#3 Aku bisa percaya?

19 0 0
                                    

"kita tunda saja 3 bulan ini.."-Revaya

"Kenapa?"-Aldar

"Aku ingin mengetahui sifatmu dulu"-Revaya

"Bukankah sudah jelas?"-Aldar

"Tidak, belum cukup"-Revaya

"Kalau begitu kau jadi pacarku sekarang"-Aldar

"HEE?? Tidak! Kalau pacaran.. pasti bergandengan tangan, berpelukan, dan..."-Revaya

"Ciuman?" Ucap Aldar sambil mendekatkan wajah nya ke Revaya.
Revaya langsung meninju wajah aldar, dan menarik kerah baju nya menyeret aldar keluar dari rumahnya.

Dan Aldar...

"Dia kenapa? Malahan, aku yang belum mengenal sifat dia bagaimana, dia selalu saja menggodaku, kenapa aku tidak bisa? Memangnya aku alat? Argh" isi kepala Aldar yang penuh pertanyaan.

Revaya berada di belakang pintu dan berpikir..

"Dia orang yang mes*m! Dia bahkan tadinya hampir melecehkanku sialllll!!!!!!" Pikir revaya

Tiba-tiba revaya menangis, cukup lama.

"Eh.. bukannya itu hal yang wajar bagi para kekasih ya... , Ah tidak! Pasti dia hanya ingin menjahiliku saja! Besok aku harus minta maaf..."

Besoknya..

(*Kantor

"Selamat pagi, pak" ucap revaya seolah-olah kemarin tak terjadi apa-apa

"Kemarin.. aku-" -Aldar

"Saya akan pergi membeli sarapan untuk anda, seperti biasakan? Baiklah"

*Padahal kan aku belum berkata apa-apa..* gumam Aldar

....

(*Pulang bekerja, tempat parkir.

"Revaya Sovanna! Tunggu!"-Aldar

"Iya pak, apa ada yang saya bantu?"-Revaya

"Yang kemarin, aku minta maaf. Aku sangat kurang ajar, padahal aku belum tahu bagaimana kehidupan mu"-Aldar

"Eh.. aku juga minta maaf, kemarin kamu kan.."-Revaya

"Sebenarnya aku hanya iseng saja, tapi tiba-tiba kamu memukulku HAHAHAAH"-Aldar

"tidak lucu, sebagai permintaan maaf karena memukulmu, ayo pergi makan"-Revaya

"Baiklah, ayo"-Aldar

Mereka berjalan menuju mobil Aldar

"Gendra! Aku.. duduk di belakang saja boleh kan?"-Revaya

"Heii jangan panggil aku dengan nama itu"-Aldar

"Maaf, tapi menurutku itu keren, hehe"-Revaya

"Baiklah, kamu pasti punya alasan tersendiri kan karena duduk di belakang, boleh"-Aldar

"Kita makan hotpot, kau yang bayar"

"Baik nyonya"-

"Apa kau hanya bisa berkata 'baiklah'?"-Revaya meledek

"Kau ingin kucium?"-Aldar

"Jangan berkata seperti itu, kau membuatku takut!"

"Baiklah, tidak lagi. Jangan mengejekku"

"Kau berkata 'baiklah' lagi"-Revaya

"Kau benar-benar ingin dicium?"

"Ehh tidak! Ayo jalan~ aku sudah sangat lapar"

Ditempat makan

"Yeyy makanannya udh datang"-Revaya

"Aku ingin bertanya sesuatu yang penting"-Aldar

"Diam"-Revaya

"Kemarin kan aku-"-Aldar

"Saat akan makan jangan berbicara, jika aku sedang makan jangan mengajakku bicara, nikmati makananmu, kita bisa mengobrol nanti"

"Iya-iya~"

(*Selesai makan, dalam mobil.

"Aa~ kenyangnya, kita akan kemana habis ini?"-Revaya

"Rumahmu, aku akan menginap"-Aldar

"Kau becanda kan? Setelah di pukul sekarang ingin dibunuh?"

"Kalau begitu kau menginap di rumahku saja"

"Ok"

"Haaah ? Kau... Baiklah, aku akan membicarakan sesuatu yang penting di rumahku"

"Tentang pernikahan? Aku membatalkan nya. jika tidak kubatalkan mungkin 3 bulan lagi kita menikah"

"Seenaknya ya.. pikir kan aku juga dong"

"Aku yang mengajakmu menikah"

"Iya, aku tau. Kita akan membicarakan itu nanti."

Apa yang mereka bicarakan? Pernikahan?
Sifat mereka?
Atau membatalkan pernikahan?
.

Continued

Obat Trauma KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang