03: Hidup dengan istri kedua

149 16 4
                                    

warning:baca setelah berbuka ya😉


Arka melamun di sisi ranjang dengan pakaian kantornya. Sudah dua tahun berlalu, gadis itu masih lagi belum kembali. Terdengar helaan napas berat dari Arka saat pikirannya kembali kepada masa dua tahun lalu.

Flashback

Tepat dua tahun yang lalu, Arka mendapatkan panggilan dari Mama Naya.

"Halo, Ma" Arka menyapa Mama dalam keadaan mengantuk. Dia bangun dan menatap sebenatar ke arah sampingnya, Tiara yang tertidur pulas. Pasti capek dengan kegiatan mereka semalam. Arka mengecup sebentar bahu Tiara yang terekspos.

"Mama mau minta maaf soal Naya" Arka mengernyit bingung.

"Soal apa Ma?" Arka bangkit dan meraih handuk dan melingkar di pinggangnya. Kakinya bergerak menuju ke  kamar di sampingnya, tepatnya kamar Naya untuk melihat gadis itu. Entah firasat Arka tiba-tiba rasa tidak enak.

"Soal Naya melanjutkan kuliahnya di luar negeri" tepat Arka berhasil membuka pintu kamar Naya, keliatan kamar Naya rapi tanpa pemiliknya. Arka kaku berdiri di sana.

'Apa karenaku semalam?' batin Arka.

"-Naya udah bilang kamu beri keizinan untuk dia melanjutkan kuliahnya. Arka, kamu jangan terlalu ngikutin kemauan Naya kalo kamu keberatan" Arka terdiam dan bersandar di pintu.

'jadi dia bohongin mamanya? tapi kenapa?' pikir Arka.

Arka dengan cepat menuju ke arah lemari dan membukanya. Pakaian Naya masih utuh, tidak ada yang hilang.

'Jadi Naya beneran pergi? tapi kenapa pakaian tidak di bawa?' Arka memijit kepalanya yang pusing.

"Yaudah, Mama mau bilang itu aja. Kamu bersabar ya dengan sikap Naya yang seenaknya" ucap Mama masih lagi tidak enak hati dengan menantunya.

"Iya Ma. Gak papa, Arka ngerti kok Naya pasti mau yang terbaik untuk pelajarannya. Arka gak masalah Naya mau belajar dimana asalkan dia bahagia." Arka pergi ke meja belajar Naya dan mencari sesuatu yang dapat dia tahu tentang keberadaan Naya.

"Mama tutup telpon dulu ya," setelah itu panggilan berakhir.

Arka mengubrak-abrik barangan Naya sehingga menimbulkan kekacauan dan kebisingan.

"Arka, kamu ngapain kamar Naya?" Tiara bingung dan mendekat ke arah Arka dengan memakai kemeja Arka semalam.

Arka menoleh ke arah sumber suara sebentar lalu kembali lagi mencari.

"Naya pergi. Tadi Mamanya nelpon dia bilang Naya melanjutkan kuliah di luar negeri" ucap Arka.

"Hah! Kok tiba-tiba pergi?" Arka mengangkat bahunya tidak tahu.

"Terus Mamanya gak curiga soal Naya pergi?" tanya Tiara. Tangannya mengusap dada Arka yang tidak terbalut apa-apa.

"Naya bilang dia dapat keizinan dari aku buat kuliah ke luar negeri. Jadi Mama mikir Naya beneran ke luar negeri dan aku izinin. Tapi persoalannya dia beneran ke luar negeri?" Tiara menunduk sedih.

"Ini pasti karena aku. Naya pasti sedih karena aku hancurin rumah tangganya. Dia pasti pergi karena sakit hati" mata Tiara berkaca-kaca.

"Hei, liat sini sayang" Arka meraih lembut wajah Tiara dan mengusap pipinya pelan.

"Kamu gak salah, sayang. Kamu hanya ingin bersama dengan orang yang kamu cintai. Dan ini juga kemauan aku jadi bukan kamu yang salah. Cuma Naya aja yang kekanakan lari dari masalah" ucap Arka. Tiara tersenyum.

"Aku cinta kamu, Arka" Tiara.

"Aku juga cinta kamu, Tiara" setelah itu mereka berciuman panas seolah-olah tidak merasa bersalah akan kepergian Naya.

"Ahh-lagi arka" Arka dengan semangat mencumbu leher Tiara yang menjadi candunya.

*****

"Sayang, kamu dimana?" Arka menuruni tangga mencari keberadaan istrinya. Sejak dia selesai mandi dan berpakaian, Arka tidak melihat lagi istrinya. Kemana istrinya berada?

"Di dapur, sayang" teriak seseorang yang diyakini Arka adalah istrinya, Tiara.

Arka melangkah ke dapur dan melihat istrinya sibuk memasak.

Arka memeluk Tiara dan menelungsupkan kepalanya di leher jenjang Tiara. Tiara menggeliat geli saat bibir Arka yang basah bermain di lehernya.

"Sayang, berhenti sebentar bisa? Aku kan lagi masak. Kamu ganggu loh" Tiara menghentikan pergerakan tangan Arka yang ingin masuk ke dalam bajunya.

"Kenapasih kamu yang masak? Bibi kan ada. Kerjaan kamu itu layani aku, Tiara" Arka mencebik seperti anak kecil.

"Bibi ke pasar sama Pak Bijo. Lagian masak ini kemauan aku sendiri. Ini aku layani kamu juga loh, layani perut kamu" ucap Tira. Arka terkekeh lalu dengan cepat mengangkat tubuh Tiara.

"Ih Arka, ngapain sih?" Tiara sempat berteriak kaget saat suaminya mengangkat dirinya dan mendudukkan di atas meja.

"Mau cuddle sebelum ke kantor" ucap Arka manja.

"Ih, pagi tadikan udah" Tiara mencebik.

"Itukan sebelum mandi di kamar. Ini di dapur pula" Arka membuat puppy eyesnya.

Tiara terkekeh gemas. Merekapun bercumbu di dapur. Arka mencium leher Tiara dan tangannya sibuk meremas sesuatu di dada.

Aksi Arka terpaksa berhenti sebentar saat ponselnya berdering. Arka berdecak tak suka.

"Halo Mi, ada apa?" Arka membiarkan Tiara bermain di lehernya sembari dirinya sibuk mendengar Maminya bicara di ponsel dengan loud speaker.

"Naya ada telepon nggak?" tanya Mami, ibu Arka.

Arka menatap Tiara meminta jawaban.

"Minggu ini Naya gak telepon sama sekali" ucap Tiara pelan.

"Ekhm, minggu ini Naya gak telepon sama sekali. Mungkin Naya sibuk. Nanti Arka coba telepon Naya selepas ini" karang Arka.

"Baiklah, kamu udah mau berangkat ke kantor?" tanya Mami.

"Iya Mi. Ini lagi sarapan" Arka tersenyum nakal ke arah Tiara sementara Tiara mendengus kesal. Arka pikir dirinya makanan, pikir Tiara.

"Baiklah, Mami tutup dulu telponnya" setelah itu panggilan berakhir.

"Kamu pikir aku makanan hah?" Tiara menatap Arka garang. Arka terkekeh.

"Iya soalnya kamu dapat beri aku energi sebelum ke kantor" Arka mengecup bibir Tiara sebentar.

"Ayo kita makan. Aku ingin ke kantor setelah ini" setelah itu mereka makan dengan Tiara menyuapi Arka.

Beginilah mereka selama dua tahun ini, disaat ahli keluarga Arka maupun Naya telpon menanyakan kabar Naya.

Arka terpaksa berbohong dan mengarang cerita karena Arka tidak ada nombor ponsel Naya untuk menanyakan keberadaan gadis itu dan Arka cuma mengikuti alur yang dibuat oleh Naya. Bukankah gadis itu yang memulai kebohongan ini?

*****

Kalo ada salah, komen ya😉


Goodgirl To BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang