When the Snow Drops

642 96 19
                                    

Visualisasi:

Visualisasi:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Oppa," panggil Jisoo pelan kepada seorang pria yang sedang terlelap di depannya.

Tidak ada jawaban, hanya dengkuran yang terdengar dari pria itu.

"Haein oppa!" kali ini Jisoo memanggilnya dengan sedikit lebih kencang, berharap pria itu, Haein bisa mendengarnya dan bangun.

Namun pria itu masih enggan bangun dari tidur nyenyaknya, membuat Jisoo mendengus kesal.

Jisoo menoleh kearah jendela kamar tidur mereka yang dihujani oleh butiran-butiran salju, menghiasi gelapnya langit malam kota Seoul. Ia berjalan mendekati jendela, mengagumi indahnya butiran-butiran putih itu. Samar-samar ia dapat mendengar suara teriakan dan gelak tawa dari orang-orang di bawah sana. Apartmentnya berada di lantai 3. Dari sana ia dapat melihat dengan jelas pemandangan orang-orang yang sedang bermain di luar sana. Mulai dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak kecil terlihat asik bermain di tengah hujan salju ini.

Hari ini tanggal 22 desember, hari jumat, dan pukul 7 malam. Semua orang sudah memasuki masa liburannya dan tentu saja kebanyakan dari mereka tidak akan melewatkan hujan salju seperti ini hanya dengan berdiam di depan perapian di rumahnya. Begitu juga dengan Jisoo.

Jisoo mendengus kesal, menoleh kepada suaminya yang masih asik dengan dunia mimpinya. Seharian ini Haein hanya tidur, makan, dan tidur lagi. Pria di pertengahan umur 30-annya itu sangat enggan untuk beranjak dari tempat tidur mereka. Setiap Jisoo menarik tangannya untuk bangun, Haein akan menolak dan berkata "Hari ini dingin sekali, Soo-ya, kayaknya badanku bisa beku kalau keluar dari selimut!"

Jisoo sudah membiarkan pria itu bergelung di tempat tidur sepanjang hari. Malam ini ia tidak akan membiarkan tempat tidur mereka memenangkan suaminya. Jung Haein itu harus menemani Jisoo untuk bermain salju di luar sana.

Jisoo berlari kecil, menjatuhkan badannya di atas dada bidang suaminya.

"Haein oppa, ayo bangunnnn!" rengeknya sembari menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Haein, lalu memberikan ciuman-ciuman kecil pada leher pria itu.

Dan sepertinya cara Jisoo berhasil. Haein mulai menggeliat merasakan ada beban di atas tubuhnya. Mata terpejam pria itu mulai terbuka dan mengerjap. Hal yang pertama Haein lihat adalah wajah sumringah seorang Kim Jisoo yang bahagia berhasil membangunkan seekor beruang hibernasi.

"Kenapa, Soo-ya?" tanya Haein dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Jisoo memeluk badan tebal Haein. "Ah akhirnya oppa bangun! Apa tidak bosan seharian tidur terus!?" oceh Jisoo, membuat Haein terkekeh dan merengkuh badan mungil istrinya itu.

"Tidak kalau ditemani kamu," jawabnya, membuat Jisoo menepuk pelan dada Haein yang kembali mengundang kekehan pria itu.

Merasa sudah sepenuhnya sadar dari kantuknya, Haein melontarkan pertanyaannya yang belum terjawab oleh Jisoo. "Kenapa, sayang? Kamu mau makan sesuatu?"

utopia x haesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang