11: Lamaran

1.6K 215 15
                                    

[ T h e F i r s t O n e ]

Rate: M (for save)

Naruto ©Masashi Kishimoto
Pair: Nejisaku

♥♥♥

[Lamaran]

Sakura mengusap kedua lengan nya yang terasa ngilu karena hembusan angin malam. Hawa dingin malam yang menusuk pori-pori kulit nya seolah membeku kan.

Dia semakin mempercepat langkah kakinya yang mungkin sudah agak terlambat menuju tempat dilangsungkan nya resepsi pernikahan pasangan Uchiha.

Seharusnya ia berangkat bersama Neji. Namun ia akui bahwa ia telah bersalah karena mengingkari janji nya. Dia tadi terlebih dahulu berangkat ke kediaman Yamanaka ketika ia dapat kabar bahwa sahabat pirang nya itu jatuh tak sadarkan diri.

Sakura yang panik, langsung berlari kesana untuk memeriksa sahabat wanita kesayangan nya itu. Namun, itu bukan suatu hal yang dikhawatirkan. Sahabatnya itu ternyata tengah hamil.

Sakura terkekeh kecil tanpa sadar. Ikut bahagia atas kehamilan sahabat cerewet nya itu. "Selamat yah, pig. Aku turut berduka atas malangnya nasib anak itu kelak karena terlahir dari wanita galak seperti mu."

Namun, wajah berseri itu tak tahan lama. Saat tiba-tiba wajah tampan Hyuuga Neji melintas dipikiran nya. Sakura gigit jari. Apa kabar dengan pemuda itu? Apa ia nanti akan marah padanya? Sumpah, Sakura tadi tidak bermaksud. Ia takut terlambat sampai harus bersiap-siap dirumah Ino dengan meminjam pakaian wanita itu.

Terlalu lama melamun, Sakura bahkan tidak sadar bahwa ia telah sampai di lokasi. Ia tersenyum kikuk saat beberapa orang mulai menyadari kehadiran nya dan menatap nya.

"Jidaaatt!"

Sakura menoleh ke sumber suara dan melihat sahabat pirang nya sedang melambai riang. Langsung saja gadis itu berlari kecil ke arah Ino dan yang lainnya berdiri.

"Sudah sampai dari tadi, pig?"

Memang tadi Sakura menolak untuk berangkat bersama dengan Sai dan Ino. Ia tidak ingin hadir diantara keduanya dan menjadi obat nyamuk.

Ino terkikik. "Sai-kun terlalu khawatir, jidat. Ia tidak membolehkan ku jalan kaki dan kami harus naik elang nya kesini." Ujar Ino dengan wajah berbinar-binar saat teringat dengan si pucat tercinta.

"Lalu bagaimana keadaan mu? Kau terlalu keras kepala! Kami sudah melarang mu untuk datang tadi!" Bentak Sakura kesal sekaligus khawatir melihat wajah pucat sahabatnya itu.

"Tak apa, jidat. Aku sudah merasa jauh lebih baik." Jawab Ino.

Hinata yang sedari tadi menyimak diantara mereka, mulai angkat bicara. Ia menatap risih pada pakaian Sakura yang terbilang minim untuk malam yang dingin ini. Dia khawatir kalau nanti gadis itu kedinginan.

"T-tidakkah bajumu terlalu pendek, Sakura-chan?" Sahutnya.

Dia sendiri sekarang tengah memakai gaun biru tua panjang lengannya. Begitupun dengan Ino yang memakai gaun ungu yang lebih panjang daripada punya Sakura.

Sakura meringis. Dia memeluk dirinya sendiri yang kedinginan. Memang sialan sahabat babi nya itu. Dia tidak punya stok gaun selain gaun yang ia pakai juga lingerie seksi nya.

Jadi Sakura tak punya pilihan lain. Ia terpaksa mengambil gaun Ino yang menurutnya agak lebih layak dipakai ketimbang yang lain.

"Tidak apa, Hinata. Lagian aku cuma sebentar disini." Jawab Sakura. Dia mengelus bahu nya sendiri yang berjengit kaget karena cuaca yang begitu dingin.

THE FIRST ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang