Artha merasa lebih semangat hari ini, tentunya karna jaket abu abu yang sekarang ia kenakan, Ia pun berjalan menuju Kelasnya dengan senang hati pagi ini,
"Eh, Artha!" Sapa Diona yang kebetulan lewat berpapasan dengannya
"Pagi Dionn." Balas Artha enerjik seperti biasanya
Tangan Diona perlahan menepuk lengan Artha, "Ciee dapet jaket Rafaa."
Artha tertawa, "Ah iya, makasih yaa udah bilang kemaren, gue gak nyangka lho bakal dikasih beneran." Tentunya, Artha sengaja memanas manasi Diona walau Ia tau Diona tak mengatakan apapun kepada Rafa.
"Walau dia bilang sih kemaren jaketnya sempat ilang bentar." Sindir Artha
"Bah, parah banget, pasti ada yang ngambil itu mah." Kata Diona serius
Lha? Kok nyindir diri sendiri anjir?. Batin Artha heran, "Sekali thanks yaa."
Diona ikut tertawa dan Artha tau itu tawa palsu, "Ck, santai aja kali, good for u Tha."
"Yoii, gue duluan ya." Pamit Artha yang tak ingin berlama lama berbincang dengan manusia Fake ini, takutnya, pembahasan mereka akan semakin dalam dan lama lama akan menjadi sindir menyindir satu sama lain
"Lama lama makin aneh tu orang." Gumam Artha menggeleng gelengkan kepalanya heran saat ia sudah sedikit lebih jauh drai Diona
"Artha Vrellaya!" Panggil Seorang dari kejauhan
Mau tak mau Artha harus menoleh ke sumber suara yang ada di kantin, terdengar seperti suara Rafa dan benar itu memang lelaki itu yang kini tangah berjalan kearahnya
"Eh Fa, jaket lo besok ya gue balikin." Kata Artha menggeratkan pegangannya pada tas karna merasa gugup
Rafa tersenyum lalu mengacak puncak kepala Artha, "Gak lo balikin juga gapapa kok." Ucapnya lalu menyodorkan minuman semacam boba yang ia beli di kantin, "Mau gak?"
"RAFA! MASIH PAGI ANJIR!! LO KENAPA MINUM GINIAN!" Artha menjewer telinga Rafa geram, minuman seperti ini sangat tak sehat diminum apalagi pagi pagi buta seperti ini
"Aduh sakit anjir!" Ringis Rafa saat Artha melepas jewerannya, "Seret tenggorokan gue, butuh yang manis pagi pagi, kayak yang di depan gue contohnya."
Artha terdiam sebentar lalu perlahan menunjuk dirinya, "G-gue?"
Rafa menahan tawanya dan memajukan minumannya, "ini." Lalu lelaki itu tertawa terbahak bahak
Gadis itu menghela nafasnya gusar, "Serah lo! Kalo kena diabetes gimana?"
"Bodo amat sih. Mau kagak?" Tawar Rafa
"Gak, makasih, gue minum air putih aja lebih sehat." Tolak Artha memamerkan botol minumnya yang ada di dalam tas
"Okee, not problem juga bagi gue, nanti sore mau pulang bareng gak?" Tanya Rafa tiba tiba
MAU ANJIR MAU TAPI GUE GAK BISA ANJIR. Jerit Artha dalam batin, "Hari ini kayaknya gak bisa deh Fa, gue ada acara."
Rafa mengangguk paham, "Besok aja gimana?"
"Boleh, g-gue kekelas ya." Pamit Artha dengan senyum yang tak bisa ia tahan sama sekali
Rafa ikut tersenyum dan melambaikan tangan lalu Artha berjalan menuju kelasnya layaknya orang gila yang tersenyum sendiri, sungguh! Sepertinya Lelaki ini mulai menyukainya
"Woii!"
"Woii!"
Artha tak menghiraukan suara rafa yang terdengar memanggil itu karna Artha tak merasa Rafa memanggil dirinya, mungkin lelaki itu sedang memanggil temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
A R T H A
Romancemencintai tapi tak dicintai balik itu menyakitkan bukan? namun sepertinya lebih menyakitkan jika dicintai namun tak mau di akui, ya kira kira seperti itu lah perasaan Rafa pada gadis cantik yang bernama Artha Vrellaya Sozara gadis itu telah mencinta...