"kok masakan Indonesia sih?" Naya berkomentar.
Harumnya tumis kangkung buatan Zea sampai kehidung Naya. Gadis itu duduk di meja lingkar didapur seraya memotong ketimun menjadi beberapa bagian.
"Tamu nya kan orang Indonesia."
"Oh.."
"Itu tempenya di balik dong, Nay. Nanti gosong."
Naya mulai membalikkan tempe yang Semenit lalu di masukkannya ke atas kompor. Kemudian satu persatu yang sudah matang di letakkan di atas piring.
"Apa lagi?" Naya menawarkan diri.
"Bikin sambal-nya."
"Ha? Gue?"
Zea menoleh. "Iyalah. Masa gue. Yg ini aja belum kelar."
Naya menghembuskan napasnya. Okay, gak apa-apa kalau hanya membuat sambal biasa seperti buatan bi Sum, pembantu di rumahnya. Tidak akan rumit. Beberapa cabai dia masukkan kedalam cobek. Kemudian menumbuknya menjadi sambal terasi.
"Babe,"
Edward tiba-tiba saja menampakkan mukanya. Suami Zea itu melangkahkan kakinya mendekat pada Zea. Kemudian Dikecupnya kening Zea setelah ia memberikan pelukan dari belakang.
"It's done?" Tanya Edward sembari melingkarkan tangannya di pinggul Zea.
"Not yet babe,"
"Is delicious?"
"Of course. You want try?"
"Sure!"
Dan Zea mencoba menyuapi suaminya. Sementara Naya mengubah posisinya yang semula menghadap Zea jadi membelakangi wanita itu. Padahal tadi matanya tidak perih menumbuk cabai-cabai itu. Tapi saat melihat adegan dewasa itu matanya jadi perih secara tiba-tiba. Apa-apaan ini, Zea sungguh tidak sopan bermesraan didepannya. Membuat iri 2 kali lipat.
"Enak,"
"Thank you babe,"
"Okay, selesaikan ya," Bahasanya indonesianya lancar sekali. Katanya, Pernah satu tahun Edward berada di Indonesia untuk mempelajari bahasa Indonesia hanya untuk Zea. So-romantic.
Setelah mendapat sekali suapan dari istirnya, Edward mencium kening wanita itu, dan kemudian pergi berlalu. Namun saat melewati Naya, Edward tersenyum dan berkata, "Semangat,"
Naya balik tersenyum. Setelah Edward Pergi, ia berujar, "Panas ya,"
Zea nyengir kuda. "Mau kan kaya gue? Mau yang bule apa make in Indonesia aja?"
Naya mendelik, "Apaansih,"
"eh, cowok bule yang kemarin gimana kabarnya?"
"Yang mana?"
Naya lupa? Tidak. Dia hanya pura-pura lupa. Orang seaneh Steve tidak mungkin hilang begitu saja. APalagi hanya dia bule satu-satunya yang ngebet banget pengen temenan sama Naya.
"Yang tadi ketemu di pasar. SIapa namanya?"
"Nggak tahu lupa."
Zea mematikan kompornya, kemudian menata rapi masakan apa saja yang sudah ia buat. sementara Naya memindahkan sambalnya ke dalam piring kecil kemudian disusun di atas meja.
"Lo ketemu cowok itu dimana, sih? Kok cepet banget kenalannya. Belum juga seminggu. Hebat banget deh, Lo."
Naya membersihkan tangannya di atas wastafel, membersihkan sisa-sisa cabai yang menempel di tangannya, kemudian menoleh. "Dia aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
LONDON and U
ChickLitSebagian cerita dihapus🙏🙏 Sedang berada pada posisi bingung terhadap hati sendiri, ingin berdamai, dan menyudahi saja semuanya. Menyerahkan semuanya pada Sang Maha. Kemudian melupakan apa yang sudah terpendam sejak lama. Memori, memang sulit untuk...