#6 Syarat

12 0 0
                                    

Setelah pernikahan mereka, mereka langsung menuju ke rumah mereka, rumah Aldar.

(*Didalam kamar.

"Sekarang giliran mu untuk mandi"-Aldar

"Perutmu bagus, ya"-Revaya

"Kau ingin ku makan sekarang?"

Revaya menuju ke kamar mandi. Saat keluar ke kamar mandi ia menemukan Aldar yang duduk di ranjang sambil melihat ponsel nya.

"Sayang~ , kau tahukan aku tak ingin memiliki anak dulu.. jadi kita tunda dulu ya? Aku ingin merasakan bagaimana rasa nya berpacaran"-Revaya

"Iya-iya, bisa kok berhubungan sex tapi tidak hamil"-Aldar

"Bukan itu maksudku, bodoh"

Obrolan Aldar dan Revaya yang sedang mengganti bajunya

"Kau tidur tidak memakai bh?"-Aldar

"Iya, itu nyaman sekali. Kau harus coba"-Revaya

"Aku ini lelaki"

"Ehh iyaa!"

Aldar tertawa.

"Dada mu besar, aku kira kamu ini rata"-Aldar

"Aku memakai semacam dalaman yang bisa membuat dada terlihat kecil, itu bertujuan agar tak ada lelaki yang tertarik"-Aldar

"Bagaimana dengan trauma mu? Jika aku menyentuh mu tak apa kan ? Aku tak akan memakan mu, aku adalah suamimu sekarang, aku paham kamu. Atau ingin pisah kamar untuk sementara?"

"Aku nyaman jika bersamamu, kita tidur bersama"ucap revaya sambil menidurkan diri nya ke kasur.

"Cium aku dong sayang"

"K-kamu.. tutup mata"

Aldar menutup matanya.

*Ck, patuh ya* gumam Revaya, ia tak mencium aldar.

"Mana ih~ cium~"-Aldar

"Suara macam apa itu? Kau kenapa?"
Revaya memegang dahi Aldar, memeriksa apa dia sedang sakit.

"Mulai manja ya"-Revaya

Revaya mencium kepala Aldar dan membelakangi Aldar lalu tidur. Aldar terdiam dengan wajah merahnya lalu tidur.

.

(*Paginya

Revaya terbangun dan melihat Aldar tak ada di sampingnya, dan malam itu aman. Revaya langsung menuju kamar mandi, setelah mandi ia mengganti pakaian nya dan menuju dapur.
Ia mengira suaminya telah pergi bekerja, tapi ia menemukan Aldar yang sedang memasak sarapan.

"Ah~ suami ku sudah bangun ya~ ayo sarapan dulu sayang ahh~" suara menggelikan Aldar yang mengejek Revaya.

"Apasih, sekarang jam berapa?"-Revaya

"Sayang, cium dong"

"Sekarang jam berapa?"

Aldar melihat jam tangannya.

"08.37"-Aldar

"Tidak ada sesuatu atau hal yang harus dilakukan hari ini?"-Revaya

"Aku melupakan sesuatu, tadi ibuku menelpon, nanti malam kita makan malam di rumah orang tuaku. Ajak ayah dan ibumu juga, aku sudah bilang ke orang tuamu"

"Baiklah"-Revaya

"Cium"-Aldar

"Tidak"

"Kalau aku memaksa?"

"Kau akan menyesal"

"Lupakan saja, makan sarapanmu. Aku akan pergi ke kantor dulu, aku akan kembali sebelum sore, bersihkan rumah"-Aldar

"Iya"-Revaya

(*14.21 pm

Aldar kini telah kembali ke rumah setelah bekerja.

(*Dalam kamar
"Berikan bajumu, gantung dulu"-Revaya

"Ini"-Aldar

Revaya melihat perut indah suaminya  tanpa sadar Revaya menyentuh dada suaminya

"Hei, mesum sekali ya istriku"-Aldar

"Kau ingin aku menciummu kan?, Kau saja yang mulai, aku mengijinkanmu-"-Revaya

Tanpa pikir panjang Aldar langsung mencium Revaya tepat di bibirnya. ciuman singkat itu membuat Revaya ingin lagi.

"Lagi"-Revaya

Mereka melakukan ciuman panas yang cukup lama

"Sudah puas, darling?"-Aldar

"Cukup, lain kali saja"

(*Malamnya, dirumah orangtua Aldar
Dimeja makan.

"Anak kita mendapatkan istri cantik yang bertanggung jawab~"-Genasya

"Ah~ dia hanya anak ku yang cinta uang~ , aku kaget tiba-tiba ia ingin menikah hahahah~"-Kirara

"Anakku juga begitu~, kukira selera dia yang berbatang"-Genasya (ibu aldar)

"Istrimu mirip istriku ya pak Jazaya"-Hendra (ayah Aldar)

"Mana mungkin, istriku lebih cantik"-Jazaya

"Aku tak membahas itu, bodoh"-Hendra

Revaya dan Aldar terheran karena orang tua mereka yang sangat akrab.

Sepulang dari sana.....

Maaf kalo ceritanya ga menarik dan ga nyambungnya heheh:)
.
Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obat Trauma KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang