8 : Something inside

331 35 1
                                    

Dua minggu ini, Jake entah kenapa sering berkumpul dan mengikuti perkumpulan untuk mahasiswa sepantarannya. Hari ini, mereka semua terduduk di sebuah meja. Mengambil makanan yang Jay bawa untuk mereka semua.

"Apa yang kalian lakukan akhir-akhir ini?" tanya Jay dan diberi gumaman oleh yang lainnya sebagai balasan. Sedangkan Jake hanya mengangguk.

"Kalian semua terlihat sedikit tidak bersemangat dari biasanya. Hari ini, kita akan bertukar cerita satu sama lain, mungkin saja itu membuat kalian sedikit bersemangat," lanjut Jay.

Jake memberikan senyuman bingung ke arah Jay. Perkumpulan ini terasa seperti sebuah grup terapi untuknya. Jay mengatakan kepada Jake bahwa mereka semua lebih sering berbicara daripada ini.

Saat yang lainnya memulai membuka suara untuk berbicara mengenai pengalaman mereka, Jake meraih notebook miliknya dan menuliskan sesuatu.

Aku bermalam di rumah temanku, kita melihat beberapa film yang seru.

Jake menghela napasnya kemudian dan Jay tersenyum saat dirinya membaca tulisan Jake.

Banyak dari mereka yang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang bahagia atau sesuatu kecil yang membuat mereka bahagia. Tapi, malam saat dirinya berkumpul dengan Sunghoon dan Ethan itu cukup membuatnya bahagia dari apapun.

Bercengkrama, memakan sesuatu dan menonton film. Jake tidak perlu berbicara lebih dari apa yang bicarakan biasanya. Ethan tidak pernah memaksa, begitu pula dengan Sunghoon. Mereka berdua terlihat cukup mengerti apa yang membuatnya jadi pendiam.

Pamannya tidak berkata apapun semenjak saat itu, dirinya merasa lega karena jika tidak ada dialog antara ia dan pamannya maka tidak ada pula perdebatan ataupun panic attack. Jake merasa bisa terbangun dari tidur dengan lega dan tidak sesak.

"Kau baru bukan?" sebuah suara mengarah kepada Jake, tersenyum simpul ke arahnya. Jake mengangguk.

"Senang bertemu denganmu, aku William," Jake mengangguk kemudian menuliskan namanya di notebook dan menunjukkannya kepada William.

William berjalan menuju kursi di sebelah Jake kemudian duduk di sebelahnya. "Sepertinya tidak ada orang yang berbicara denganmu, kemudian aku memperkenalkan diriku kepadamu".

Menyebalkan, kalimat William terdengar sedikit menyebalkan menurut Jake. Ia tidak terkejut, hanya saja dirinya tersinggung.

Jake tersenyum canggung. "S-Senang bertemu denganmu," ucapnya lirih.

William terlihat tidak banyak bicara kepada Jake. Jay berdiri dari duduknya kemudian mengakhiri pertemuan mereka. William melambaikan tangannya saat Jake mengemasi barang-barangnya, hari ini terlihat tidak terlalu buruk dari beberapa pertemuan sebelumnya. Terasa sedikit sepi dari biasanya.

"Jake!" panggil Jay saat dirinya ingin meninggalkan ruangan. Ia tersenyum ke arah Jake dan memberikan gestur untuk mendekat. "Bagaimana? Lebih tenang dan sepi dari biasanya bukan?"

Jake mengangguk.

Jay tersenyum lega. "Kau tidak perlu datang setiap saat. Kau bisa datang jika dirimu berada dalam suasana hati yang baik saja, oke?"

Jake tersenyum dan mengangguk ke arah Jay. Ia bisa mengikuti pertemuan ini saat dirinya berada dalam mood yang baik, Jake pikir juga orang-orang di sini juga terlihat cukup ramah.

***

Jake baru saja mendapatkan gaji beberapa hari yang lalu dari Jansen saat dirinya bekerja. Ia berpikir, apakah dirinya membeli beberapa kebutuhan baru lainnya seperti baju? Ia juga berpikir, apakah dirinya perlu menabung untuk kebutuhan yang diperlukan ketika dirinya berpindah di asrama dekat kampus?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope For Happiness || SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang