〞𝐓𝐬𝐡𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚〝

117 17 0
                                    

"Tugas Karangan bahasa Inggris harap dikumpulkan Minggu depan, buatlah minimal 100 kata. Temanya adalah tentang impian atau cita-cita kalian."

(Name) menatap sang guru dengan lamat, dan seperti menyadari tatapan (Name) guru tersebut menambahkan, "Ada pertanyaan?"

(Name) tentunya mengangkat tangannya setinggi harapan orang tua,dan bertanya "Pak. Kalo impian saya pengen jadi orang kaya gimana ya nulisnya?"

Guru tersebut menatap (Name) dengan tatapan datar. "Maksud saya cita cita itu bukan berati kalian mau jadi apa. Tapi maksudnya itu pekerjaan impian kalian. Hadeuh."

Tugas dari guru bahasa Inggris membuat (name) bingung. Ia tidak memiliki pekerjaan impian.

Menurutnya, jika dirinya bisa bertahan hidup dan memuaskan diri dengan pekerjaan yang ada, juga jika ia nyaman dengan pekerjaan tersebut, itu sudah cukup baginya.

(Name) bingung, ia pun menghela nafas dan beranjak ke bangku Upi.

Ketika (name) sampai, ia langsung disuguhi oleh Sho yang berkata, "Impian ku adalah tidak mati sendirian, aku akan menjadi pilot atau masinis. Dan kalian berdua akan ku seret ke kursi V.I.P, jadi kalian akan meledak bersamaku."

Name hanya memasang muka datar, 'anjir. Aku udah tau, tapi Sho bener-bener psikologi.'

"Bercanda~" Ucap Sho.

"Dasar Psikopat," ucap Upi dengan suara pelan.

"Kan udah bilang aku gak punya impian."

(Name) mendekati mereka bertiga, "Eh. Boleh gak sih aku nulis karangan tentang aku yang pengen jadi istri orkay trus foya foya untuk menikmati idup?" tanyanya tiba-tiba

"Whaj"

"AHAHHAH- Impian kita sama ya! Yok kita lomba siapa yang dapet sugar daddy duluan"

(Name) mendengus remeh ke Upi, "Tepos gitu siapa ya- AH?!"

Upi menjambak rambut (Name), dirinya pun menjambak Upi balik. "Emang ada yang mau sama bocil SMA ubanan?!"

Mereka berdua pun saling beradu ilmu.

"Hiih. Baru Dateng udah dijambakin, ngajak berantem?!"

"Kamu sih!!"

"Hhheeuh."

Amu dan Sho yang sedang berada di tempat kejadian perkara mencoba untuk melerai kedua sugar babi tersebut.

Amu berkeringat dingin, "Aduh Tor! Bantuin!! Aku belom makan jadi lemah letih lesu lemes letoy lunglai"

Mendengar teriakan Amu, Toro pun pergi menghampiri mereka dengan Kikil yang mengikutinya.

Toro pun langsung menarik Upi agar tidak jambak jambakan lagi, namun (Name) tidak melepaskan pegangan nya di rambut Upi. Ia masih ingin jambak jambakan.

Kiki melirik ke arah Sho yang sedang menahan (Name), "Butuh pertolongan?" tawar Kiki.

"Ga"

...

Setelah beberapa menit, kedua orang itu pun berhasil dileraikan.

"Anying. Sakit kelapa gua.."

"Sakit, sakit. Rambut ku rontok anjir."

"Pshhhh.. cuman ketarik dik- WOY!!"

Mereka pun jambak-jambakan lagi ♡

::

Hi. Pendek? Emang. Jumlah kata di cerita ini 1/4 dari biasanya :)

Udah berapa bulan aku ga ungpdet, gatau berapa bulan pastinya tapi udah lama hehe.

Bye :DDDD

〟𝐈𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐧? 𝐈𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐧𝐤 ⑇ 𝐖𝐄𝐄!!𝐱𝐅!𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫   〟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang