pemilik tangan, lelaki berewokan. "Don't touch my ass!" geram Xiao Zhan, suaranya teredam aransemen musik R&B yang tengah dimainkan oleh sang DJ.

Membelalak Xiao Zhan, selang sedetik dia rasakan tangan kurang ajar itu meremas pantatnya.

"Your ass so-"

Tak membiarkan lelaki itu selesai berkomentar perihal pantat, suara "bugh" yang tak kalah lantang menghentak ruangan semrawut berjejalkan orang-orang kurang waras menari lupa diri di lantai dansa. Si lelaki terperanjat di posisinya. Cairan dingin membasahi sebagian tubuhnya disusul nampan yang melayang menghantam pipi kiri.

"What the fuck are you doing?!" Lelaki berambut pirang berdiri mencengkeram kerah Xiao Zhan. Kejadian itu menyita beberapa pasang mata, sebagian yang lain acuh hanya melirik sekilas dan melanjutkan urusan masing-masing.

Xiao Zhan mendongak menatap lelaki pirang yang lebih tinggi darinya, melontarkan tatapan tajam karena dirinya baru saja mendapatkan pelecehan. Tangan Xiao Zhan balas mencengkeram blazer si lelaki, mulutnya terbuka, kepingin melontarkan beberapa patah kata.

"Hei stop!" Namun didahului sseseorang.

Dua tukang pukul berlari menerobos kerumunan, mendatangi kekacauan yang berlangsung. Pun, berhasil mencuri lebih banyak pengindahan dari beberapa pasang mata pengunjung kelab.

Sementara satu dari tukang pukul berbicara kepada orang asing yang dipukul Xiao Zhan pakai nampan, seorang tukang pukul yang lain menatap prihatin kepadanya.

Dia berkata, "Kuharap boss mengampunimu." Satu tepukan dia daratkan sebelum kembali bergabung dengan temannya si tukang pukul.

Sialan, umpat Xiao Zhan. Dia nyaris lupa urusannya dengan pemilik kelab setelah ini.

***

"Kau menyiram pengunjung dan memukulnya dengan nampan hanya karena dia menyentuh pantatmu?"

Seorang lelaki paruh baya dengan rambut penuh uban melontarkan tanya tentang kronologi kejadian semenit yang lalu. Begitu si pelanggan ditenangkan, Xiao Zhan langsung dipanggil untuk menghadap manager.

LET ME HEAR YOUR VOICE [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang