CH-8

11 1 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.30, tapi Cleon juga belum pulang. Entah kemana Cleon pergi. Cleora yang menunggu Cleon pulang dari jam setengah sembilan sampai sekarang merasa bosan. Dia sudah menghabiskan dua toples cemilan, tapi Cleon juga belum pulang.

Cleora juga bingung, kenapa Arga tidak jadi menjemput dirinya. Padahal Cleora sudah mengirim pesan ke Arga untuk menjemput dirinya jam delapan di dekat supermarket, tapi Arga juga tidak datang.

'ceklek'

Suara pintu yang dibuka dari luar membuat Cleora takut. Saat ini keadaan rumah memang gelap karena Cleora yang mematikan seluruh lampu di ruang keluarga. Cleora diam beberapa saat sebelum lampu ruangan tersebut di hidupkan oleh orang yang barusan masuk.

"Loh Leon! Kakak kira tadi siapa," Cleora menghela nafas lega ketika mengetahui bahwa Cleon lah yang masuk ke rumah.

Cleon terkejut mendapati Kakaknya berada di ruang keluarga, ia pikir Kakaknya sudah tidur. "Kakak ngapain disini? Kok belum tidur?"

"Kakak nungguin kamu pulang. Kamu darimana sih Yon? Dari jam setengah sembilan kakak nunggu kamu," tanya Cleora bingung.

Cleon berusaha menghindari kontak mata dengan Kakaknya. "Hmmm, ta...di tadi Leon habis dari rumah teman, aaaaa iya dari rumah teman."

"Kamu ga boong kan?" Tanya Cleora, Cleora mendekat ke arah Cleon untuk memastikan bahwa Cleon tidak bohong. "Kamu bau amis! Kamu habis ngapain? Itu di baju kamu kok ada darah?" Cleora menatap Cleon penuh curiga.

"Ta....di tadi tuh Leon bantuin orang kecelakaan kak, makanya baju Leon ada darahnya." Jelas Cleon masih dengan menghindar dari tatapan Cleora

Cleora masih tidak percaya dengan penjelasan Cleon. "Kamu ga boong?"

"Nggak kak," Cleon menggeleng agar Cleora percaya. "Terus kakak gimana? Gajadi keluar sama cowo tadi?" Tanya Cleon berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

Cleora merubah raut wajahnya menjadi sebal, dia sebal jika mengingat Arga yang tidak datang menjemputnya. "Tau ah, kakak kesel." Ujarnya berlalu menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

"Lah dia kenapa?" Cleon mengernyitkan dahi bingung melihat Cleora yang pergi begitu saja setelah dia tanya tentang cowo itu.

....................

"Good morning Yah, Bund." Sapa Cleora saat sudah sampai diruang makan yang sudah di isi Addar dan Bianca.

Cleora menarik kursi makan lalu mengambil roti yang sudah di siapkan oleh Bianca. Cleora mengalihkan perhatian saat Cleon duduk di sampingnya.

"Tumben Leon turunnya lama," tanya Cleora masih dengan mengunyah rotinya.

"Malas turun tadi," jawab Cleon tanpa melihat lawan bicaranya.

"Kalian pergi sendiri atau Ayah antar?" Tanya Addar yang sudah selesai dengan sarapannya.

Cleora menatap Cleon meminta jawaban, tapi Cleon hanya mengedikkan bahu acuh. "Kami pergi sendiri aja deh Yah, kasian Ayah nanti harus putar balik kalo ngantar kami."

Addar menganggukkan kepala mengeri. "Yaudah! Kalo gitu ayah pergi duluan," ucap nya sambil mencium kening Bianca. "Kalian berdua hati hati dijalan!" Pesan Addar yang dibalas anggukan mengerti dari Cleora dan Cleon.

Cleora dan Cleon sudah selesai dengan sarapannya. Mereka berdua berpamitan ke Bianca. "Bun, kami berangkat ya."

"Hati hati! Belajar yang benar yaa."

🎃🎃🎃🎃🎃

Cleora bingung melihat sekolah yang masih sepi dijam segini, ini sudah jam 07.15 tapi sekolah masih sepi?

"Ini sekolah nya kok masih sepi?" Tanya Cleora ntah kepada siapa.

Cleon menatap Cleora sejenak lalu kembali menatap ke sekolah yang sepi. "Bukan sepi. Coba kakak liat kelantai tiga!"

Cleora melihat ke lantai tiga. Seperti yang Cleon bilang, dilantai tiga memang banyak orang. "Pantes aja sunyi, rupanya semua pada di lantai tiga." Gumamnya

"Tapi mereka ngapain di lantai tiga?" Cleora menatap Cleon untuk meminta jawaban.

"Ntah!" Balas Cleon acuh

Karena rasa penasaran Cleora yang sangat tinggi, Cleora pergi ke lantai tiga yang di ikuti Cleon dari belakang.

Cleora menyesal telah datang ke lantai tiga yang penuh dengan ratusan manusia. Dia merasa sesak karena jumlah manusia yang banyak.

"Ini kenapa rame banget sih,”

"Kalo Kakak penasaran langsung liat aja ke kerumunan itu Kak," saran Cleon dengan muka datar.

Cleora melirik Cleon sekilas sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan ke tempat yang membuat lantai tiga ramai.

Cleora mengernyitkan dahi bingung melihat ada polisi dan garis polisi. Ada apa sebenarnya ini? Kenapa ada polisi di Sekolahnya?

"Bau amis?" Tanya Cleora menatap kerumunan yang di penuhi dengan murid dan juga ada beberapa polisi. Cleora melihat Rami diantara banyak nya orang di kerumunan tersebut.

Cleora menghampiri Rami masih dengan mata melirik sekeliling, sedangkan Cleon tetap mengikuti kemana langkah kakak nya pergi.

"Rami!" Panggil Cleora.

Rami menatap Cleora yang berada di samping nya dengan tatapan agak terkejut, sebab Cleora tiba tiba saja muncul.

"Anjir lo Ra, ngagetin aja kerjaan lo!" Decak Rami agak kesal.

Sedangkan Cleora yang menjadi biang keroknya hanya terkekeh geli. "Mi, ini kenapa rame? Terus kok ada polisi?" Tanya Cleora.

Rami menatap Cleora sekilas sebelum akhirnya menatap ke arah depan di mana terdapat garis polisi. "Ada pembunuhan lagi Ra," ujar Rami membuat Cleora terkejut.

"Pembunuhan? Korbannya bukan anak sekolah kita kan Mi?" Tanya Cleora masih dengan raut terkejut nya.

Rami menggeleng pelan lalu menatap Cleora. "Enggak Ra, kali ini korban nya anak sekolah kita."

"Rami lo ga bohong kan?" Tanya Cleora berharap apa yang di katakan Rami tadi adalah sebuah kebohongan, tapi harapan Cleora pupus saat Rami menggelengkan kepalanya.

"Kali ini siapa korban nya?"

"Lo tau Arga? Anak kelas 12, dia korban nya." Jawab Rami.

"Arga?" Cleora tidak bisa berkata lagi. Dia tau Arga bahkan sangat tau. Arga si cowo tampan yang kemarin mengajak diri nya jalan.

Cleon memegang pundak kakak nya untuk menyalurkan kekuatan. Ia tau, saat ini kakak nya sedang shock mendengar fakta tersebut.

Cleora menoleh ke belakang di mana Cleon berada. Tanpa dapat di cegah air mata Cleora jatuh tanpa sebab. Pelukan hangat yang di berikan Cleon membuat tangisan Cleora tidak terlalu terdengar. Cleora takut dia sangat takut, kenapa setiap cowo yang mendekati nya berakhir seperti ini? Apa dia pembawa sial?

Sedangkan Rami? Dia bingung melihat Cleora menangis di dalam pelukan Cleon selaku kembaran nya Cleora. Apa Cleora kenal sama Arga? Batin Rami bertanya tanya.

.....

See you:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan Percaya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang