Irene...
Nama itu selalu terlintas dipikiran gua selama kegiatan ospek saat itu. 17.45 WITA semua peserta serta panitia berpindah lokasi ke Puri Agung Karangasem untuk melanjutkan kegiatan berikutnya serta bermalam disana.
*TIINN TIINNN* Klakson bus menandakan kedua bus siap meninggalkan parkiran Taman Ujung.
"Eh cepet abisin baksonya den" Tegur gua sambil menyalakan sebatang rokok.
"Elah iya sabar, suapan terakhir nih langsung gas kita ke Puri."
Setelah Aden menghabiskan baksonya dan rokok gua pun sudah habis akhirnya kita berdua menyusul rombongan peserta dan panitia yang lebih dulu menuju ke Puri Agung Karangasem. Sesampainya gua di Puri para peserta sedang melaksanakan istirahat dan ibadah, gua pun menyempatkan diri untuk mandi selagi para peserta masih sibuk dengan istirahat mereka.
Setelah kurang lebih 15 menit membersihkan diri, gua pun keluar dari kamar mandi.
"Misi kak.." Terdengar suara perempuan dari arah depan gua. Gua pun menghentikan langkah gua dan menurunkan handuk yang menutupi setengah bagian kepala gua.
"Iya ada apa?" Gua pun terkejut sembari gua melontarkan pertanyaan ke perempuan tersebut, ternyata Irene yang saat itu berada tepat di depan gua berdiri sambil membawa handuk dan peralatan mandinya.
"Kak, kamar mandi di belakang sana bersih ga kak?" Tanya Irene.
"O oh bersih kok.." Gua berusaha tidak terlihat gugup di depannya.
"Tadi kakak mandi di sini sendirian sepi kayak gini kak?" Tanya Irene sambil memasang muka heran.
"Ya iya soalnya di kamar mandi depan rame jadinya aku kesini, tapi ga ada apa-apa sih apa mau kakak tungguin di depan?" Dengan bodohnya gua menawarkan diri untuk menunggu dia mandi.
"Oh makasih kak, tapi gausah kak soalnya temen saya si Tanaya nanti kesini juga kok kak." Jawab Irene sambil melanjutkan langkahnya ke dalam kamar mandi.
Gua pun heran kenapa gua bisa dengan mudahnya menawarkan diri seperti itu kepada dia. Memang benar seperti kata banyak orang, manusia akan menjadi lebih bodoh ketika sedang jatuh cinta. Seakan rasanya seperti ingin menghilang pada saat itu juga dihadapannya Irene. Gua pun melanjutkan langkah gua menuju Bale Tengah, tempat untuk panitia istirahat dan menaruh semua barang bawaan.
Acara pun berlanjut setelah makan malam, saatnya para peserta menampilkan penampilan serta yel-yel kelompok yang telah mereka persiapkan. "Untuk penampilan selanjutnya ada dari kelompok 3, kelompok Ahmad Yani." Selagi peserta kelompok 3 berjalan menuju bagian depan aula untuk tampil, seketika mata gua langsung tertuju kepada peserta perempuan di dalam kelompok tersebut, Irene.
Apa yang terjadi? sudah lama tidak merasakan perasaan ini, apa memang perasaan manusia seperti ini? tidak bisa ditebak bahkan tidak bisa dipikirkan terlebih dahulu. Perasaan suka ke dia dan penasaran tentang dia. Itu semua muncul di otak gua selama gua melihat dia tampil di depan.
Tidak terasa hari pun sudah berganti dan sudah waktunya untuk tidur.
"Mau tidur dimana lu Zie?"
"Gatau jo seadanya aja deh dimana liat nanti."
"Nanti kita tidur di bale tengah aja kali ya gua minta tempat sama yang lain deh." Jonathan langsung bergegas menuju bale tengah, dan ternyata masih kebagian tempat untuk tidur. Tidak tunggu lama gua pun langsung melipat jaket untuk gua jadikan bantal dan segera merebahkan diri.
Seketika pikiran gua menolak untuk beristirahat, pertanyaan-pertanyaan bodoh itu muncul lagi. Kalau gua jujur ke dia apa dia bakal membalasnya? kalau gua jujur apa nantinya akan berjalan lancar sesuai keinginan gua?
***
Memang jadi overthinker melelahkan ya, mau tidur aja sempat-sempatnya mikirin hal yang belum pasti. Tapi, hal belum pasti itu mungkin aja bisa menjadi kenyataan. Ditunggu ya teman-teman kelanjutan dari cerita Kenzie di Puri Agung Karangasem.
Jangan lupa follow, vote dan share ke teman-teman kalian.
Selamat membaca!
![](https://img.wattpad.com/cover/270486241-288-k715444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
Teen Fiction"Lost" {kata kerja bentuk lampau} : (Kehilangan, hilang, kalah) Terkadang kita kehilangan seseorang, menghilang dari seseorang hingga kita mengaku kalah terhadap keadaan dan menyerah terhadap harapan sehingga kita mengutuk diri sendiri untuk tidak p...