〞𝐀𝐫𝐛𝐚'𝐚𝐭𝐮𝐧〝

124 24 5
                                    

(Name) menyeruput kuah bakso berwarna bening nya.

Ia kenyang..

Setelah ulangan bahasa Amerika yang membingungkan ia pun langsung pergi ke tempat yang menjual bakso terdekat.

Hitung hitung menghibur diri sendiri..

Namun kenapa (Name) sendiri di warung teteh bakso? Mungkin itu karena ia lupa mengajak teman teman nya.

Bukan mungkin. Dia memang lupa.

Eh. Yang penting ia kenyang.

"(Name)? Udah beres makan baso nya?" Ucapan teteh bakso membuat (Name) buyar dari lamunan nya.

Dirinya tersenyum, "Iya teh... Tapi (Name) duduk disini dulu bentar boleh? Ini uangnya." (Name) mengeluarkan uang 15 ribu dan memberikannya kepada teteh bakso.

"Boleh kok neng." Ucap teteh sebelum mengambil uang dan mangkuk kotor (Name) dan membawanya.

'...Merasa bersalah banget gwejh ga ngajak para kurcaci gw'

'Aaaaa-'

"(Name)?" Suara yang tidak asing memasuki indra pencernaan (Name). Ternyata itu adalah Upi. "Ngapa galau? Apa gegara tadi lu abis di tolak Sho terang terangan?" Ucapnya, terkekeh.

Amu tidak menanggapi apa yang dikatakan Upi dan lebih tertarik untuk mengganti topik, "Kamu kok makan bakso nggak ngajak-ngajak. Jahat ih." Amu pun beranjak duduk disamping (Name).

(Name) menatap mereka berdua bergantian sebelum menghela nafas dan mengecek kantongnya.

...

"Mau di trakt-"

"MAUUUUU"

Belum sempat (Name) menyesaikan omongannya kedua Kurcaci nya itu sudah terlebih dahulu menjawab.

"Kalian i-"

"Niih neng Amu, neng Upi. Baso enak, special buatan teteh." Sekali lagi, ucapan (Name) terpotong. Namun kali ini dipotong oleh teteh bakso.

"Wiii~ mantapp!!"

"Makasih teh~"

"..."

"Neng (Name)? Kenapa melamun gitu? Mau mesen lagi baksonya?"

"...iya deh. Jangan pake saos sama kecap. Sayurnya banyakin.. Oh iya, jangan pake mie juga. Bakso telor ya teh"

"Sip. Nanti teteh anterin."

"Mhmm.."

Entah kenapa (Name) tiba tiba merasa lelah.

::

"Tiba-tiba aku lupa tangan kanan sama tangan kiri yang mana," ucap Amu dengan tatapan kosong.

"Ish dasar pikun"

Entah kenapa (name) yang sedang melamun merasa terpanggil.

"Tangan kanan yang buat nulis, tangan kiri buat ce-"

"..Jijik Upi.."

Upi dan Amu menatap (Name) dengan tatapan kebingungan.

::

"Kenapa gak boleh ditiup?" Tanya Amu yang mencoba membuka percakapan, ia menatap (Name) yang sedang melamun dengan tatapan penuh harap ia akan nimbrung.

Upi menatap Amu heran, "Hah. Ya kalo ditiup nanti bau jigong"

"Tapi ada yang bilang kalo ditiup makannya bakal jadi gak sehat," Lanjut Upi

"Oh?"

"Pas makanan atau minuman tercampur sama nafas kita bakal muncul reaksi senyawa asam, kalo keseringan dikonsumsi jadi gak bagus bua badan juga"

〟𝐈𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐧? 𝐈𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐧𝐤 ⑇ 𝐖𝐄𝐄!!𝐱𝐅!𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫   〟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang