Benar-benar riuh sekali keadaan kelas sekarang, masing-masing dari mereka sibuk mengatur dan menempatkan tempat duduk yang akan mereka tempati, sudah biasa kelihatanya untuk para murid baru di kelas 10, ah iya rintikan pun termasuk murid baru di kelas nya, sampai menit ke sepuluh pun penghuni kelas masih saja berisik, bercengkerama satu sama lain, lagi-lagi tidak bagi rintikan,dia hanya berceloteh ria dengan Ola, sahabat semasa Mts nya itu.
Sampai satu suara yang membuat seisi kelas menghentikan celoteh bising mereka, suara ketukan sepatu yang nyaring semakin mendekat, beriringan dengan jantung yang berdetak 2 kali lebih cepat, aneh sekali padahal hanya suara sepatu kenapa mereka setegang itu , rintikan memerhatikan mimik muka masing-masing dari teman-teman barunya itu, dan akhirnya wali kelas pun masuk, rintikan dan Ola sangat kenal sekali dengan beliau, siapa lagi kalau bukan , pak mikel, guru IPS waktu di masa Mts nya sekarang telah menjabat sebagai wali kelas nya, sungguh hal yang tak terduga.
"Ya assalamualaikum anak-anak." Sapa pak mikel dengan muka ramah seperti biasanya.
"Waalaikumsallam salam pak."seisi kelas serentak menjawab salam dari pak mikel.
Seperti biasa kegiatan awal masuk adalah perkenalan, satu persatu maju begitu pula rintikan dan Ola pun sudah maju, sampai dimana ada seorang pria yang tadi tidak sengaja ia tabrak di parkiran motor, ah ternyata dia sekelas dengan rintikan,tanpa di sadari rintikan terus saja memperhatikan pria tersebut , aneh seperti pernah melihat dia ,tapi rintikan bingung, bukan kah di parkiran tadi adalah pertemuan pertamanya?, Tapi rasa nya saat melihat pria itu sangat tidak asing sekali, perawakan yang tinggi , badan yang tak terlalu kurus,rambut yang sedikit berwarna coklat, hidung mancung, dan ada bintik-bintik hitam di sekitar pipinya, semu itu benar-benar tidak asing di otak rintikan.
"Kei!." Ola menyadarkan rintikan yang terhanyut dengan segala pertanyaan di otak nya.
"Ada apa?." Tanya Ola dengan gestur badan yang menanyakan kalau rintikan tidak apa-apa?.
Tapi rintikan tetap saja terdiam sembari memperhatikan seorang pria yang baru saja memperkenalkan dirinya di depan semua murid yang ada di kelas, dan satu fakta , ternyata nama nya adalah Rain Aidil Akhza.
"Ah terserah lah dia siapa, gua gak peduli, cukup kei jangan di pikirin yang ada lu stres". Rintikan terus bermonolog ,tanpa di sadari mata rintikan dan rain bertemu, terdiam satu sama lain seperti sedang mencari sesuatu yang harus di cari dalam setiap tatapan mata satu sama lain, sampai suatu ketika rintikan kembali tersadar dengan apa yang barusan ia lakukan, dan rain pun kembali ke tempat duduk nya setelah ia mengucapkan salam.
Kring...kring...kring...
Akhirnya si nyaring yang banyak peminatnya nya pun berbunyi, terlihat dari beberapa muka yang sudah mulai kusut karena materi yang di pelajari, dengan ajaib nya beberapa muka tersebut kembali segar saat mendengar si nyaring, si nyaring yang berisik memberi tahu bahwa saat ini sudah masuk jam istirahat, kemudian seisi kelas keluar satu persatu.
"Rintikan ayo keluar, kamu anak lama kan di sekolah ini ?, Temenin aku dong, oh iya Ola juga ayo ikut!." Ajak seorang teman baru yang bernama Santina putri , ah iya dia teman baru pertama yang langsung bisa akrab dengan rintikan karena mempunya hobby dan kesukaan yang sama , seperti waktu itu....
Flashback on...
Terdengar suara Roda koper mendekat dan melewati beberapa kamar, rintikan dan dan Kakak kelas yang akrab dengan nya langsung terdiam ketika mendengar suara itu, rintikan langsung panas dingin, karena dia grogi karena akan bertemu dengan teman baru, panas dingin bacanya.
"Cie punya temen baru" goda teh Anita kepada rintikan yang masih gelisah.
"Apasih aku grogi nih." Jawab rintikan melas.
"Udah jangan overthiking dulu ah, siapa tau temen barunya asik." Teh Fitri pun menenangkan rintikan yang sedang gelisah.
"Assalamualaikum, Anita sama Fitri bisa bantu saya dulu tidak?, Dan rintikan bisa kamu antar anak baru ini ke kamar nya, kamar nya sebelah sana" mengagetkan kan saja ternyata dia adalah ustdzah di pondok ini.
