20 || Kalau Ditanya, Aku Akan Menjawab Aku Bahagia Dengan Hidupku Yang Sekarang

1.4K 206 10
                                    

Hari setelah Jeon Jungkook pindah ke apartemen yang lebih besar dan bagus, yang memiliki keamanan paling tinggi.

Tak ada masalah pada hari ini.

Kim Seokjin tiba-tiba mengulurkan sebuah map berisikan dokumen tentang pembagian harta yang diberikan oleh ayahnya saat itu kepada Jungkook, membuat Jungkook menatap heran pada Seokjin.

"Ini apa, Hyung?"

"Ini harta yang diberikan Ayah padaku. Aku tidak mau menggunakannya karena aku tidak berhak."

"Tidak berhak?" Tanya Jungkook polos.

"Iya. Kau yang sangat berhak mendapatkannya."

"Aku tak mengerti maksudmu." Jungkook berujar. "Ayah memberikan harta ini padamu, itu berarti ini adalah bagianmu. Hakmu. Aku tak berhak menerimanya jadi aku tak akan pernah mengambilnya."

Seokjin mengembuskan napas. Dia lalu berlutut di depan Jungkook yang tengah merajut benang besar diantara dua tongkat rajut. "Padahal aku sama sekali tidak keberatan."

"Kau itu kakakku, Hyung. Ayah juga membesarkanku dengan cintanya. Kalau kau berpikir aku membencimu, tentu saja tidak. Aku hanya iri ketika ayah lebih perhatian padamu, tetapi dari sana aku tahu kalau ayah ingin memberikan kasih sayangnya secara rata untukmu." Jungkook tersenyum, membuat Seokjin kian merasa bersalah karena sudah merebut kebahagiaan adik kecilnya yang manis ini. Jungkooknya sudah menikah, lalu bercerai, dan akan menikah lagi dengan calon suami yang sebenarnya.

Jika ditelaah lagi, sebenarnya kasus ini rumit. Kasus Jungkook benar-benar panas dan menggemparkan. Apalagi, media sudah mengendus kebohongan dari keluarga Jo Hanna yang terus menuntut keadilan bagi keluarganya, padahal di sini yang menjadi korban adalah Jeon Jungkook sendiri.

"Apa Taehyung baik padamu?" Tanya Seokjin.

Mata Jungkook teralihkan dari kegiatannya merajut. "Sangat baik. Aku memang trauma untuk menikah lagi, akan tetapi aku harus bangkit. Aku tidak mau diinjak dan pasrah saja, Hyung. Taehyung membantuku sembuh."

"Kalau begitu, apa kau sudah siap untuk ke pengadilan sebagai saksi dan korban?"

Jungkook tiba-tiba menghentikan aktivitasnya merajut. Dia melirik Seokjin kemudian mengembuskan napas panjang. "Aku belum siap, Hyung."

"Tak apa kalau begitu." Seokjin mengusap bahu Jungkook. "Tapi Jung, kalau kau ingin mengalahkan mereka, kau harus berani bertatapan dengan mereka. Dengan begitu, adikku sudah menjadi adik yang keren!"

Jungkook hanya tersenyum. Yah, akhir-akhir ini Seokjin menjadi periang. Jungkook dengar, kabar pemberitaan tentang dirinya dan Kim Taehyung serta Jo Hanna langsung mereda. Tak ada media yang berani meliput keburukan keluarga ini selain berita Namjoon yang merekrut karyawan baru sebagai manager sebuah restoran (dibaca Seokjin), dan restoran itu mulai beroperasi setelah launching.

Sementara Seokjin sudah merasa senang dan giat dalam bekerja, Jungkook merasa kesepian karena Taehyung pergi meninggalkan Korea dalam beberapa minggu karena ada tugas yang menanti di sana. Terakhir kali dia melihat Taehyung menaiki helikopter menuju bandara lalu terbang ke Berlin. Untungnya Seokjin bersedia menginap di apartemen Jungkook untuk menemani kesendiriannya.

"Kurasa Tae akan menikahimu diam-diam. Tanpa awak media tahu dan hanya beberapa bodyguard sebagai tamu." Ujar Seokjin sembari mencuci kubis di wastafel. "Sebenarnya, priamu itu masuk ke jajaran kelompok itu, 'kan?"

"Jangan ditanya." Jungkook tiba-tiba jadi merinding. "Mendengarnya saja aku sudah merinding, apalagi saat melihat tatapan matanya itu, sesekali terlihat lembut, sesekali bisa menusuk."

Mugunghwa || VKook [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang