08. AW - SPION - 1097

15 5 0
                                    

.
.
.

- Page 8 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Page 8 -

Rabu kelabu.

5.30 WIB.

Angka itu terpampang dengan jelas di dalam benda bulat yang menempel pada dinding.

Allura sendiri sebagai sang pemilik rumah tengah sibuk mengayunkan sapunya di lantai. Membersihkan debu yang berserakan di dapurnya. Sepetak-dua petak, keramiknya menjadi kinclong.

Tok tok tok.

Allura seketika menghentikan aktivitasnya. Membiarkan sapunya sedikit melayang.

"Pasti si Ibu itu."

Tangannya kembali melanjutkan menyapu, memasukan debu yang sudah terkumpul ke dalam pengki. Harus diselesain sampe bersih gak boleh setengah-setengah, nanti lakinya brewokan. Kata siapa? Kata Bumali.

"IYA! SEBENTAR!"

Allura lantas menyandarkan 2 peralatan kebersihan itu di pintu kulkas. Secepat kilat ia menghampiri pintu rumahnya. Memeriksa tamu yang datang.

Cklek.

"Pagi sayang~"

Sapaan itu berasal dari seseorang yang bergender laki-laki. Dugaan Allura rupanya salah. Nol besar. Lah, lah, lah? Kok?

"Elo?!"

Allura terkejut bukan main. Yang datang ke rumahnya ternyata adalah Raska. Untung saja, jantungnya masih bagus. No damage, no minus. Bisa nego. Lah?

"Kenapa?" Tanya Raska lembut.

"Lo ngapain ke sini?!" Balas Allura kesal.

"Jemput lo lah!" Jawab Raska santai.

Allura melotot seketika, kemudian mengintip sesuatu di belakang tubuh Raska.

'Motor?!' Batinnya tak percaya.

"Lo udah gila ya?!"

Raska mengangguk cepat sambil tersenyum kecil. Dirinya menerima dengan fine penilaian buruk itu. Tak apa dan tak masalah jika Allura yang menilainya. Oke-oke, terserah Raska aja. Kami hanya penonton--pembaca maksudnya.

"Jaitan lo masih basah Raska!" Peringat Allura.

"Astaghfirullah Hal Azim!" Wkwk, sampe ngucap.

"Lo udah bosen idup atau gimana sih?!" Oceh Allura tak habis pikir.

"Yaelah Al! Kan gua udah bilang, ini tuh cuma luka kecil." Enak bener ngebalesnya.

"Biji mata lo noh yang kecil!" Pfft.

"Lo lupa atau geger otak sih?! Kemarin kan dokter bilang banyak-banyak istirahat! Kalo lo gak mau di rawat!" Oceh Allura kesal.

Raska hanya fokus memperhatikan Allura. Tak perduli dengan ocehannya. Dan sepertinya, memang tak nyantol. Ketik C spasi D, capek deh.

ALLURA WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang