04. AW - KINGKONG - 1665

23 5 0
                                    

.
.
.

- Page 4 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Page 4 -

Ting.

Suara singkat itu berasal dari mesin absensi kafe. Meskipun suaranya ringan, namun berhasil membuat Allura bernafas lega. Akhirnya, ia bisa menjauh sementara waktu dari Raska. Cowok rese yang mengganggunya selama berada disekolah. Semua ulah yang dilakukan oleh cowok itu benar-benar membuat kepalanya pening. Uyuhan gak depresot.

Meletus balon hijau.

Dor.

"Al!"

Sebuah protes-an keluar dari mulut seorang gadis.

"Ish! Kamu tuh ya! Jail banget!"

Adel mengelus dadanya. Gadis itu tentu saja reuwas. Sedangkan Allura, hah~ ia tertawa lepas. Dasar jail, gak ada beda ama Raska. Sepertinya memang jodoh, semoga saja. Aam--eh! Jangan diaminin! (Allura protes)

"Damai kak!"

2 jari ia tunjukkan kepada Adel, gadis yang tak akan bisa marah sedikitpun kepadanya. Adel merasa terhibur dengan tingkah Allura. Suasana kafe jadi tidak terlalu monoton.

...

Kasir.

"Al."

Allura langsung menatap orang yang baru saja memanggil namanya. Seorang cowok yang berdiri di depan meja kasir. Gadis itu tentu saja mengenalnya. Pegawai yang seringkali membantunya menyelesaikan pekerjaan kafe. Air.

"Nih, Abang tadi beliin nasi padang, harus dimakan ya."

Cowok itu meletakkan sebungkus nasi padang tepat di atas meja kasir dan sontak saja membuat Allura mengerutkan keningnya.

"Eh? Gak usah Bang. Buat Abang aja."

Allura mendorong pelan nasi padang itu. Mengode agar Air mengambil kembali barang pemberiannya. Membatalkan niat baiknya itu. Namun Air terus memaksa. Dirinya tidak mau menyerah begitu saja. Mau tidak mau, Allura lah yang menyerah. Ia pun menerima bungkusan nasi padang itu. Tapi pake acara dorong-dorongan dulu ygy. Biasalah.

Air kemudian meninggalkan Allura. Ia pergi menuju bagian belakang kafe. Disana tersedia sebuah kursi kayu panjang. Air pun lantas duduk di kursi itu sambil menikmati suasana yang sepi.

Telapak tangannya terulur masuk ke dalam saku celana bahan warna hitamnya. Mengambil sebuah bungkusan kotak berwarna hitam dengan corak emas. Rokok.

Jemari tegasnya dengan lancar membuka ujung dari bungkusan itu, lalu mengambil sebatang lintingan berwarna putih. Dibakarnya sesaat menggunakan kriket berwarna hitam-maroon. Dan mengarahkan batangan kecil itu ke bibirnya.

Menyesap secara lembut untuk merasakan sensasi yang sebentar lagi masuk ke dalam kerongkongannya. Memejamkan netranya untuk menetralkan pikiran yang berkecamuk. Merokok itu memang menghilangkan stress, tapi sesaat. Kalau sudah kecanduan, ya tinggal waf*t. Candaaa.

ALLURA WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang