14. Why She's Back Again?

1.4K 77 10
                                    

"Yaudah. Sampaikan terima kasih Mama sama mama kamu nanti, ya. Jangan lupa, pulang sekolah mampir ke butiknya Tante Farah. Fitting baju kalian."

"Iya, Tan." Kaira menyahut dengan suara kecil.

Dia mengangguk pada Tante Gista, Tante Rika, dan Om Deff yang masih tersisa dimeja. "Pergi dulu, Om, Tante," pamitnya.

"Kai," panggil Ale menarik kelingking Kaira yang sudah berdiri. Kaira menunduk.

"Iya, Ale?"

"Pulang nanti Kaila main sama Ale, ya?" pintanya dengan menggemaskan.

Kaira mengangguk sambil tersenyum. Dia mengelus puncak kepala Ale lembut kemudian mencium kedua pipi gadis kecil itu. "Kai berangkat, oke?"

"Oke!"

Kaira berpamitan sekali lagi dengan para orang dewasa yang tersenyum melihat interaksinya dan Ale, kemudian mengayunkan langkah ke arah pintu utama. Kaira mendongak ke lantai dua, dimana kamar Gara berada.

Cowok itu kembali ke kamarnya untuk mengambil tas. Kaira diminta ke mobil terlebih dahulu karena kunci mobil tersebut sudah ditangan Kaira.

Kaira menoleh ketika mendengar teriakan Ale, "Babay, Kai!"

Lantas Kaira terkekeh kecil. Anak itu benar-benar menggemaskan.

Kaira membuka pintu mobil dan duduk di kursi sebelah kemudi.

Perempuan itu menutup hidung. Berusaha menahan mual yang menekan lambungnya. Kaira meraih tissue yang berada di dashboard mobil Gara, mengeluarkan suara muntah, tetapi tidak ada yang keluar dari bibirnya.

Huek.

Tetap tidak ada yang bisa Kaira keluarkan. Padahal, rasa dan aroma pancake anggur yang tadi ia makan masih tersisa di indra perasanya. Biasanya Kaira menyukai pancake anggur, tapi kali ini tidak. Kepala Kaira pening karena bau anggur benar-benar membuatnya ingin muntah.

Kaira menghembuskan nafas kasar. Dia membuang tissue ke dalam kotak sampah yang biasa Gara sediakan di mobilnya. Kaira memijat batang hidung pelan. Menyandarkan kepalanya di sandaran kursi penumpang, dan memejamkan mata.

Suara pintu mobil yang terbuka kemudian tertutup terdengar. Kaira membuka matanya lalu menoleh.

Gara menaikkan sebelah alisnya melihat wajah Kaira yang pucat. Cowok itu menempelkan punggung tangannya di dahi Kaira dan bertanya, "Masih sakit?"

Kaira menggeleng.

"Lo pucat, Kaira."

"Nggak apa-apa, ayo jalan." Kaira melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jam tujuh. Bentar lagi bel."

"Yakin gak apa-apa?"

"Iya, Gara."

"Yaudah." Gara mencondongkan tubuhnya, menarik safety belt milik Kaira dan memasangkannya di tubuh perempuan itu. Gara menatap Kaira sebentar, seperti ada yang ingin ia katakan.

Kaira membalas tatapannya, menunggunya berbicara dengan sabar.

Namun, cowok itu tak kunjung membuka suara. Yang terdengar hanya helaan nafas kemudian Gara kembali ke kursinya.

Cowok itu memasang safe belt miliknya sendiri, menghidupkan mesin mobil, dan mulai melajukan mobilnya melewati pekarangan rumah. Ketika mobil Gara sudah keluar dari area komplek, laki-laki itu kembali menoleh pada Kaira yang bersandar sambil menatap lurus.

Gara merapikan poni Kaira yang menutupi dahi, menyampirkan sejumput rambutnya ke belakang telinga. Pandangan cowok itu lurus menatap jalanan, tetapi tangannya bergerak mengusap kepala Kaira lembut.

Young Mommy & Good DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang