London-Jakarta di jadwalkan berangkat pukul 8.30 dan mereka sudah sampai setengah jam sebelumnya. Naya sibuk melirik jam tangannya. Pukul 8, tetapi Steve belum datang juga. Sementara dia sudah harus check in sesegra mungkin. Naya Berhenti ditempatnya, melirik kesegala arah yang memungkinkan dia menemukan Steve.
Berribu-ribu manusia yang datang dan pergi dari hadapan Naya semakin lama semakin memenuhi airport. Mereka yang duduk-duduk bersandar di bangku tunggu atau mereka yang menggeret koper dengan lesu setelah penerbangan yang melelahkan. Tidak satupun yang berhasil mencuri pandang Naya. Kecuali lelaki itu, yang berlari satu kilometer kearahnya tanpa sengaja menyenggol orang-orang disekitarnya.
"Aku telat?" Sesampainya di depan Naya, Napasnya terdengar kelelahan. "Sorry,"
Naya menggeleng sembari tersenyum. Tidak apa hanya telat beberapa menit saja. Setidaknya lelaki itu benar-benar memenuhi janjinya.
"Kau menungguku?" Steve bertanya lagi.
"Ya."
Steve membalas senyuman Naya.
"Steve, aku harus segera masuk ke dalam."
"ya. B-but-, wait." Steve mengeluarkan sebuah pulpen dari dalam tasnya. Kemudian meraih lengan Naya dan menuliskan sesuatu di sana.
"Ini emailku," dia menunjuk tulisan yang paling atas. "Dan ini nomorku," lalu menunjuk tulisan yang bawah.
Naya tersenyum tidak percaya. "Kau ingin aku menghubungimu?"
"ya," Steve balas tersenyum. Kemudian sebelah tangannya menyentuh kedua pipi Naya dan mengusapnya perlahan. "Save flight, Naya."
Naya menampakkan barisan giginya. Kemudian menoleh kearah Olla yang memanggilnya untuk segera check-in. "I have to go."
Steve mengangguk, merelakan Naya meninggalkan kota ini. "Hati-hati." Kata Steve.
"Tentu."
"Kalau kau ingin kembali, aku akan selalu bersedia menjadi rumahmu."
Naya mengangguk saja. Ia tidak mau lagi memperpanjang pembahasan itu lagi. Naya melangkah maju dan memeluk tubuh tinggi Steve. "See you." Kemudian berbalik. Membelakangi Steve dan menghilang perlahan setelah memberikan tiket dan paspornya pada penjaga.
Ada yang datang. Kemudian ada yang pergi. Semua sama. Tidak ada yang benar-benar abadi. London hanya tempat singah sementara. Setelah seminggu memberikan potongan cerita yang tidak tahu ada akhirnya atau tidak. Naya tidak mau mengharapkan apapun dulu. Dia benar-benar ingin melanjutkan misi selanjutnya. Perjodohan yang selama ini menjadi pertentangan dengan Pa Hardi harus dia hadapi lebih dulu. Jakarta dan London tidak bisa dijangkau. Tentang Steve dan ceritanya, biarkan berjalan apa adanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONDON and U
ChickLitSebagian cerita dihapus🙏🙏 Sedang berada pada posisi bingung terhadap hati sendiri, ingin berdamai, dan menyudahi saja semuanya. Menyerahkan semuanya pada Sang Maha. Kemudian melupakan apa yang sudah terpendam sejak lama. Memori, memang sulit untuk...