merasa hidup

5 3 0
                                    

3 tahun sudah perjuangan rintikan untuk menghadapi keterpaksaan untuk bersekolah di pesantren dan berpisah dengan sang mamah. 17 July 2020 awal masuknya ke sekolah baru,ya baru dalam hal pelajaran,sekolah nya sebenarnya masih sama dengan yang sebelumnya.
Bertemu teman baru adalah hal yang menyebalkan bagi rintikan, harus berperan sebagai seseorang yang bukan seperti rintikan sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi hal itu sangat berguna untuk first impression orang kepada rintikan.

"Buku sudah kamu siapkan kei?. Tanya sang mamah.

"Udah tenang aja." Rintikan belum tinggal bersama sang mamah, tetapi pada hari ini rintikan sedang mengunjungi rumah masa SD nya bersama sang mamah

"Kamu gak apa - apa kan sekolah di sana lagi Kei?."

"Maafkan mamah ya ... ,Gak bisa menepati janji mamah buat tinggal bareng lagi."perkataan mamah yang membuat rintikan memberhentikan pekerjaan nya.

"Iya mah ga apa kok, rintikan udah mulai terbiasa dengan suasana di sana,jadi mamah jangan khawatir." Jawab rintikan.

***

Waktu semakin maju,hari semakin gelap,pertanda bahwa Tuhan mengingatkan umatnya Untuk beristirahat dari kejam dan rumitnya dunia. Rintikan kembali menuju tempat ternyaman nya yaitu kamar, segera ia menuju kasur tidur dan membanting kan tubuhnya di atas kasur

Terbaring lelah di atas si empuk kesayangan,kasur namanya. Menatap atap² kamar sembari berfikir hal apa yang sudah dia lakukan selama 1 hari ia di beri kehidupan oleh tuhan, berfikir tentang apakah hari itu hari terkesan atau terkelam, sembari mengingatnya. Si kantuk sudah bersapa salam kepada sang mata, rintikan merasa bahwa ia tak sanggup untuk membuka matanya nya , dan pada akhirnya ia memejamkan mata lelah nya itu.

Kring....kring ....kring....

Si setia yang selalu hadir dan berbunyi di pagi hari, tak mengenal kata lelah membangunkan manusia yang sulit untuk di bangunkan seperti seorang Rintikan putri Shakei.

Satu menit, dua menit ,tiga menit, hingga menit ke sepuluh akhirnya yang di bangunkan terbangun dan beranjak dari kasur, membersihkan diri dan siap untuk ke sekolah.

"Pagi mah ." Rintikan langsung berhamburan menuju meja makan, kembali menyantap sarapan kesukaan,nasi goreng sambal ati, hingga suapan terakhir dan rintikan meminum segelas air ,dan hanya menyisakan seinci air di gelas.
Rintikan menghampiri sang mamah ,dan berpamitan untuk berangkat ke sekolah , setelah itu rintikan bergegas keluar rumah,dan tak lupa untuk mengambil kunci motor metic nya di tempat kunci.

Selama perjalanan rintikan hanya bersenandung kecil, memikirkan rencana, dan hal apa saja yang akan ia lakukan di tahun ajaran baru nya, ada sedikit rasa takut, dan sedikit rasa bahagia, semua campur aduk dan sulit untuk di ungkapkan melalu kata. Sampai di lampu merah, rintikan berhenti, tak sengaja melihat pengamen, dan anak gelandangan yang sedang sibuk dengan pekerjaan yang mereka lakukan, rintikan terus melihat mereka dan berfikir Gimana bisa terjadi hal seperti itu kepada mereka , sungguh malang nasib nya ,tapi Rintikan hanya me makluminya Karen dia tak tahu apa yang telah terjadi di dalam kehidupan anak- anak yang sekarang berakhir ,dan menyebar di jalanan demi mendapatkan sesuap nasi yg di butuhkan si perut Datar yang ada pada diri mereka, tak sadar hingga melamun, klakson motor, dan mobil berbunyi ke arah Rintikan, menyuruh rintikan untuk segera berjalan karena sang merah telah berubah menjadi hijau, dan akhirnya rintikan melajukan motor nya sambil bersenandung kecil.

Tepat pada jam 07.20 rintikan sampai di depan sekolahnya, yang berpalang pesantren nur Asyifa , ia memasuki gerbang dan bertegur sapa dengan bapak satpam ,pak Hendra namanya lebih akrab di panggil pa'hen.

"Assalamualaikum pa'hen." Sapa rintikan kepada sang satpam.

"Waalaikumsallam salam ,eh Shakei sudah lama tidak bertemu, gimana sehat.?" Tanya pa'hen yang hanya di angguki oleh rintikan.

"Sehat pa, kei masuk dulu ya pa, assalamualaikum." Pamit rintikan, segeralah rintikan menuju parkiran motor ,dan memarkirkan motornya dengan rapih, setelah itu rintikan langsung berbalik badan dan dengan tidak sengaja rintikan menabrak seorang pria yang tidak rintikan kenal.

"Eh maaf gua gak liat." Rintikan pun merasa tidak enak karena barang bawaan pria tersebut jadi berantakan.

"Iya gak apa-apa kok".jawab pria tersebut

"Umm kalo gitu gua duluan ya, assalamualaikum"rintikan pun pamit dalam keadaan malunya.

"Kayak kenal, kaya pernah liat tapi dimana?." Rintikan bermonolog sendiri, dia masih penasaran dengan pria yang tadi tidak sengaja ia tabrak, wajah yang menurutnya tidak asing, dan dia semakin penasaran dengan pria tersebut, Sampai sepanjang lorong menuju kelas nya rintikan hanya di selimuti kebingungan tentang pertanyaan-pertanyaan yang menyebar di otak nya.

Hari ini adalah hari Senin,dan kegiatan rutin pada hari Senin adalah upacara pengibaran bendera, dan ya kembali dengan si terang yang hangat , matahari namanya, para santi dan santriwati berbaris rapih, pengibaran bendera dan pembacaan UUD setelah itu pembacaan pancasila telah di bacakan, pembina kembali memberi amanat kepada seluruh peserta upacara, terlihat bersemangat sekali, karena sudah lama tidak berdiri di depan dan memberikan amanat.

Beberapa menit telah berlalu, matahari semakin terang dan tinggi mengudara di langit, rasa panas telah menyeruak ke seluruh badan, barisan yg tadi rapih sekarang sedikit tergerak ,seakan mencari kesegaran angin untuk tubuh yang kepanasan, pembina yang peka dengan ke adaan akhirnya menutup amanat nya dengan salam, suara helaan nafas lega sedikit terdengar dari mulut para santri dan santriwati, memang benar adanya kita semua yg ada di lapangan sedikit merasa tersiksa dengan panas nya matahari, itu sih bahasa kasar nya.

Setelah upacara selesai ,para peserta upacara kembali berhamburan masuk ke dalam kelas masing-masing . rintikan hanya berjalan santai sambil melihat anak-anak baru yang berhamburan masuk kelas untuk menempatkan bangku yang akan mereka duduki, sampai ketika ada sebuah tangan yang memegang pundak rintikan.

"Hey...". Rintikan langsung berbalik tenyata itu sahabat semasa Mts nya, emiola farzeen namanya, lebih akrab di panggil Ola, rintikan tak mengira bahwa sahabatnya itu akan melanjutkan sekolahnya di pesantren yang sama , setau rintikan ola akan melanjutkan sekolah di sekolah yang berbeda, dan pada akhirnya rintikan sadar bahwa ia sedang di kerjai oleh Ola.

"Elo?, Katanya GK lanjut lagi, gimana sih?" Rintikan yg heboh sampai memukul pundak Ola karena kesal.

"Hehehe sengaja,gua mau ngerjain lu." Jawab Ola tanpa merasa berdosa.

"Kalo elo mau tau, gua tuh grogi parah ,soalnya gua kira gak akan ada yang lanjut sekolah di sini , ternyata masih ada ,dan itu elo." Rintikan berbicara panjang lebar sembari menuju kelas bersama Ola.

"Emang dasar lo temen laknat." Rintikan langsung merangkul Ola dan berjalan riang sembari bercerita.

Kenapa hujan ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang