Hai Aully kembali lagi.
Aku tau kalian pasti bosan ya bacanya, karena lagi dan lagi aku revisi, dan publish ulang ceritanya. Maafin yaaa.
Kawal terus LettaHero sampai menemui kisah akhirnya dan bertemu penerbit nya, ya?
Happy reading para kesayangan Aully!
"Waktu terus berjalan dengan begitu cepat, tanpa terasa kita sudah banyak mengalami hal-hal yang tidak kita duga,. Pertemuan demi pertemuan pun terjadi yang mungkin hanya bisa di kenang, setelahnya. Entah kita menjadi manusia yang saling mencintai atau menjadi manusia yang saling membenci, nantinya. Tapi, percayalah setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tidak peduli kita menerimanya atau tidak, nyatanya semesta selalu memaksa." -LettaHero.
🌼🌼🌼🌼🌼
Hari Senin pagi di SMA Saloka Trisetya seperti biasanya seluruh murid baris-berbaris untuk melaksanakan upacara bendera. Dan, sialnya bumi pada saat ini begitu panas. Seorang perempuan berambut panjang, dengan topi upacara yang menutupi kepalanya mengeluh sedari tadi, dia Asla Violetta permata, bisa dipanggil Letta.
Letta menutupi wajahnya karena sinar matahari pada saat ini begitu menyengat kulitnya yang putih, kalau begini bisa-bisa kulitnya nanti akan jadi belang. Ia mengusap pelipisnya yang bercucuran keringat, "Sumpah ya hari ini tuh panas banget, anjir."
Nadine, perempuan yang berdiri di sebelahnya, hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku sahabatnya itu.
Hampir satu setengah jam Bapak Nurdin selaku kepala sekolah, tidak juga menyelesaikan amanatnya, padahal topik pembicaraan sama saja: Mengenai kebersihan lingkungan sekolah, murid yang harus meningkatkan belajar dan prestasinya, juga masalah para murid yang sering datang terlambat hingga memilih untuk bolos pelajaran.
"Sumpah ya, kali ini lebih lama daripada sebelumnya. Rasanya tuh gua pengen pingsan, udah gak kuat," keluh Letta lagi, kini ia memilih untuk berjongkok, tidak peduli pada siswi yang menatapnya sinis.
Nadine yang juga ikut geram karena tingkah laku Letta, langsung menarik bahu perempuan itu untuk berdiri, masalahnya jika guru BK nya itu melihat, bisa-bisa barisannya juga ikut kena hukuman. "Ta, ada bu Mariska lo mau dihukum, hah?"
"Tapi ... gua capek, Din."
"Sabar, sebentar lagi, tahan dulu aja. Harus lo ingat ya, Ta, dulu pahlawan berkorban untuk kita hingga darah penghabisan. Sementara lo yang cuman upacara aja ngeluhnya udah kayak di paksa kerja rodi. Payah!"
Letta berdecak, "Kalo sampe sepuluh menit belum selesai juga. Gua milih pingsan aja, ah. Sekalian biar gua bisa istirahat di UKS dan minum teh hangat buatan PMR."
"Gak sampe sepuluh menit juga udah selesai, Ta."
Sepersekian menit, akhirnya upacara selesai. Para murid mulai membubarkan diri dari lapangan utama SMA Saloka Trisetya atau yang dikenal Salsetya. Ada yang langsung pergi ke kelas, ke toilet, dan juga ke kantin, sama seperti mereka Letta juga langsung berjalan cepat ke kantin guna menghilangkan rasa hausnya yang sedari tadi ia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LettaHero ( Revisi )
Teen Fiction"Jangan berjanji jika tidak bisa menepati. Jangan pernah berdusta untuk menutupi kesalahan, demi menjaga hati yang sudah lama tersakiti, dan jangan sekalipun mengkhianati seseorang yang mencintai mu dengan ketulusan, hanya karena ingin mengulang kis...