PROLOG

33 18 3
                                    

Tiga tahun yang lalu ...

"BARA, KAMU MAU JADI PACAR AKU?"

Enam kata, satu kalimat itu berhasil membuat para murid SMP Pertiwi berteriak histeris. Mereka tak menyangka bahwa pihak perempuan dengan beraninya memulai start terlebih dahulu.

Ditengah-tengah lapangan sana, dua manusia berbeda genre sedang berdiri saling berhadapan. Si cewek berjongkok ke arah si cowok sambil menyodorkan segenggam bunga yang tak tersusun rapi. Sedangkan, si cowok menatap nyalang si cewek sambil mengeraskan rahangnya, menahan malu.

"Lo apa-apaan, sih?" Tanya si cowok dengan raut wajah marah.

Si cewek menghela nafas, "aku lagi ngajak pacaran, Bara. Masa kamu gak tau?"

"Lo- gila!" Bentak si cowok, murka.

"Kamu gak boleh ngomong kasar, masih dibawah umur, tau," celetuk si cewek masih dengan posisi yang sama. Berjongkok di depan si cowok.

"Kita masih dibawah umur, lo tau itu. Jadi gak usah sok-sokan ngajakin gue pacaran!"

Si cewek beranjak berdiri. "Ishh, kalo itu beda lagi ceritanya, Bara ku tersayang," goda si cewek sambil mencolek dagu si cowok.

CIEE ... CIEE ...

Tiba-tiba sorakan kembali terdengar dari para murid yang menyaksikan kejadian tersebut.

Si cewek yang merasa mendapat dukungan pun dengan percaya diri langsung berdiri tegak. Ia tersenyum sembari melihat semua teman sekolahnya, kemudian dengan cepat ia bergerak memeluk si cowok. Namun, dengan kasar si cowok menepis pelukan itu dan langsung berlari meninggalkan lapangan. Bertepatan dengan itu pula, bel pulang sekolah berbunyi.

Kringg ... Kringg ... Kringgg ...

Disinilah semuanya bermula.

To be continue

224 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang