4. I Can't Think Straight I

1.5K 215 37
                                    

Siren Voice Entertainment, dengan tambahan sayap pada logo singkatan namanya SVE menjadi studio dubber terbesar di tengah kota Shanghai. Studio ini menomorsatukan tema BL, siren dalam studio rekaman ini merupakan siren versi burung, bukan perempuan setengah ikan. Kurang cocok rasanya, mengingat fakta bahwa dubber yang bekerja merupakan laki-laki berbagai usia dan sisanya perempuan.

Mengumpamakan makhluk mitologi Yunani—siren—makhluk berbentuk setengah manusia setengah burung, pendiri studio dubber ini berharap para pengisisuara-nya, terutama pengisi suara bertema boy's love pandai mendesah seindah nyanyian siren. Keinginan itu pun terwujud, tujuh warsa lebih studio rekaman ini berjalan telah melahirkan beberapa voice aktor bertalenta. Salah satunya adalah Wang Yi, talentanya sebagai voice aktor sudah tak diragukan lagi. Dan hari ini, studio SVE kedatangan dubber baru.

Hari pertama bekerja, Xiao Zhan awali dengan lingkaran hitam di bawah mata. Beruntung dia bisa datang tepat pada waktunya. Sepanjang jalan menuju studio Xiao Zhan dilanda deg degan, bukan karena sudah tahu pekerjaannya yang mengharuskan dia mendesah, tetapi Wang Yibo dan kejadian memalukan tadi malam. lelaki itu tak Xiao Zhan temukan keberadaanya, Wang Yibo pulang tanpa pamit.

Sepanjang koridor, Xiao Zhan berpapasan dengan beberapa pekerja, tak tahu posisi mereka sebagai apa, tapi yang dia tahu setelah membaca informasi tentang studio ini; dubber didominasi para lelaki, sebagian perempuan yang bekerja adalah para pengarah dialog juga editor.

Begitu sampai di pintu ruang rekaman, Xiao Zhan menarik napas berjarak kemudian membuka pintu. Wang Yibo sudah duluan di sana, dia mendengkus ringan. "Lihat saja nanti, seberapa totalitas dia bekerja."

Sebaris gumaman yang dapat didengar Xiao Zhan.

Memaksakan diri, mencoba duduk nyaman, diam-diam Xiao Zhan memicing menatap lelaki berambut biru di samping. Sikap arogannya kambuh lagi. Padahal, di perjumpaan terakhir mereka, Wang Yibo seakan tak mengenal sikap arogan. Seperti tadi malam, menjerit-jerit sambil memeluk erat. Jika Xiao Zhan ceritakan, orang-orang mana ada orang yang percaya.

"Kau sudah sering melakukan pelatihan pernapasan yang sudah aku ajarkan?" Wang Yibo bertanya.

Xiao Zhan balas mengangguk.

Wang Yibo tak puas hanya dengan anggukan, dia meminta jawaban serius. "Jawab dengan benar!"

"Sudah, Senior Wang." Intonasi naik beberapa oktaf.

Wang Yibo tersenyum tipis, tak tahu maksud di baliknya. "Lakukan lagi sebelum latihan mulai."

Pasrah, Xiao Zhan menurut saja. Mempraktikkan latihan seperti yang Wang Yibo ajarkan; pernapasan dan senam mulut. Hirup napas dalam-dalam melalui hidung, kembungkan perut, tahan sejenak di bawah perut, keluarkan melalui mulut dengan cara mendesis atau hentakan sambil ucapkan. Xiao Zhan merasa seperti orang konyol saat melakukan senam mulut; memutar mulut,menjulurkan lidah, meliukkan bibir ke kanan kiri, bersiul. Xiao Zhan melalui beberapa menit melakukan hal itu, dan selanjutnya, Senior Wang Yi mengajari teknik olah vokal.

Dirasa cukup, Wang Yibo menyerahkan naskah, layar komputer menyala. Tak langsung rekaman, Wang Yibo menjelaskan perihal Olah Rasa.

"Aku hanya sekali menjelaskannya padamu, pahami baik-baik!" tegasnya. "Sebagai seorang dubber, kau harus menjiwai karakter yang kauperankan. Berkonsentrasilah dalam mengingat dialog, hadirkan emosi yang pernah kau alami, imajinasi membantumu untuk menyelami karakter yang akan dimainkan."

LET ME HEAR YOUR VOICE [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang