10 || Kau Tidak Boleh Menyerah

1.5K 279 18
                                    

Bayi itu dilenyapkan bukan atas kemauan Jeon Jungkook saja.

Sewaktu Jungkook sudah mengalami tanda bahwa dia mengandung seorang bayi, pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya, terbukti dengan jelas hasil testpack dan kertas dari dokter yang menyatakan bahwa dia hamil. Seharusnya pada saat itu, dia langsung menemui Kim Taehyung untuk mencari jalan keluarnya. Namun, Paman Jo, ayah dari Jo Hanna ternyata diam-diam mengikutinya ke rumah sakit dan tahu hasil pemeriksaannya.

"Kau hamil? Hamil anak siapa?!"

Raut wajahnya kala itu terlihat jelas dalam kekalutan. Pria itu jelas tahu kalau Jungkook tak hamil anak Kim Taehun.

"Jeon Jungkook Sayang, seharusnya kau tidak melakukan tindakan gegabah. Kalau kau hamil bukan karena Kim Taehun, media massa akan gempar. Kau mau menghancurkan karier Jo Hanna, membuat malu nama mendiang ayahmu, dan membuat kerabatmu menanggung malu akibat perbuatanmu? Katakan padaku, anak siapa di perutmu itu?"

Jungkook tak bisa menjawab. Jika dia menjawab Kim Taehyung, jelas dia akan berada dalam masalah besar. Sepanjang perjalanan mengantarnya pulang, dia hanya bisa membisu. Dia tak tahu harus bersikap bagaimana.

"Kalau kau tidak mau menjawab, berarti benar kataku kalau kau hamil dengan orang lain. Aku tak peduli kau hamil karena diperkosa atau lainnya, kau harus tetap menikah dengan Kim Taehun. Saham Food Impact akan mengalir jika anak dari pemilik perusahaan melangsungkan pernikahan."

"Tapi itu tidak ada kaitannya dengan perusahaan milik pasangan Jo Hanna." Jungkook menjawab.

"Itu tentu saja ada, Jungkook. Mereka sudah sepakat. Kim Taehun adalah sahabat dari Kim Taehyung. Ayahmu memintamu untuk menikah denganmu."

"Walaupun sahabat, mereka tak memiliki hubungan darah." Jungkook menekankan.

"Taehyung dan Taehun itu sudah seperti adik-kakak, Jeon Jungkook. Kau yang tidak tahu akan hal ini." Pamannya menjelaskan. "Jungkook, percayalah. Jika kau tidak melakukan sesuatu terhadap bayi itu, kau akan mempermalukan keluargamu dan kerabatmu. Kau juga akan menyimpan aib. Aku tidak yakin kalau pria yang membuatmu hamil akan bertanggung jawab."

Jungkook menelan ludah. Selama itu ketika mobil yang dia tumpangi melewati sebuah kafe kecil, terlihat sosok pasangan Kim Taehyung dan Jo Hanna. Taehyung terlihat menggenggam tangan perempuan itu ketika Hanna tengah memilih makanan.

"Ah, anak perempuanku tengah menghabiskan waktu bersama pasangannya."

Jungkook melirik Paman Jo yang tahu keberadaan anaknya di kafe itu, dan dia menundukkan kepalanya kemudian. Raut wajah pria itu terlihat bahagia, lebih menghangat saat mengetahui anak perempuannya tertawa bersama Taehyung. Kalau seperti ini, dia jadi tak bisa mengatakan kejujuran. Kalau dia berada di posisi Jo Hanna, dia akan merasa sakit hati kalau tahu pasangannya menghamili orang lain. Seandainya jika ayahnya akan memperlakukannya sama seperti ayah Jo Hanna, Jungkook tak akan mengharapkan apapun lagi.

"Jungkook, kau tadi bertanya kenapa kau yang menikah dengan Taehun, jawabannya ada pada tanda tangan ayahmu. Kesepakatan antara tiga orang harus terjalin dan kau harus mengorbankan supaya perusahaan Food Impact tidak mengalami kebangkrutan."

Maka dari itu, daripada dirinya membuat orang lain yang menderita, lebih baik dirinya saja. Toh, Taehyung tak akan bertanggung jawab mengingat pria itu tertawa dan bahagia bersama Jo Hanna. "Kalau begitu, apa yang Paman inginkan?"

Paman Jo tersenyum ke arahnya. "Bagaimana kalau kita kembali ke rumah sakit untuk mengaborsi bayimu? Aku tak akan mengatakannya pada siapapun. Ini menjadi rahasia kita berdua."

