Hans melihat Bayu yang terlihat duduk di kelas les bahasa inggris tingkat terakhir yang harus mereka jalani.
Hans mengambil tempat di sebelah Bayu yang masih kosong, melihat sekeliling, lalu bertanya. "Sodara lain ibuk-bapak loe ke mana? Gak keliatan tasnya."
"Si Oneng gak masuk hari ini," jawab Bayu sambil lalu, namun saat melihat ekspresi khawatir Hans, dia malah tertawa.
"Sehat, kok, dia... Masih kuat macem sapi bali buat kurban. Dia ada tugas kelompok, deadline-nya besok," jelas Bayu.
"Kok loe masuk? Emang gak satu kelompok?" cecar Hans.
"Ya bosen kali gue bareng dia mulu! Kayak kaga ada temen laen aja. Sekali-kali beda kelompok, lah! Gue juga butuh pemandangan baru. Males liat rambut awut-awutannya kalo lagi stres!" seru Bayu sewot.
Hans tertawa. "Sesusah itu tugasnya sampe bikin dia stres?"
"Gak, kalau tugas harusnya gak masalah. Cuma dia emang lagi stres gara-gara death note dari si Tristan."
Dahi Hans mengernyit tak senang. "Setelah enam bulan ngilang begitu aja, akhirnya dia ngehubungin Hana lagi? Maunya apa, sih? Emang dia gak sadar gimana kondisi Hana selama bulan-bulan ke belakang pas dia pergi?? Butuh waktu lama banget sampe akhirnya Hana bisa keliatan agak normal!"
Hans mendengkus marah. "Oh, iya .... Buat apa juga gue tanya dia sadar apa enggak. Wong, dia emang gak peduli sama Hana!" serunya marah.
"Woi... Woi... Kalem, Bang! Jangan malah ngamuk ke gue!" seru Bayu yang jujur saja, agak berjengit takut karena saking murkanya, Hans tampak siap menyembur lawan bicaranya secara harfiah.
"Ya gimana gue gak kesel dengernya!" Kali ini Hans sampai menggebrak meja juga demi menyalurkan amarahnya.
Bayu menepuk-nepuk pundak Hans. "Inhale...exhale... Kalo loe ngamuk lagi sampe gayanya kayak baru gue putusin, itu tas ntar mampir ke muka loe! Jangan bikin gue malu!!" ucap Bayu sambil menunjuk ransel Hans yang tampak berat.
Hans terlihat mencoba menguasai diri dengan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Hana juga gak berani cerita ke gue. Gue yakin dia takut gue bego-begoin," jelas Bayu setelah berhati-hati memastikan kalau sahabatnya sudah jauh lebih tenang.
"Ratna?" tebak Hans.
Bayu mengangguk. "Gue ngerasa rada aneh pas liat semingguan kemarin mata dia bengep lagi kayak orang abis nangis semaleman. Di kelas juga jadi lebih diem padahal loe tau, kan, dia cerewetnya macem burung jalak. Sama gue juga dia menghindar, ya udah, gue tanya Ratna aja.
Tadinya Ratna gak mau ngasih tau. Tapi lama-lama, kayaknya Ratna juga gak tahan denger Hana nangis melulu soalnya nyaris tiap malem dia nelpon dan curhat, akhirnya ya Ratna ngasih tau gue. Minta gue bantuin dia apa, kek... Yang penting Hana jangan sampe kayak orang depresi lagi."
"Emang si Berengsek ngirim apaan ke Hana?" tukas Hans gusar.
"Pendant bracelet lagi... Loe tau gelang itu, kan?"
Hans mengangguk. Sampai detik ini Hana memang selalu memakai Pandora bracelet pemberian Tristan yang setiap pendant-nya melambangkan kenangan manis mereka.
"Dia ngirim pendant sakura, surat, sama notes yang kalau kata Ratna mirip diary gitu, deh. Gue juga gak dikasih tau detailnya sama Ratna. Secara garis besar, sih, kayaknya Tristan nulisin semua kenangan dia soal Hana di notes itu. Pertama mereka ketemu, temenan, pacaran, dan notes-nya kalau menurut Ratna lagi ya .... Itu rapiiiiii banget. Macem mengabadikan orang gak berupa foto, tapi malah berupa tulisan.
Ya gimana si Oneng jadi kaga kepikiran mulu coba???" seru Bayu berapi-api.
Hans kembali menarik napas dalam setelah mendengar penjelasan Bayu. Bingung harus berkomentar apa.
"Coba loe bikin diary juga... Kali aja bisa ngalihin perhatian Hana. Eh, tapi gak usah, deh. Tulisan tangan loe walau kaga separah Hana, ya tetep aja bakal kalah dari tulisannya Tristan. Tulisan tangan Tristan, kan, udah kayak times new roman."
Kesal, Hans menabok kepala Bayu kencang. "Gue gak perlu nulisin apa pun soal Hana," ucap Hans tiba-tiba. "Soalnya gue inget semua detilnya dan gue rasa, gak gue tulis pun gue gak akan bisa lupa begitu aja."
Bayi tertawa. "Sakit!!" ledeknya.
"Diem, Jingan!!" maki Hans.
Bayu kembali tertawa. Lalu tiba-tiba raut wajahnya berubah serius. "Bentar lagi loe juga libur semester, kan? Ada rencana liburan ke mana?"
Hans mengangkat bahu. "Belom tau... Kalau liburan keluarga ya harus nunggu Dede libur dulu."
"Jalan-jalan bareng mau gak? Bareng si Hana," ajak Bayu.
Hans mencondongkan tubuhnya, tampak sepenuhnya tertarik. "Ke mana?"
"Guci."
Kening Hans berkerut bingung. "Loe mau ngajak Hana ke Sogo? Mau beliin dia dompet emangnya?"
Mendengar ucapan Hans membuat Bayu berdecak kesal. "Bukan beli dompet Gucci, Guobloggg!! Tapi, ke Tegal!!
"Ya ngomong yang rada jelas kan bisa, Setan! Hans, yok ke Guci-Tegal!!" seru Hans tak mau kalah.
Jika saja kelas tidak ramai, mungkin saat ini mereka berdua sudah jambak-jambakan karena emosi.
"Naek apaan?" tanya Hans lagi.
"Mobil loe, lah!"
Hans mendelik menyeramkan. "Bisa patah mobil gue. Loe gila kali bawa Honda Jazz ke sono! Udah tau mobil gue pendek!"
"Land cruiser bokap loe bisa dipinjem, gak?" tanya Bayu tanpa rasa bersalah.
Berpikir sejenak, Hans bergumam. "Bisa kayaknya. Emang Hana bakal dibolehin ikut pergi jauh gitu?"
Bayu menyeringai, menepuk dadanya sendiri. "Kalo perginya sama gue, pasti langsung diizinin."
"Masa, sih?" tanya Hans sangsi.
"Taruhan ayok! Kalo gak percaya," tantang Bayu.
"Taruhan apa?"
"Sepanjang perjalanan, loe yang nyetir kalau ternyata Hana bisa gue angkut," jawab Bayu.
"Bunuh aja gue sekalian, Bay! Gak tau diri banget, loe!" maki Hans kesal.
Bayu tertawa, tak menanggapi Hans lagi karena guru mereka sudah masuk ke kelas, namun, dia menyempatkan diri untuk mendesis mengingatkan. "Pokoknya loe yang nyetir! Deal, ya!"
---------------
Sebuah pesan muncul di ponsel Hana.
Hans Supir
Na, udah kelar tugasnya?Hana Kembang
Bentar lagi kayaknya. Aku masih di kosan temen. Tapi, ntar diboncengin pulang, kok. Kenapa, Hans?Hans Supir
Aku baru balik ke rumah. Tadi aku titip silverqueen 2 sama ice cream neopolitan sekotak ke Bayu buat kamu. Jadi kalau pas kamu ngecek ke kulkas coklatnya cuma nyampe 1, ya silakan ngamuk ke Bayu.Hana Kembang
Hans baik buangettttt!!! Makasihhhhh!!! Sejuta kiss-kiss buat Hans!!Hans Supir
Ogah! Kiss kiss-nya bohongan soalnya.Hana Kembang
Ya kali ngasih sejuta kiss beneran. Jontor, ntar! Gak dulu, deh.Hans Supir
HaHaHa... udah, ntar makan aja semuanya. Gak usah bagi-bagi juga gapapa. Cheer up ya, Na.Hana Kembang
Mo nangis!!! (TT) Thank you, Hans. Sayang, dehhhh....Hans Supir
I know... Me too. Good night, Na. Text me kalau udah sampe rumah ya.Hana Kembang
Will do. :-*----------------
Ketika gabut kerena kecapean tapi gak bisa tidur, jadilah part ini.
Minal aidin buat semua ya.... ❤️❤️❤️
Luv,
NengUtie
KAMU SEDANG MEMBACA
Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)
Romancethis is a story about Hans and Hana in another universe.