"Cantik ya?"
"Ya iya gua nanya siapa bukan nanya cantik apa engga den" Jelas gua sambil menjewer kuping Aden.
"Hehe ya maap Zie"
"Ya ya terus siapa namanya penasaran nih gua"
"Anindita" Sambil tersenyum melihat perempuan berambut hitam tersebut menaiki bus peserta.
Setelah semua peserta dan beberapa panitia menaiki bus, akhirnya bus berangkat menuju lokasi berikutnya yang tidak begitu jauh dari Taman Ujung hanya menempuh sekitar 15 menit perjalanan. Tidak lama bus berangkat gua pun melajukan sepeda motor gua menuju lokasi kedua.
Akhirnya gua pun sampai di Tirta Gangga, taman air peninggalan Kerajaan Karangasem yang sekarang dijadikan objek wisata. Saat masuk ke dalam kita disambut oleh kolam ikan yang diisi oleh ikan hias yang berukuran besar, banyak pengunjung berfoto dan ada juga yang asik memberi makan ikan-ikan. Gua melanjutkan langkah gua menuju pendopo dimana para peserta dan panitia berkumpul untuk melaksanakan sesi pemaparan materi dari salah satu pembicara.
Sampai di pendopo gua bingung harus ikut duduk bersama peserta atau tidak ikut serta dalam pemaparan materi tersebut, sambil menunggu Aden yang sedang ke toilet gua pun berdiri sambil membuka instagram. Lalu, salah satu panitia menegur gua,
"kak Kenzie ngapain berdiri aja disitu, sini duduk sambil dengerin materi."
"Oh iya ini gua lagi nunggu Aden, kayanya gua sama Aden ga ikut ke pendopo ya nanti tolong bilangin panitia yang lain kalau ada yang nyariin gua." Balas gua sambil tersenyum, tidak lama juga Aden keluar dari toilet.
"Eh del kita nunggu di ayunan aja yuk di sebelah pendopo ada tuh ayunan."
"Yaudah deh ayo daripada bengong dengerin materi."
Aden memang hampir tidak ada pekerjaan di acara ospek tahun ini, itu karena dia merupakan seorang ketua himpunan dan posisi dia di acara ospek ini hanya sebatas penanggung jawab. Gua pun anggota humas yang pekerjaannya lebih banyak sebelum acara dilaksanakan ketimbang hari-H acara, jadi hampir setiap saat gua selalu bersama Aden dalam acara ini.
Setelah berjalan sedikit dari toilet akhirnya gua pun duduk di ayunan yang menghadap ke arah pendopo, pada saat itu juga gua melihat perempuan itu lagi. Kali ini ia kuncir rambut hitamnya dan tatapannya fokus ke arah pembicara sambil sesekali ia mencatat isi dari materi tersebut. Rasanya duduk di ayunan ini seperti duduk di depan layar bioskop untuk menonton film favorit, gua sangat menikmati setiap gerak-gerik yang perempuan itu lakukan.
"Woiii Kenzie!!, kan bengong lagi nih orang." Panggil Jonathan sambil menepuk pundak gua.
"Liatin apasih lu Zie sampai bengong begitu?" Tanya Jonathan yang penasaran begitu juga dengan Aden yang menunggu jawaban gua.
"Shhh diem dah gua lagi liatin calon ayang gua nih"
"Yeee liatin siapa sih Zie, yang tadi di Taman Ujung?" Lanjut Aden.
"Iyalah siapa lagi yang gua liatin, tuh dia tuh yang bikin gua bengong." Jawab gua sambil menunjuk perempuan tersebut.
"Ohhh lu liatin si Irene." Jelas Jonathan.
"Hah Irene?" Gua sambil memasang muka kebingungan karena sebelumnya Aden bilang bahwa perempuan itu bernama Anindita, sedangkan Jonathan menyebut perempuan itu dengan nama Irene. "Ini yang bener Irene atau Dita sih? Tadi di Taman Ujung Aden bilangnya kalau peserta itu namanya Dita."
"Yang lu tunjuk itu namanya Irene, kalau yang di sebelahnya itu baru namanya Dita." Jelas Jonathan sambil menunjuk kedua peserta tersebut.
"Ohhh jadi tadi di Taman Ujung itu yang diliat sama Aden tuh Anindita sebenernya ya? Jadi salah orang kan haha."
"Lah gua kira sama yang kita maksud Zie, kalau yang lu tunjuk sih emang Irene namanya. Tadi gua kira yang lu maksud pas mereka naik bus di Taman Ujung tuh si Nanda, ternyata salah orang ya hehe maaf ya." Jelas Aden sambil tersenyum kecil.
Jadi perempuan itu namanya Irene...
***
#
Nah ternyata Kenzie ngeliatin Ayu tuh sampai bengong begitu, kira-kira gimana ya kelanjutannya antara Kenzie dan Irene. Tungguin terus ya cerita dari gua, jangan lupa follow, vote dan share ke temen-temen kalian.
Selamat membaca semoga kalian senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
Ficção Adolescente"Lost" {kata kerja bentuk lampau} : (Kehilangan, hilang, kalah) Terkadang kita kehilangan seseorang, menghilang dari seseorang hingga kita mengaku kalah terhadap keadaan dan menyerah terhadap harapan sehingga kita mengutuk diri sendiri untuk tidak p...