Jungkook tahu itu menjadi pilihan yang bodoh. Mengorbankan janin dan dirinya sendiri adalah pilihan yang dia kutuk sendiri. Dia tidak akan pernah memaafkan dirinya karena sudah membuang janin itu yang tak berdosa. Dia pikir, saat aborsi itu berhasil, kehidupannya akan terasa ringan. Sayangnya, tidak. Jungkook tahu dia sudah menjadi pendosa karena membunuh anaknya, maka dari itu kehidupannya menjadi berantakan. Ada rasa cinta, seandainya saat itu dia bisa lebih berani menjawab jujur dan mempertahankan janinnya, kemungkinan hal semacam ini tidak akan terjadi.

Apalagi, bertemu dengan Kim Taehyung di pesta pernikahannya, Jungkook menjadi manusia paling kotor di sini. Sudah menjadi pembunuh setelah melakukan persetubuhan dengan calon suami dari sepupunya sendiri.

Jungkook hanya menginginkan rasa cinta dan rasa aman. Dia tak memerlukan hidup mewah penuh beban, memiliki keluarga yang harmonis saja sudah membuatnya tak menginginkan apa-apa lagi.

Setelah mendengar cerita itu, Taehyung jadi tahu kalau memang pasangan aslinya ini tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan apa yang sedang dia alami dan apa yang sedang dia hadapi.

"Kau itu... ternyata bodoh dan terlalu lemah, ya?"

Jungkook meringis. Memang itu dirinya.

Mendadak Taehyung membaringkannya, melepas pakaiannya yang ternyata sudah ternodai oleh darah mimisannya sendiri yang tidak dia sadari.

"Ah, itu..."

"Kau berpikir aku akan melecehkanmu seperti lima tahun yang lalu?" Tanya Taehyung. "Bukan. Itu bukan pelecehan. Kau sama-sama menikmatinya. Bersiap-siaplah. Hari ini kau pulang. Aku mau menemui Taehun sebentar."

Jungkook langsung memegang lengan Taehyung ketika pria itu hendak pergi. "Apa yang mau Anda lakukan?"

Taehyung menyeringai. "Coba tebak. Kau mau Taehun aku apakan?"

Jungkook menelan ludahnya kasar. Dia teringat akan perkataan Taehun beberapa saat tadi tentang keluarga Taehyung.

"Tenang saja. Aku tak akan membunuhnya."

"Sebenarnya kenapa..."

Taehyung menaikkan satu alisnya.

"Kenapa Anda melalukan hal ini kepada kami? Apa benar yang dikatakan Taehun bahwa sebenarnya bukanlah Jo Hanna yang menjadi pasangan Anda, melainkan saya?" Tanya Jungkook.

Taehyung mengembuskan napas pendek. Dia melirik jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan. "Sayangnya Jungkook, itu memang benar." Taehyung mengangguk. "Ceritanya panjang dan ini melibatkan hukum." Jelas Taehyung. "Beristirahatlah. Aku berjanji tak akan membunuh Taehunmu itu."

Pintu tertutup, menyisakan Jungkook yang memandang kosong-melompong langit-langit kamar. Taehyung meninggalkan tanda tanya besar terhadapnya. Itu berarti, apa yang dikatakan Taehun benar adanya. Pria itu meninggalkannya begitu saja, menemui suaminya dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pertanyaannya adalah, kenapa Taehyung menghajarnya di depan Taehun?

Kenapa Taehyung menyelamatkannya?

Kenapa Kim Taehyung bersikap seperti itu padanya?

Dan kenapa, Taehyung meninggalkannya dalam keadaan tidak memakai pakaian atas?

Air conditioner masih tetap menyala, membuat tubuhnya menggigil kedinginan lantas membungkus tubuhnya dengan selimut. Tiba-tiba saja pintu terbuka menampilkan sosok Taehyung yang membawa baju ganti.

"Oh, aku lupa meninggalkanmu dalam keadaan telanjang." Kekehnya pelan. "Pakai ini, lalu nanti Namjoon yang akan menghampirimu. Kau masih ingat Namjoon? Yang tinggi itu. Yang pernah mematahkan meja kue saat resepsi pernikahanmu dulu. Ingat?"

Jungkook mengangguk pelan. "Saya ingat..." Dia memakai pakaian yang diberikan Taehyung dengan hati-hati. "Terima kasih..."

Taehyung menggeleng. "Seharusnya bukan kau yang mengatakan terima kasih, Jungkook. Tetapi aku. Terima kasih karena kau masih menjaga napasmu tetap berembus. Maaf karena aku terlambat."

Apa maksudnya itu?!



To Be Continue





Menurut kalian tuh Taehyung mau ngomong apa ke Taehun?

Mugunghwa || VKook [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang