"Hyung...Hyungie..." lirih Jungkook dengan mata terpejam.Tentu saja suara Jungkook itu mengusik pendengaran Taehyung, bahkan tangan Jungkook tampak menggenggam erat tangan Taehyung. Taehyung pun terjaga. Ia membuka matanya perlahan, wajahnya tampak lelah dan mengantuk, namun saat mendengar kata yang muncul dari bibir kesayangannya itu, semua rasa kantuk pun hilang. Taehyung beranjak, mendekati wajah Jungkook. Ia sangat ingin mendengar kembali kata-kata itu muncul dari bibir Jungkook. Ya, ia sangat rindu, rindu bagaimana kekasihnya itu memanggilnya dengan sebutan hyungie.
"Ini hyungie, Kookie sayang. Hyungie di sini. Apa Kookie sudah menemukan hyungie di sana? Panggil hyungie lagi, sayang. Hyungie ingin mendengarnya, Hyungie rindu saat Kookie memanggil hyungie dengan manja. Panggil hyungie, Kookie..." tutur Taehyung lembut setengan berbisik, Taehyung mendekatkan wajahnya pada pendengaran Jungkook. Pria Kim itu pun tampak mengusap pelan pucuk kepala Jungkook.
"Hyungie..." racaunya lagi. "Maaf..." lanjutnya.
"Tidak, Kookie tidak bersalah. Hyungie yang bersalah karena membiarkan Kookie menyusul hyungie. Hyungie yang bersalah karena membiarkan Kookie sayang menyetir. Maafkan, hyungie, Kookie...kesayangan hyungie yang paling manis."
Jungkook kembali tenang, napasnya pun kembali terdengar teratur, ia kembali tertidur nyenyak. Taehyung pun tersenyum lalu ia mencium dahi Jungkook lama sebelum kembali duduk di samping ranjang Jungkook.
"Good night, kesayangan hyungie. Terima kasih sudah menemukan hyungie di dalam mimpi Kookie. Jika itu mungkin, tolong temui hyungie di sini, Kookie sayang. Hyungie selalu menunggu Kookie, dan hyungie masih berada di tempat yang sama. Hyungie mencintaimu, Kookie sayang..."
Taehyung pun kembali menjatuhkan kepala pada tepian ranjang Jungkook dan kembali memejamkan sepasang manik hazelnya tanpa melepaskan genggaman tangannya dari Jungkook. Dan tak terasa waktu pun berlalu, pagi itu Jungkook membuka mata terlebih dulu saat Taehyung masih tampak terlelap. Kembali ia mendapati Taehyung bersamanya, sejenak menatap pria Kim itu, lalu ia menarik tangannya dari genggaman Taehyung. Merasakan ada gerakan, Taehyung pun membuka matanya perlahan. Ia tersenyum menatap Jungkook meskipun tidak mendapatkan raut wajah yang sama. Pemuda manis dengan kepala yang masih terbalut perban itu, hanya menatapnya datar. Tatapan yang tidak pernah Taehyung dapatkan sebelumnya.
"Sudah kukatakan bukan kalau aku tidak ingin merepotkan orang lain. Bahkan orang tuamu sudah meninggalkan rumah sakit ini, dan kau masih saja di sini. Kali ini, apa yang akan kau ceritakan padaku?"
"Jangan marah, ya. Aku hanya ketiduran. Sebenarnya aku berniat untuk kembali ke hotel, tapi sepertinya sudah malam jadi kuurungkan saja. Lagi pula, mereka sedang pergi dan belum kembali," jelas Taehyung saat menatap ke arah kursi, dan tidak ada orang di sana. Dan di ruangan itu hanya ada Taehyung dan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...