#2 Bertemu

22 0 0
                                    

(*tok tok tok
"Sepertinya dia sudah datang" gumam Revaya.

"Sudah kuduga!" -Revaya
"Apa, sialan?" -Aldar
"Sudah kuduga itu kau, silahkan masuk~".
"Kau menungguku?"
"Iya"

"Silahkan duduk, kau kemarin mengajakku bertemu karena ada sesuatu yang ingin di bicarakan kan? Katakan." Revaya

"Kau tidak sopan dengan calon suami mu sendiri, buatkan aku teh hangat"-Aldar

"Berarti kau kesini untuk membicarakan itu, ya?"

"Ya"-Aldar

Revaya pergi menuju dapur dan membuat teh. Dan Aldar berdiri dari tempat duduknya dan melihat isi rumah Revaya
*Ck, baju dia ada dimana-mana, seperti tidak punya lemari saja. Untungnya hanya baju yang berserakan, bukan makanan.* gumam Aldar.

"Sayang~"
"AH, ANJING"teriak Aldar kaget.
"Apaansi gitu aja kaget, aku ingin pergi dulu ke supermarket depan sana"
"Baju mu berserakan dimana-mana"
"Yang penting bukan makanan dan barang-barang ku yang berserakan, aku pergi dulu, jaga rumah ya sayang"

Revaya menuju ke supermarket.

"Ck, apaan sih." Gumam Aldar

Aldar menuju ke kamar Revaya, ia terkaget saat melihat kamar Revaya yang begitu berantakan.

"Padahal kamarnya kecil begini, apa dia tidak punya waktu untuk membersihkannya?" Gumam Aldar

Selagi Revaya masih di luar, Aldar mengambil baju-baju Revaya yang berserakan di  dan tak sengaja ia....
Mengambil pakaian dalam milik Revaya, tiba-tiba muka nya memerah saat memegang BH milik Revaya.
...
"Gede banget, perasaan kalo di lihat-lihat punya dia kecil.., tunggu dulu...
Mengapa pakaian Revaya di bawah sofa? Apakah dia... Berani-beraninya ia memintaku untuk menjadi suaminya, padahal..!

(*Tok, tok, tok
Aldar membuka pintu, Revaya telah kembali dari supermarket.

"Beli apa di supermarket?"

"Gula, untuk membuatkanmu teh"

*Payah*-gumam aldar

"Kamu kenapa? Wajahmu terlihat marah"-Revaya

"Kenapa ada pakaian dalammu di bawah sofa?" -Aldar

"Ehhh kamu melihatnya??? Ah.. kemarin saat aku mau mandi aku langsung membuka semua pakaian ku dan melemparnya ke sofa"

"Bohong, apa yang telah kamu lakukan?"

"Ohh! Pikiranmu kotor ya TUAN" ucap revaya sambil tersenyum.

"Jadi?"

"Bagaimana caranya aku membuktikannya? Untuk apa aku memintamu untuk menjadi suamiku jika aku telah berhubungan dengan orang lain? Ck, menjijikkan, tapi.. argh sial. Atau, kau mau membuktikannya sekarang? Jika keluar darah dari kemal-"

Aldar menutup mulut Revaya, dan sadar obrolan itu sangat menyinggung perasaan Revaya.

"Aku percaya, buatkan aku teh" -Aldar

Aldar kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa.

Revaya datang dan memberikan teh hangat buatannya, dengan perasaan yang masih kesal....

"Cepat minum, setelah itu langsung pulang saja"-Revaya

"Aku sudah menentukan jadwal"-Aldar

"Jadwal? Apa?"

"Kita menikah, kamu sudah siap kan? Besok lusa aku akan bicara dengan orang tua mu"

"Hei.. aku belum mengenal mu.."

"Bukankah itu menarik? Kau belum mengenal ku? Aku adalah orang yang tampan, baik hati, bos yang ada di kantormu, dan jodohmu"

"Aku tak ingin menikah dua kali."-Revaya

"Hee.. aku juga sangat tidak menginginkan itu, jadi.. kau mau kan jadi istriku?-Aldar

Apakah jawaban revaya? Apakah ia akan menolak karena belum mengenal calon suaminya??
.
.
.
Continued

Obat Trauma KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang