.....Hari ini adalah hari dimana Audrey bertemu dengan pangeran. Dimana tepat pada hari ini adalah perayaan ulang tahun dan debutante Allan Reid de Chester kakak Audrey yang juga merupakan teman dekat Pangeran Putra Mahkota.
Harusnya saat ini dia sudah bersiap-siap untuk pergi berpesta. Namun tentu dia tidak melakukan itu karena dia sama sekali tidak berniat menghadiri acara itu. Dia lebih memilih berdiam diri dan mengurung di kamar demi menghindari pertemuanya dengan sang pangeran.
Meski Audrey belum mengadakan pesta debutante nya dan belum bisa menghadiri acara-acara sosial dikalangan atas. Dia bisa saja menghadiri acara itu, karena anak yang belum debut pun bisa menghadiri acara sosial jika acara tersebut dilakukan dikediamannya.
Umumnya usia seorang bangsawan untuk melakukan debutante adalah 18 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk perempuan. Itu merupakan peratulan tak tertulis di kekaisaran, lalu mengapa pangeran bisa menghadiri acara-acara sosial meski usianya hanya terpaut dua tahun lebih tua dari Audrey.
Tentu karena dia adalah Pangeran Mahkota, seorang pangeran wajib melaksanakan pesta debutante nya kecuali Pangeran Mahkota. Karena nantinya Pangeran Mahkota akan memimpin kekaisaran ini, jadi seorang Pangeran Mahkota harus tau lingkaran sosial kelas atas sejak ia menginjak usia remaja. Jadi Pangeran Mahkota tidak perlu melakukan pesta debutantenya.
'Tok tok tok'
"Permisi my lady, saya datang membawakan gaun yang akan dipakai oleh my lady."
"Kembalilah marry, ambil saja gaun itu aku tidak akan datang ke acara itu." Ya Audrey memutuskan untuk tidak datang pada acara sialan itu. Demi menghindari pertemuan pertamanya dengan sang malaikat mautnya.
Sudah ia bilang bahwa dirinya ingin hidup sesuai keinginannya bukan? Dan di hidupnya kali ini ia memutuskan untuk tidak bertemu dengan pangeran mahkota sama sekali. Kalo bisa dia akan pergi jauh dari kekaisaran ini agar tidak pernah melihat batang hidungnya lagi.
Tapi sayangnya Audrey tidak bisa, ya setidaknya sampai dia lulus dari akademi. Dan harus menunggu sekitar 3 tahun lagi, yah apa boleh buat.
"Tapi hari ini adalah hari ulang tahun tuan muda my lady."
"Aku tidak peduli, aku tetap tidak akan pergi, sudahlah marry pergi dan bawa gaun itu kembali, dan buatkan aku coklat panas."
"Huh, baiklah my lady saya permisi terlebih dahulu." Marry mulai berjalan keluar dari kamar Audrey dengan bingung, bagaimana mungkin nonanya tiba-tiba tidak mau pergi ke pesta ulang tahun kakaknya. Ia sangat mengenal nonanya itu, nonanya tidak akan pernah melewatkan kesempatan untuk mendekati ayahnya maupun kakaknya. Dia yang sejak kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya tentu selalu mendambakan kasih sayng tersebut. Dengan cara menarik perhatian ayah dan kakaknya setiap hari.
Namun akhir-akhir ini Marry merasa bahwa nonanya selalu bertingkah aneh. Mulai dari nonanya yang hanya mengurung diri di kamarnya tanpa keluar sama sekali. Lalu makan malam yang biasanya menjadi waktu paling dinanti nonanya dulu, sekarang bahkan tidak pernah dihadiri sama sekali. Nonanya malah memilih untuk memakan makanannya di kamar pribadinya.
Semua berlangsung sejak nonanya bangun dari komanya 2 minggu lalu. Entah mengapa sikap nonanya sangat berubah setelah hari itu.
Lalu Marry keluar dari kamar sang majikan dan memilih pergi menuju dapur untuk membuatkan nonanya coklat panas.
.....
Sebentar lagi pesta ulangtahun kakaknya akan segera dimulai. Audrey melihat banyak kereta-kereta milik bangsawan yang berdatangan di balik jendela kamarnya. Ia menatap dengan datar ketika melihat kereta putih berlapis emas tiba di Mansionnya.
Bisa ditebak, tentu saja kereta itu adalah kereta putra mahkota. Dengan melihat lambang kerajaan yang terpasang dan betapa mewahnya kereta itu, tentu siapa lagi pemilik ya selain sang pangeran putra mahkota negri ini.
Audrey memutar bola matanya malas dengan berjalan menuju tempat tidurnya.
Sebenarnya ia sangat ingin ikut di pesta ulang tahun kakaknya. Bagaimanapun di dunia ini hanya kakaknya dan ayahnya lah satu-satunya keluarga yang ia punya.
Di kehidupan sebelumnya saat ia menjadi Audrey untuk pertama kali. Ia mendapatkan perlakuan yang dingin dan acuh tak acuh dari kakak dan ayahnya. Ia kira itu karena mereka memiliki dendam pada Audrey karena Audrey lah penyebab ibunya meninggal. Tapi ternyata ia salah.
Ia baru menyadari betapa mereka menyayanginya ketika ia di tangkap karena dugaan percobaan pembunuhan tunangan putra mahkota. Ketika itu ayah dan kakaknya memohon agar ia di bebaskan. Mereka rela menyerahkan semua harta benda dan bahkan gelar mereka sekalipun agar bisa membebaskan Audrey. Namun sia-sia karena Putra Mahkota bahkan tidak tergerak akan hal itu.
Dari situ ia menyimpulkan bahwa mereka menyayanginya. Hanya saja mereka tidak tahu cara menunjukkan rasa kasih sayang mereka, Sehingga mereka hanya bersikap dingin dan acuh tak acuh.
Dengan sifat mereka yang seperi itu, tentu saja Audrey selalu mengemis-ngemis perhatian mereka karena merasa tidak diperhatikan. Padahal tanpa disadari olehnya, mereka berdua selalu mengawasi dan memastikan Audrey baik-baik saja. Bahkan apapun yang Audrey inginkan selalu dikabulkan oleh mereka tanpa sepengatahuan Audrey.
Meskipun begitu, tidak apa kan kalo Audrey membalas mereka dengan tidak hadir di ulang tahun kakaknya. Toh dengan perbuatan mereka yang seolah membangun tembok besar dengan Audrey selama bertahun-tahun, itu tentu tidak setimpal kan?
.....
Pesta berlangsung sangat meriah namun entah mengapa sang pemilik pesta terlihat sangat gelisah. Meski tetap dengan ekspresi dinginnya tapi raut gelisah tak bisa terbendung di dalam matanya.
"Kau kenapa? Kenapa kau tampak gelisah seperti itu." Ucap sosok laki-laki yang dari tadi memperhatikan Allan.
Lelaki itu hanya diam tanpa menjawab pertanyaan tersebut.
"Sepertinya aku salah bertanya, padahal sudah terlihat jelas bahwa kau tidak terlihat baik."
"Diamlah Geffrey, aku sedang dalam suasana hati yang buruk."
"Hei bukankah itu terdengar tidak sopan untuk disampaikan kepada putra mahkota meski kau adalah sahabatku." Ucapnya dengan sedikit kekehan.
Ya benar orang ini adalah Geffrey de Hawthorne sang Pangeran Putra Mahkota di Kekaisaran Hawthorne. Dan orang yang harus di hindari oleh Audrey.
"Aku tidak peduli, diam kau."
"Baiklah-baiklah aku akan diam." Ujarnya tetap dengan nada mengejek. Sungguh dia sangat senang ketika menggoda temannya itu.
"Tapi sebelum itu, dimana adikmu? aku kan datang kesini untuk melihatnya."
Terkejut? Bagaimana bisa? Bukankah dia sangat membenci Audrey?
.....
Dah ah segini dulu, biar aku punya bahan buat chapter selanjutnya. Yang kepo kelanjutannya tungguin Updateannya yahh.
salam cinta dari Abin Cantik 😖💗
Lope youu all 💗🏃🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Riddle of Fate
خيال (فانتازيا)Berpindah jiwa? mengulang waktu? dua hal yang sangat tidak masuk akal dan tidak mungkin terjadi di dunia ini. Tapi, bagaimana jika seorang bisa berpindah jiwa dan mengulang waktu di raga yang sama? berpindah jiwa saja sudah tidak logis apalagi dita...