08: Kegelisahan

1.6K 230 46
                                    

a/n:
Cuma mau bilang kalau ini hanya cerita alur ringan. Konfliknya juga gak berat-berat amat. Tidak ada pelakor ataupun pembinor (mungkin).
Cerita alur berat hanya untuk orang-orang yang rajin berpikir. Dan aku bukanlah orang itu:3
Semoga kalian suka.
___________________________________________

[ T h e F i r s t O n e ]

Rate: M (for save)

Naruto ©Masashi Kishimoto
Pair: Nejisaku

♥♥♥

(Kegelisahan)

Mata perak itu berpendar gelisah. Bibirnya terbuka hendak menyuarakan protes, namun ia tutup kembali saat melihat wajah-wajah kaku tanpa ekspresi dihadapan nya. Ia mengurungkan niatnya untuk berbicara karena ia tahu itu tak akan berguna dihadapan mereka-mereka yang pintu hatinya tertutup dari kritik dan saran⎯ terlebih lagi dari dia yang hanya Hyuuga kalangan bawah.

"Kau paham apa yang kami sampaikan, Neji-san?" Pemuda tinggi yang duduk sembari menunduk diatas tatami itu mengangguk kecil.

"Jadi, kapan kau akan menikah?"

Pertanyaan itu lagi. Neji diam-diam mengepalkan kedua tangan di pangkuan nya. Ini merupakan pertanyaan tabu untuk bujangan seperti nya. Terlebih lagi tiada memiliki kekasih. Jatuh cinta pun, bertepuk sebelah tangan. Menyedihkan.

"Saya akan menikah jika waktunya telah tiba." Jawab nya datar. Para tetua Hyuuga itu mendelik. Itu bukanlah sebuah jawaban yang memuaskan, dan mereka tidak menginginkan jawaban ambigu itu.

"Haruno-san..." Neji langsung mengangkat kepalanya saat salah satu tetua menyebutkan marga sang terkasih. Melihat senyuman miring tetua itu, Neji langsung menundukkan kepalanya lagi.

"Haruno-san gadis yang sempurna. Cantik dan pintar karena ia dididik langsung oleh hokage ke-lima ⎯yah walaupun ia bukan dari klan elit seperti kita." Tangan Neji terkepal erat. Merasa was-was sekaligus khawatir dengan apa yang akan disampaikan para tetua selanjutnya.

Seharusnya Neji sudah bisa menebaknya sejak lama. Walaupun ini terdengar konyol untuk dibahas dan terlalu pribadi untuk siapapun ikut campur, tapi itu bukanlah halangan untuk para tetua. Klan diatas segalanya ⎯ keluarga dan kebahagiaan di nomor terakhir.

Tapi tetap saja Neji kaget saat orang-orang kaku dihadapan nya ini repot-repot berkumpul hanya untuk membahas pernikahan nya yang akan terlaksana entah kapan itu.

"Kami menginginkan nya. Kami ingin Haruno-san menjadi menantu klan Hyuuga." Neji diam-diam menelan ludahnya. Okey, ini sulit walaupun tidak bisa ditampik bahwa ia pun senang mendengar keinginan para tetua.

"Bukankah kau sedang mengusahakan itu, Neji-san?" Neji mengangkat kepalanya dan memandang datar kearah para tetua. Apa mereka juga mengetahui gosip yang tersebar di desa?

"Kami beri kau waktu satu Minggu untuk mendapatkan gadis itu dan membawanya kehadapan kami. Jikalau tidak, kami sendiri yang akan menyeretnya paksa untuk menjadi seorang Hyuuga!"

Neji langsung berdiri. Dia tanpa sadar menatap tajam para tetua yang telah seenaknya itu. "Saya tidak setuju! Hubungan seseorang saya rasa bukanlah suatu hal yang bisa diatur seenaknya oleh klan. Ini tentang dua hati yang akan saling mencinta dan merindu. Dan itu semua butuh waktu, Hyuuga-sama." Ujarnya dingin.

THE FIRST ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang