The heart was made to be broken

2K 338 40
                                    

Pagi-pagi sekali telepon rumah Hana berbunyi yang segera diangkat oleh Hana yang sedang melintas di ruang keluarga.

"Hallo," sapanya ke penelepon di seberang sana.

Suara familiar menyapanya. "Na? Hana, kan?"

"Hans??? Kenapa? Kamu nelpon pagi-pagi banget gini. Are you okay?" tanya Hana khawatir.

Suara di seberang sana terdengar excited. "I'm more than okay!" Lalu tak lama kemudian, seakan ingin mengatakan sebuah kejutan, Hans berkata dengan nada gembira. "Aku lolos, Na!!! Teknik sipil UI!! Okay, itu pilihan ke-dua, sih. Tapi, aku seneng banget!"

Mendengar hal itu Hana langsung memekik gembira sampai membuat Mitha yang masih tertidur di kamarnya terbangun dan marah-marah, namun Hana tak peduli. Dia terus saja berteriak-teriak menyanyikan lagu congratulations and celebrations... Walau yang dinyanyikan lagu sekarang malah menjauhkan corong telepon dari telinganya karena suara Hana yang memekakkan gendang telinganya.

"Selamat, Haaansss!! So proud! Iri, ih... Aku masih nunggu pengumuman poltek nanti. Wish me luck ya...."

Hans tertawa riang. "Pasti masuk, kok, Na. You are great enough! Pergi, yuk. Aku mau ajak makan buat ngerayain. On me, deh."

"Ke mana?" tanya Hana yang memang tak tahan mendengar kata gratisan.

"Aku mau jalan-jalan agak jauh, deh. Ke Gandy Steak mau gak?"

"Yang di Menteng itu?" Hana balik bertanya.

"Iya, aku mau ajak Bayu juga, tapi dia masih di Jogja, kan?"

Hana mengangguk walau Hans pasti tidak bisa melihatnya. "Iya, besok baru balik. Kamu udah ngabarin dia?"

"Belum. Selain keluargaku, kamu orang pertama yang tahu, Na. Nanti aku sms Bayu, deh, buat pamer," ucap Hans jumawa.

"Errrr, pacar gak dikasih tau duluan, Hans?" tegur Hana.

"Ummmm, ntar aja, deh. Aku juga belum tau dia lolos apa gak ke tempat incerannya."

Hana memutar bola matanya. Heran dengan kebiasaan Hans yang sering kali jauh lebih perhatian ke dia dan Bayu ketimbang ke pacarnya sendiri.

"Jadi pergi gak, Na? Berdua aja gapapa, kan?" tanya Hans memecah keheningan.

"Ntar pacar kamu marah lagi sama aku.... Gak ada kapoknya deh kamu diberantemin gara-gara aku doang."

Hans berdecak kesal. "Gak usah kamu pikirin. Itu biar jadi urusan aku aja. Sore aja aku jemput ya... Dinner not lunch. Nanti aku jemput jam 4. See ya, Na!"

Belum sempat Hana menjawab, panggilan telepon sudah diputus secara sepihak oleh Hans.

---------------

Jam 4 kurang 15 menit, Hans sudah sampai di depan rumah Hana membawa honda jazz merah terbarunya.

Hana yang sudah menunggu di teras segera meledeknya saat Hans baru turun dari mobil. "Hmmm...ngajak jalan buat pamer mobil baru."

Hans tertawa, mengacak rambut Hana. "Ya iya, dong!"

"Ku suka temenan sama yang sengak-sengak begini. Mayan buat nebeng gratisan," ledeknya lagi.

Hans mencubit pipi Hana gemas. "Tante mana? Aku mau pamitan dulu."

Hana mengajak Hans ke dalam yang dengan sopan menyapa seluruh anggota keluarganya, tak lupa juga mengusap-usap Cusco si kucing yang sering mendadak manja ke Hans setiap kali pria itu datang ke rumah Hana.

Setelah berbasa-basi selama 10 menit, akhirnya mereka berdua berangkat menuju Menteng. Di mobil mereka tak banyak mengobrol, hanya sibuk berkaraoke lagu-lagu yang mengalun di radio sambil sesekali bergoyang mengikuti irama lagu.

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang