05. Lose One's Way

4K 248 0
                                    

Gara bolos lagi.

Kalimat tersebut terngiang-ngiang dalam kepala Kaira. Saat ini, ia dalam perjalanan pulang. Setelah sebelumnya menemani Fanzie latihan cheers dan tidak ingin diantar pulang, Kaira memilih berjalan sendirian melewati jalan-jalan kecil untuk menghindari keramaian kendaraan.

Kaira tidak terlalu mengenal wilayah komplek sekolah. Meski sudah bersekolah di High School Roseria selama hampir tiga tahun, tetap saja, untuk berjalan sendirian di gang-gang kecil yang biasa dipakai anak tak punya kendaraan pulang, Kaira tidak yakin karena ia hanya bermodalkan nekat.

Sekarang, Kaira rasa dia tersesat. Jalan gang sedari tadi bercabang-cabang. Kaira hanya berbelok asal mengikuti kemana kakinya melangkah. Namun, bukannya melihat jalan tol yang biasa dibicarakan anak beasiswa di kelasnya yang sering pulang lewat jalan pintas yang berupa gang ini, Kaira malah melihat toko-toko yang tutup dan sebagian pintunya berkarat.

Kaira benar-benar tidak tahu ada tempat semacam ini di lingkungan sekolah.

"Belok atau lurus?" Kaira membalikan tubuh, bertanya dalam hati jalan mana yang harus ia ambil.

Ingatan manusia itu pendek. Sangat pendek. Maka dari itu, Kaira yang sebelumnya melangkah dengan kakinya sendiri hingga tersesat, tidak teringat ia muncul dari gang yang mana, jalan mana yang sebelumnya ia ambil, dan hal-hal semacam itu.

Kaira menghela napas. Menghidupkan ponselnya yang mati, Kaira sibuk menunduk menatap ponsel sampai tidak sadar dua orang pria lusuh datang lalu menarik lengannya ke sisi gang dan menghempaskannya ke tembok penuh lumut yang kotor.

Handphone-nya terjatuh, punggung Kaira perih, dan kepalanya mendadak berat. Kaira meringis sambil berusaha bangkit.

Lututnya gemetar saat mendongak dan menemukan dua pria berbadan besar dengan pakaian lusuh yang menguarkan aroma alkohol.

Kaira bertanya dengan suara yang mati-matian ia buat agar tidak bergetar, "Mau apa lo?"

Kedua pria plontos itu saling lirik. Tampangnya yang bagaikan orang tidak pernah mandi membuat Kaira mual. Rasanya, seluruh isi perutnya naik dan Kaira ingin muntah.

"Bagus juga nih cewek," ujar pria di sebelah kanan dengan mata menelusuri seluruh tubuh Kaira.

Kaira melepaskan ranselnya, mendekap di depan tubuh agar pria kurang ajar itu tak menatap dadanya dengan pandangan menjijikan yang tak pantas.

Gadis itu mendesis, "Jangan coba-coba."

Kedua pria itu tertawa dengan mulut yang menguarkan bau neraka. Pipi Kaira mengerut, dia menutup hidungnya saat keinginan untuk muntah datang lagi.

"Wah, macam-macam nih cewek," kata pria di sebelah kiri tersinggung melihat Kaira menutup hidungnya.

Pria itu maju. Menarik rambut Kaira sampai Kaira mendongak dan berteriak kesakitan. Dia menghempaskan tangan Kaira yang menutup hidung dengan kasar, lalu berbicara tepat di depan wajah Kaira, "Siapapun yang masuk ke wilayah kami, gak akan kami biarkan lolos dengan mudah!"

Kulit kepala Kaira sakit. Rasanya, seluruh rambutnya seperti hendak rontok dan membotaki kepalanya. Kaira berusaha menjangkau lengan pria itu yang menarik rambutnya, tapi nihil, karena keterbatasan tinggi badan dan bau mulut pria itu yang berbicara tepat di depan hidungnya, perut Kaira ikut bergejolak serta siap mengeluarkan isinya.

"Sikat aja, Bos!" kata pria itu lagi tepat di atas kepala Kaira.

Si pria yang sedari tadi menyaksikan, menyeringai sambil melangkah mendekati Kaira. Pandangannya terlihat linglung, tapi tangannya seolah terlatih menanggalkan baju atasnya sendiri dan membuat Kaira semakin ngeri.

Young Mommy & Good DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang