Ze mengusap pelan pipinya yang terasa memanas. Cap lima jari masih membekas di pipi putihnya. Tamparan gadis Demigod itu benar tidak main-main. Padahal Ze hanya berniat membantu tadi.
"Apa masih sakit?" Baskara bertanya. Ekspresinya terlihat ngilu melihat bekas tamparan itu.
Saat ini posisi mereka sudah turun dari kapal. Vina juga sudah tampak membaik, walaupun bibir pucatnya masih kelihatan. Sedangkan Helena … gadis berambut langit cerah itu tidak terlihat bersalah sama sekali.
"Tentu saja." Ze mendengkus kesal. Padahal niatnya baik-baik ingin membantu, tetapi malah berakhir seperti ini. Belum lagi tadi Prixi juga tidak mengembalikan bukunya. Lengkap sudah kekesalan seorang Ze.
"Aku ada membawa salep, mungkin bisa meredakan sedikit nyerinya." Tangan Vina langsung membongkar tas persediaannya untuk mencari benda yang ia maksud. "Ini, ambillah." Tangannya menyodorkan wadah salep berwarna putih susu pada Ze.
"Terima kasih." Ze menyambut sodoran salep itu. Dengan telaten pria itu mengoleskan cairan dingin itu pada pipinya.
"Kita sudah tertinggal jauh. Jika sudah, mari berangkat." Ze dan lainnya mengangguk. Mereka mematuhi perintah dari ketua. Tim Aztek berangkat dengan Ze sebagai petunjuk jalan ke wilayah Shee
***
"Kita sudah sampai," ucap Ze yang langsung disambut decak kagum rekannya.
Hamparan bunga berwarna-warni yang terdapat di bukit ini membuat mereka bungkam. Semilir angin yang berembus sepoi-sepoi, membuat para bunga ikut bersenandung ria. Bagaikan fantasi, bukit Sithe seperti menghasilkan suara-suara merdu yang mengalun lembut di telinga mereka.
Ze memejamkan matanya, akhirnya ia kembali ke kampung halamannya. Bukan untuk liburan
melainkan menjalankan misi dengan keterbatasan waktu."Ini sangat indah." Decak kagum Vina disetujui oleh Helena. Gadis itu juga terlihat terpaku.
"Bukankah Shee tinggal di bawah tanah?" tanya Baskara.
Ze mengangguk. "Hanya perlu masuk ke lubang kelinci, kita sudah sampai ke wilayah Shee," jelas lelaki itu. Pikirannya sudah terbayang bagaimana keadaan kampung halamannya.
"Di mana letak lubang kelinci itu?" tanya Baskara lagi.
Ze menunjukkan sebatang pohon oak besar di depan sana. "Lubang kelinci ada di dekat pohon itu. Hanya saja, kita perlu menjawab teka-teki Dryads terlebih dahulu."
Baskara mengangguk mengerti. Mata Baskara diajak menjelajah ke sekelilingnya. "Pemandangannya sangat memanjakan mata."
"Tentu saja. Ini masih wilayah pertama Shee. Wilayah selanjutnya kalian akan dibuat bungkam."
"Aku jadi tidak sabar melihatnya—"
"Argh, kembalikan topiku!"
Suara cempreng itu mengalihkan perhatian Vina, Ze, dan Baskara. Ketiganya serempak menoleh ke asal suara. Di sana Helena terlihat tengah menarik daun yang dibentuk topi kerucut, tetapi tertahan oleh sosok makhluk kecil dan bugil.
KAMU SEDANG MEMBACA
22 Seconds Time Challenge
FantasíaEmpat tim dikirim ke Never Island untuk mencari letak Sigil dan mengaktifkannya dalam kurun waktu 22 detik. Tim Aztec yang beranggotakan Zephyr, Vina, Helena dan Baskara sebagai ketua mendapatkan wilayah pencarian di wilayah Shee. Teka-teki kehidup...