"Eh iya Bu ." Jawab rintikan gugup.
"Ngomong-ngomong dia temen sekelas kamu loh, jadi ajakin ngobrol ya selagi ibu di luar, soalnya ibu lagi sibuk, makasih ya rintikan."
"Eh iya Bu tenang aja" rintikan melihat punggung ustdzah dan kakak kelas nya pergi meninggalkan mereka berdua dalam keadaan canggung.
"Ayo ikut aku ke kamar kamu!" Ajak rintikan tanpa melihat lawan bicara nya.
Setelah sampai kamar yang di tuju akhirannya Santina membereskan baju nya ke dalam lemari yang sudah di sediakan, sesaat setelah dia mengeluarkan gantungan kunci yang memiliki foto boyband Korea yang bermata nct, aku langsung tidak percaya bahwa dia k-popers.
"Wah kamu suka nct?, " Tanya ku antusias.
"Hehehe iyaa ,kenapa emangnya?" Tanya dia sedikit ragu.
"Aku juga suka loh, apalagi sama Mark Lee, si mr.subak"
"Wah kamu juga k-popers?, Kamu nctzen?"
"Hehehe iyaa GK nyangka ya bisa ketemu nctzen di kawasan pesantren." Rintikan tertawa dengan ketidak sangkaanya dengan apa yang terjadi .
Dan setelah kejadian itu Santina dan rintikan menjadi teman yang lumayan dekat pada pertemuan pertama.
Flashback off...
"Kamu mau gak ?" Tanya Santina sekali lagi.
"Umm kayak nya enggak dulu deh, aku lagi males keluar, kamu sama yang lain aja" jawab rintikan tidak enak.
"Ohh yaudah kalau begitu, aku keluar duluan ya" Santina pun pamit.
"Maaf ya san". Dan di jawab dengan acungan jempol di udara .
Kembali lagi dengan suasana sepi di kelas yang cuman berisikan 2 orang yaitu rintikan dan Ola ,tapi tunggu seperti nya bukan hanya berdua, melainkan bertiga karena terdengar suara dengkuran di meja belakang sana, Yap ternya si rain , kenapa dia tidak keluar, bukan kah laki-laki biasanya semangat sekali ketika mendengar bel istirahat, kenapa dia malah asik tidur di kelas, dasar aneh. Setelah itu terdengar suara kentut dari Ola , memang dasar sifatnya yang belum berubah, bikin malu saja, untungnya rain sedang lagi tidur.
"Btw gua mules nih, gua cabut WC dulu ya, lu jangan ke mana-mana gua bentar kok" setelah itu Ola lari keluar dengan terbirit-birit, yang lagi-lagi meninggalkan kelas dengan keadaan yang sepi yg kembali di sini oleh dua orang saja.
Rintikan membalikkan badan nya dan menghadap rain yang sedang tidur sembari memangku wajahnya dengan tangan di atas meja, pertanyaan tadi kembali jadi di otak rintikan, siapa dia, seperti tidak asing di hidup rintikan?.
"Kenapa ngeliatin saya terus ?, Awas nanti suka" si empu yg sedang di lihatin ternyata sadar, tapi bagaimana bisa ?, Rintikan sampai ngeri memikirkannya, dan sempat berfikir bahwa rain adalah cenayang .
"Ge'er Lo, siapa juga yang ngeliatin Lo" rintikan malu karena sudah ketahuan.
"Tau kok bukti kamu masih di posisi yang sama saat kamu memperhatikan saya.
"Aishh yaudah ah." Akhirnya rintikan pergi keluar dengan meninggalkan rain sendirian di kelas, Sampai beberapa menit kemudian Ola pun kembali dari kamar mandi nya dan bingung melihat kelas yang hanya ada rain saja.
"Loh rintikan kemana?"
"Lo liat dia gak?" Tanya Ola kepada rain.
Rain hanya mengangkat bahu nya ,yang menandakan bahwa rain tidak tau .
"Oke kalau begitu makasih ya rain, gua cabut dulu nyari si rintik". Akhirnya Ola pun langsung keluar kelas dan mencari rintikan yang sedang asik bermain kura-kura di kolam kecil sekolah.
Rain Aidil Akhza pov
"Sebentar kayaknya gua pernah liat rintikan tapi dimana?" . Seperti rintikan akhirannya rain pun sadar dan memiliki pertanyaan yang sama dengan rintikan.
" Siapapun dia gua harus cari tahu!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa hujan ?
Historical Fictionkalian tau hujan? ya hujan ,rintikan dari langit yang terjun bebas ke tanah bumi tanpa memikirkan sesakit apa rasanya, ya walau hal seperti itu tidak masuk akal jika di pikirkan saja, tapi coba deh lebih di teliti lagi peran rintik itu dalam hujan.